"Apa-apaan ini???"
"Oh, itu gedung olah raga, kan??"
"Benar.. ini adalah gedung olah raga Municipal, jaraknya lima menit dari Saint Ishiyama. Di sinilah, Rokkisei melakukan latihan rahasia mereka. Lihatlah.."
Dalam rekaman tampak pertandingan latihan antara tim Rokkisei melawan tim tertentu. "Lawan mereka adalah tim dari universitas, dan meski begitu mereka bukanlah lawan mereka!! Jadi, bagaimana menurut kalian??"
"Beri kami istirahat, mereka bukan orang-orang amatir ternyata.." ucap Kanzaki.
"Apa kau melihat yang tadi itu? dadanya..."
"Kau lihat kemana??"
"Jugling mereka seperti orang gila.."
"Bukan itu intinya, kita sedang dalam masalah.."
"Bodoh, bagaimanapun caranya yang penting kita menang, kan??" ucap Himekawa.
"Memangnya apa kau punya rencana??" tanya Natsume.
"Ada banyak jalan kan, misalnya menaruh racun tikus di makanan mereka, atau dengan menculik mereka..."
"Apa kau puas menang dengan cara seperti itu??"
"Tentu saja!!! sangat puas.." ucap Himekawa.
"?????" tiba-tiba saja telinga tajam Himekawa merasakan sesuatu. "Hei, tunggu sebentar!! Coba ulangi adegan tadi dan keraskan volumenya!!"
"Hmm?? Baiklah..." rekaman video tadi pun diulang dengan volume yang diperkeras. "Memangnya ada apa??" Natsume tak mengerti. "Jangan berisik.." ucap Himekawa.
"Apa-apaan lelaki yang gaya rambutnya tahun 50an itu??? Masih zaman ya hal menjijikan itu di zaman sekarang ini!??" terdengar suara orang-orang Rokkiesei sambil bermain voli.
"Serius, pantatnya cuma setengah, kudengar dia mau memberi kita racun tikus.."
"Pegecut sekali ya, menyedihkan..."
"Aku bertaruh mereka pasti tak berlatih sama sekali..."
"Di saja juga ada si Kanzaki yang bodoh itu!!
Tapi sayang aku lupa wajahnya.."
"Be-begitu ya!???" Kanzaki dan yang lain mulai kesal.
"Kalian benar!! Dan Toujou juga baunya seperti tikus!!"
"Dan si Oga dan bayinya itu baunya seperti kotoran!!!"
"Ini... payah sekali dubbingnya.." pikir Furuichi. Dialah satu-satunya yang menyadari kalau itu semua hanyalah video yang diisi pengisi suara agar Oga dan yang lainnya emosi.
"Jadi menurut mereka begitu ya..." dan Oga bersama yang lainnya pun benar-benar tertipu. "Mereka kena.." pikir Furuichi.
Dan itulah yang telah terjadi. Dan saat ini, mereka semua bersemangat untuk berlatih. "Fufufu, orang-orang itu benar-benar lucu.." ucap Himekawa sambil menatap bola di tangannya. "Aku akan menjadikan mereka sebagai sandbak pribadiku..."
"Hei hei, cepat servis bolanya.." ucap Natsume.
"Yah, apapaun itu, bagus lah kalau semuanya mau berlatih.." ucap Nene. "Ya.." sahut Aoi.
"Yang masih membuatku bingung adalah... kenapa aku selalu jadi yang menerima bolanya!??" teriak Kanzaki. "Oga!! Tukar posisi denganku!! Jangan cuma kau yang menghantam bolanya!!"
"Tidak mau.." ucap Oga.
"Da.." ucap si bayi juga.
"Diam kau bayi!!!"
"Dia ada benarnya juga. Kita harus menentukan posisi masing-masing sesuai dengan kemampuan terbaiknya.." ucap Furuichi sambil membaca buku panduan berjudul, "Monyet pun Bisa Main Voli"
"Ini, coba lihat ini... ada posisi yang cocok untuk yang bagus dalam menerima bola.."
"Huh, apa itu??"
"Posisi Libero, kan??" ucap Himekawa. "Terdapat beberapa batasan, tapi dia mampu bertukar dengan siapapun di baris belakang, dan spesialis dalam pertahanan. Pakaiannya berbeda dengan anggota lainnya dalam tim, semacam anggota yang paling hebat dalam tim.." jelasnya.
"Pemimpin..."
"Tim??" Oga dan Kanzaki tertarik.
"Apa artinya dia itu kaptennya??"
"Kalau begitu aku mau.." ucap Oga.
"Tidak, aku.." ucap Kanzaki.
"Kita tak bisa memutuskannya begitu saja.." ucap Furuchi.
"Akulah yang akan melakukannya.." ucap Aoi.
"Aku akan menjadi Libero. Aku bertaruh kalian bahkan tak paham dengan posisi yang kalian inginkan itu.."
"Kunieda, kurasa kau tak cocok dengan itu.."
"Apa kau begitu ingin jadi kapten??"
"Seriuslah sedikit, bodoh.." ucap Aoi.
"Akulah yang akan memilihnya!!" Hilda melempar bola voli ke kepala Furuichi hingga ia terpental dan pingsan. "Karena aku sudah terlibat, maka aku ingin melihatnya sampai selesai.." ucap Hilda.
"Se-servis aneh macam apa itu tadi!??"
"Bola Volinya hampir meledak!!!"
"Orang yang bisa menahan servisku akan menjadi Libero, bagaimana??"
"Tak masalah..." Aoi siap.
"Nee-san!??"
"Ayo lakukan.." Aoi telah memasang kuda-kuda dan siap sepenuh hati untuk menahan servis keras milik Hilda.
Bersambung ke Beelzebub Chapter 64
0 komentar:
Posting Komentar