"Hmm?? kurasa ini akan baik-baik saja. Tak ada banyak orang yang mengetahuinya, dan kita memiliki jumlah yag pas."
"Bukan itu yang aku bicarakan!!" ucap Miki. "Ini sangat jauh dari apa yang kupikirkan!! Dan lagi, pemenangnya tak akan puas dengan hasil pertandingan seperti ini!!"
"Lalu apa kau ingin berkelahi lagi?? Aku tak akan melindungimu kali ini." ucap Izuma. "Ta-tapi, tetap saja, ini terlalu..." Miki masih tampak tak terima. "Tenang saja, tak ada yang perlu dikhawatirkan." ucap Izuma.
Kemudian, lelaki berkacamata itu berbisik pada Miki. "Aku sudah mempersiapkan tempat rahasia yang sempurna untukmu menyelesaikan pertarunganmu. Aku tak mengatakan hal ini pada guru.."
"A-apa kau serius???"
"Yaah, ini pasti akan menyenangkan.."
Sepulang sekolah, di ruang olah raga sekolah, sudah tampak Aoi dengan gaya pelatih membawa satu keranjang penuh bola voli. "Baik, semuanya harap berkumpul!!" teriaknya.
"Dah!!"
"Oke!!"
Di depannya sudah tampak Furuichi dan bayi beel. Itu saja, hanya mereka berdua. "A-apa ini sudah semuanya??" Aoi kaget. "Oga sedang tertidur di sana.." salah seorang rekan Aoi menunjuk Oga yang tertidur di belakang.
"Bangun!!" Yuka melempar bola voli ke wajah Oga.
"Huh, apa yang harus kita lakukan sekarang?? Kalau begini tak ada gunanya kita berlatih.." ucap Aoi. "Setelah mendapat banyak masalahselama berjam-jam untuk bisa memakai ruang olah raga ini, yang datang hanya... siapa saja yang tidak datang?"
"Kanzaki, Himekawa, Toujou, dan Natsume.."
"Apa mereka tak masalah jika dikeluarkan??"
Kemudian, Yuka, salah satu rekan Aoi datang dengan ide yang brilian. "Nee-san!! karena sudah seperti ini, ayo manfaatkan tubuh kita!!" ucapnya.
"Me-memanfaatkan tubuh kita??" Aoi tak mengerti.
"Benar. Katakan saja pada mereka kalau mau berlatih dan menang, kita aka menunjukkan dada kita pada mereka. Mereka pasti akan rajin datang kmari."
"Ap.." wajah Aoi memerah.
"Ke-kenapa juga Nee-san sampai harus melakukan hal sedrastis itu hanya untuk orang-orang sialan itu, hah!??" Nene mencekik leher Yuka dari belakang. "I-itu, aku hanya memberitahu yang kulihat di TV.." ucap Yuka.
"Kelihatannya kalian semua sedang dalam masalah.." ucap Hilda santai. Sejak tadi, ia berdiri tak jauh dari mereka dan hanya menonton. "Diam kau melon!!" bentak Yuka sambil menunjuk dada Hilda. "Apa kau mau bilang kalau tubuh kami tak cukup menarik untuk itu!?? Jangan meremehkan tubuh kurus Nee-san!!"
"Cukup-cukup.." Aoi menggeplak kepala Yuka.
"Tunggu sebentar!!" lagi-lagi Furuichi hendak menyampakan pendapatnya. "Mungkin ini bukan tempatku ikut ke dalam percakapan kalian. Tapi kalau nanti kalian memang akan menjalankan rencana pemanfaatan tubuh itu, maukah kalian semua menggunakan bloo.."
"Mati saja kau silan!!" wajah Furuichi malah dihantam dengan bola voli.
"Baiklah.." Hilda memutar salah satu bola voli di ujung jarinya. "Aku sudah cukup mengerti dengan apa yang sudah terjadi. Kalian akan menghadapi Rokkisei, dan kalau kalah kalian akan dikeluarkan, benar??"
Hilda lalu melempar bola itu ke tangkapan Aoi. "Karena master benar-benar ingin mengalahkan si bocah Miki itu, masalah mencari yang lain supaya mau latihan serahkan saja padaku." ucap Hilda.
"Kau akan mengurus... apa kau benar-benar akan..."
"Yang harus kulakukan hanya menyeret mereka kami agar mau latihan, kan??" Hilda memasang tampang liciknya.
Lalu, keesokan harinya..
Aoi dan teman-teman satu gengnysa berjalan bersama menuju ruang olah raga sambil bertanya-tanya, "Apa menurutmu mereka semua benar-benar akan datang??"
"Siapa yang tahu.." ucap Aoi.
"Setelah menyatakan deklarasi dengan tampang penuh percaya diri seperti itu, jika tak ada seorang pun yang datang, dia akan menjadi bahan tertawaan." ucap Nene. "Tapi kau tahu, melonnya itu senjata yang lumayan.." ucap Yuka.
"Yuka!! Kau ini ada di pihak siapa, sih!?"
"Kau juga memikirkan hal yang sama, kan??"
"Apapun itu, mereka bukanlah orang yang seperti itu!!"
"Yah, aku bertaruh kalau yang ada di dalam cuma dia seo.."
Bang!! sebuah bola voli tiba-tiba saja menghantam tembok di sebelah Nene. "Eh??"
"Bodoh!! Harusnya kau bisa mendapatkan yang itu!!"
"Ayo ayo!! beri aku yang lain lagi!!"
"Huh, ambil ini!!"
Tampak Kanzaki berlatih. "Furuichi, terim bola itu!!"
"Aku mengerti!!" Furuichi bersiap.
"Furuichi, beri aku set!!" tampak juga Toujou ikut berlatih. "Tidak, sebelah sini!!" juga Natsume. "Yang ini untuk Oga!!" Furuichi melemparnya ke Oga yang juga ikut berlatih.
"Hei Kunieda, kau telat!!" ucap Kanzaki ke para gadis yang baru datang. Secara mengejutkan, keenam pria malas itu datang.
"Mu-mustahil.." pikir Aoi dan yang lainnya.
Bersambung ke Beelzebub Chapter 14
0 komentar:
Posting Komentar