"Tapi ngomong-ngomong, kapan dia akan muncul??" Staz bertanya-tanya. "Ini sudah sekitar setengah jam semenjak ia masuk ke sana. Apa yang sebenarnya ibumu inginkan dari dia!??" ucapnya.
"Sudah kubilang kan, jangan terlalu mengkhawatirkannya begitu!!"
"Bukankah dia itu cuma orang asing baginya!??"
Tepat setelahnya tiba-tiba saja pintu terbuka. "Anu... kami bisa mendengar semua yang kalian bicarakan dari dalam sini. Juga, kalian semua boleh masuk kok.." ucap Fuyumi.
Tanpa ragu mereka bertigapun masuk. "Huh, serius, anak-anak, aku hanya ingin bicara dengan Fuyumi.." ucap ibu Beru, seorang wanita seksi yang ukuran dadanya sedikit di atas Fuyumi.
"Anak-anak..." dalam hati Neru tak terima.
"Ini semua salah dia.." ucap Beru dalam hati.
"Ini adalah pertam kalinya kita bertemu, nyonya." ucap Staz dengan wajah dan mimik yang kaku. "Namaku Staz, vampir, senang bertemu dengan anda. Terimakasih karena selama ini telah menjaga kakakku. Tolong berikan padaku anak gadismu untuk kunikahi."
"Diam kau bodoh!!" teriak Beru. "Jangan menghafal begitu seperti ada suara yang sudah direkam di mulutmu!!" bentaknya.
"A-apa kau ingin menjadi robot atau semacamnya?? Dan apa-apaan kalimat yang terakhir itu!??" ucap Neru.
"Tu-tunggu sebentar, teman-teman..." ucap Fuyumi.
"Anak-anak, kalian... Ahahahahaha!!!" tiba-tiba ibu Beru tertawa terbahak-bahak. "Padahal aku penasaran dengan apa yang ingin kau lakukan. Apa kau menghafal kata-kata itu di luar?? Aha, lucu sekali.. Kau Staz, kan, kurasa Braz sempat menyebutkan namamu.." ucapnya.
"Kau ingin... menghidupkan kembali Fuyumi, bukan??" ibu Beru mulai serius. "Braz ingin aku menolongnya untuk masalah pembangkitan itu. Tapi, aku menolaknya. Kau tak bisa melakukannya. Fuyumi itu milikku, tahu.." ucapnya.
"Aku tak akan membiarkanmu menghidupkannya kembali tanpa izin dariku. Kalau kau memang ingin meminum darah segar, aku tak akan keberatan kalau kau meminum darahku, Staz-kun.."
Ibu Beru menempelkan dadanya di tubuh Staz. "Ayo, jangan sungkan-sungkan.." ucapnya.
Staz hanya bisa menelan ludah. "Perasaan... apa ini? Ini seperti.. waktu itu.." pikirnya. "Ayolah, sama saja, kan??" ucap ibu Beru lagi sambil terus menggoda Staz.
"H-hei, ma!!" teriak Beru. "Baik-baik, jangan cemburu begitu hanya karena kau tak punya daya tarik seperti mama.." ucap ibu Beru. "Bu-bukan begitu!!" bentak anaknya. "Ma, tolong jangan melakukan hal seperti itu di depan kami.." ucap Neru, adik Beru.
"Ne-Neru benar, jangan melakukan hal seperti itu.." ucap Fuyumi.
"Serius... siapa wanita ini sebenarnya??" dalam hati Staz masih terus bertanya-tanya.
"Ngomong-ngomong, apa kalian pernah mendengar tentang Doppelgangers??" ibu Beru tiba-tiba saja membahas itu. "Di dunia ini, terdapat orang yang penampakannya dangat mirip dengan kalian. Kalau kalian bertemu dengannya, maka kalian akan mati. Tapi kenyatannya, sebenarnya kau tak akan mati."
"Ah, ketemu, kemarilah.." ibu Beru mengambil suatu album foto dari raknya dan kemudian memperlihatkan itu pada mereka. "Aku punya sesuatu hal menarik yang ingin kutunjukkan pada kalian." ucapnya. Lalu, iapun menunjukkan sebuah foto, foto ia dulu saat bersama dengan Beru kecil.
"Ini adalah foto saat Beru masih berusia sekitar dua atau tiga tahun.." jelas ibunya. "Tu-tunggu!! Apa-apaan ini!!??" protes Beru. Sementara, Neru dan Staz tampak baru pertama kali melihatnya. "Manisnya..." ucap Fuyumi.
"Tidak berubah sama sekali.." ucap Staz.
"Ini bukan urusanmu!!" bentak Beru.
"Tidak... yang kau maksud itu aku, kan.." ucap ibu Beru.
"Ya, kelihatannya memang ada yang berubah, tapi sejak itu kau tak tampak menua sama sekali." ucap Staz.
"Yah, sejak saat itu aku memang terus terlihat seperti ini.." ucap ibu Beru. "Jadi mama ingin menggunakan aku sebagai perbandingan, ya??" Beru semakin kesal. "Lalu apa?? Apa mama mau bilang kalau mama akan awet muda selamanya?? Begitu??"
"Ini..." Fuyumi menyadari sesuatu saat melihat foto-foto lainnya. "Toko... toko yang ada di foto ini, aku mengenalinya.." ucap Fuyumi.
"Ini adalah toko Teppanyaki.." ucap ibu Beru. "Aku sering mampir ke sana." jelasnya. "Eh??" Fuyumi kaget.
"Itu karena saat itu aku sangat menyukai Teppanyaki. Jadi, aku sering pergi dari duna iblis ke dunia manusia hanya untuk memakan Teppanyaki." ibu Beru pun mulai bercerita. Saat itu, seperti biasa ibu Beru dan Beru yang saat itu masih berusia dua atau tiga tahun pergi ke Toko Teppanyaki. Sampai kemudian secara mengejutkan, mereka saling bertemu.
Beru dan ibunya, bertemu dengan Fuyumi dan ibunya. Dan, mereka begitu mirip. Hanya saja, warna rambut ibu Beru dan ibu Fuyumi berbeda.
"Itu adalah... pertama kalinya kita bertemu." jelas ibu Beru. Beru dan Fuyumi semakin kaget saja, termasuk juga Neru dan Staz. Beru dan Fuyumi sama-sama menunjuk diri mereka sendiri, seolah ingin berkata, "Kami?? serius??"
"Satu Doppelgänger berada di dunia manusia, sementara satunya lagi berada di dunia iblis. Saat mereka berdua bertemu, mereka tak akan menjadi dua orang yang berbeda lagi. Mereka akan menyatu menjadi satu orang. Pikiran dari dunia manusia dan dunia iblis menyatu, serta aku menjadi ibu dari anak di dunia manusia dan dunia iblis di waktu yang bersamaan."
"Beru... Fuyumi..." saat itu ibu mereka berdua menyatu.
Selanjutnya : Blood Lad Chapter 27 bagian 3
0 komentar:
Posting Komentar