Daimatou Enbu masih terus berlanjut. Sabertooth memimpin dengan 55 poin, disusul oleh Fairy Tail dengan 51 poin, kemudian Lamia Scale dengan 50 poin. Anggota Sabertooth yang tersisa hanyalah Minerva dan Sting, sementara Lamia hanya tersisa Chelia, Lyon, dan Jura. Untuk Fairy Tail, kelima anggota mereka bertahan.
Laxus membalas pukulan Jura. Para penonton kaget, master Lamia kaget, juga orang-orang dari Fairy Tail. "Maju, Laxus!!!" dukung teman-temannya dari Fairy Tail. Namun tentu saja, Jura tak semudah itu untuk dijatuhkan. Ia bahkan membalas dengan serangan batunya. Tanah tempat Laxus berpijak tiba-tiba saja naik, membuat keseimbangannya terganggu.
Untungnya, Laxus mampu mengendalikan diri dan balas menyerang dengan serangan tombak listrik. "Talus!!" Jura menahannya dengan prisai tanah. Laxus melesat dengan kecepatan kilat, dan mendobrak pertanahan itu.
Batu prisai Jura berhasil dihancurkan, namun ia masih bisa menahan pukulan Laxus dengan tangannya. Jura bahkan kembali menyerang, tanah-tanah di bawah Laxus kembali naik dengan cepat menjadikannya sebagai senjata penghantam yang kuat. Tapi dengan kecepatan kilatnya, Laxus mampu menghindari semuanya.
Masih dengan tubuh berselimutkan petir, Laxus melesat ke arah Jura, dan bersiap untuk kembali menyerangnya. Tapi kali ini, Jura mendahuluinya. Pukulan salah seorang penyihir suci itu berhasil mengenai Laxus. Namun, tak lama kemudian Laxus membalasnya. Begitu seterusnya, mereka saling tendang dan pukul.
"W-wow!!" ucap kagum para penonton, terutama kepada Laxus. "Di-dia terus bertarung melawan Jura. Di-dia yang sudah mengalahkan Raven Tail sendirian!!"
"Laxus ..." bahkan Makalov sendiri kaget melihatnya. "Kau tak menyangka kalau dia bisa menjadi sekuat ini, kan? Aku bisa melihatnya dari wajahmu." ucap Mavis. "Mereka semua terus tumbuh, generasi muda yang akan meneruskan era ini ..."
"Haaaahhh!!!!" Laxus menyerang dengan pukulan yang agaknya jauh lebih kuat dari sambaran petir biasa. Jura tak mampu menghindarinya, namun luka yang didapatnya tak terlalu berarti. "Yah, aku benar-benar kaget dengan kekuatanmu." ucap Jura.
"Haah, haah ..." Laxus mengambil nafas. Meski masih memiliki banyak tenaga, kondisi Jura juga tampak tak jauh beda dari Laxus. "Ini adalah pertama kalinya setahun ini aku merasa bergairah seperti ini. Kau memang monster seperti yang orang-orang katakan." ucap Jura.
"Huh, apa yang akan dia katakan di saat seperti ini? Natsu ... Ya, aku mulai membara!!" Laxus meniru kata-kata Natsu tiap kali bersemangat.
"Ayo, bertarunglah sampai salah satu di antara kita kalah!!" ucap Jura.
Tak hanya mereka, pertarungan di tempat lain juga masih berlanjut. Natsu dkk melawan pasukan kerajaan, termasuk kelompok eksekutor mereka, dan Erza masih berjuang dengan tubuh penuh luka melawan Minerva. "Ukhh ..."
"Kau tak akan bisa berdiri dengan kaki seperti itu." ucap Minerva, dan memang kaki kanan Erza penuh dengan luka, penuh darah. Tapi meski begitu, ia masih berjuang. "Aku harus terus berjuang. Selama aku bertarung, aku tak boleh kalah. Aku siap untuk kembali berdiri berapa kali lagipun. Seperti yang sudah katakan padamu, kau telah membuat marah guild yang tak seharusnya kau buat marah."
"Marah itu buruk untuk penampilanmu, lho." ucap Minerva.
Erza tak punya waktu untuk bercanda lagi, ia sudah berdiri dan masih marah. "Berani-beraninya kau menyakiti Lucy, teman setimku, Kagura, Milliana ... aku marah." ucap Erza.
"Apa kau pikir itu cukup untuk menakutiku?" Milliana menggerakan jarinya, kemudian menciptakan dua ledakan yang mementalkan Erza. "Dengan sihirku, aku bisa membuat ledakkan dimanapun yang bisa kau lihat." jelas Milliana.
"Sebuah ledakkan ..."
"Tak hanya bisa merubah ruang di sekitarnya ..."
"Dia juga bisa merubah bentuknya?"
"Daerah kekuasaan, kemudian sihir terkuat untuk guild terkuat."
"Aku bisa melihatnya!!" Erza bergerak, menembus kepulan asap bekas ledakkan tadi dan langsung menebas dengan dua pedang di tangannya. Minerva kaget dan tak bisa menghindarinya, "Apa!?" tubuhnya terluka. "Kurang ajar!!" Minerva kembali mencoba untuk menyerang.
"Kemarahanku ... adalah kemarahan guildku!! Second Origin, release!!" Erza mengaktifkan armor yang belum pernah ia tunjukkan sebelumnya. "Second Origin!? Apa selama ini ia menyembunyikannya!!?" ucap kaget Jet dan Droy. "Majulah, anak muda, seperti angin di arena itu." ucap Mavis.
"Armor Nakagami!!"
Di sisi Gray dan Juvia, mereka terdesak. Lyon dan Chelia ternyata tak semudah itu untuk dikalahkan. "Maafkan aku, Juvia." ucap Lyon. "Ayo beri mereka serangan akhir, Lyon!" ucap Chelia.
"Juvia ..." Gray memegang tangan Juvia. "Kelemahan mereka adalah pada kerja samanya. Kita bisa bekerja sama lebih baik dari mereka." "Gray-sama ..." "Ayo gunakan sihir penuh kita!" "Ya!!"
"Darah kalian yang membara, keringat, dan air mata, semua itu secantik parasol." ucap Mavis. Ia menutup mata dan menghayati pertarungan yang sedang penerusnya lakukan. "Jangan menunjukkan rasa takut, anak muda."
Kembali ke Laxus, ia menyerang, "Tehnik rahasia pembasmi naga, semburan petir!!!"
"Kalau kalian terus maju, kalian akan menemukan jalan."
Jura tak mampu bertahan lagi setelah mendapat serangan terakhir dari Laxus. "Kau ... mengalahkanku."
"La-Laxus menang!! Dia mengalahkan salah satu dari penyihir suci!! Situasinya tiba-tiba berubah!!!" Fairy Tail kembali memimpin. Karena ternyata, Jura adalah ketua mereka, jadi Fairy Tail mendapat lima poin. Dengan ini, poin mereka menjadi 56, satu angka di atas Sabertooth.
Bersambung ke Fairy Tail Chapter 322
0 komentar:
Posting Komentar