Lama tak jumpa akhirnya Eren kembali berhadapan dengan mahluk super besar, Titan Colossal. Mahluk besar itu menghemaskan tangannya, menyapu meriam demi meriam yang berjejer di atas dinding. Untuk menghindari serangan itu, Eren menggunakan maneuver tiga dimensi. Eren dengan gerakkan yang sangat lincah melesat di atas tangan sang raksasa, terus melesat, berlari, untuk bisa menuju titik lemahnya.
Di dalam serangan tersebut, tak sengaja Eren melihat ke arah mata sang Titan. Kemudian, ia menyadari sesuatu. "Dia menyerang meriam... dan menghancurkan dinding bukan karena kebetulan... Jadi... mahluk itu punya kecerdasan seperti manusia ya.."
Eren terus melaju, melesatkan talinya ke puncak lengan si raksasa dan kemudian melesat ke atasnya. "Yang pasti, ini adalah kesempatanku!!" ucap Eren dalam hati. "Hanya dia yang mampu menghancurkan dinding!! Kalau aku bisa menjatuhkan yang ini..."
Bhwussss!!!! Titan Colossal tak tinggal diam dan kemudian menghempaskan tangannya ke arah Eren. Namun, "Terlalu lambat!!" tubuh kecil Eren menjadikannya jauh lebih lincah dari sasarannya. "Yosh, mati kau!!" Eren pun sampai di atas bagian belakang leher si raksasa dan kemudian bersiap untuk menebas. Namun tiba-tiba, Bhwusss!!! kepulan asap yang panas menyembur dari tubuh mahluk itu.
Untuk sesaat Eren dempat terhempas, namun kemudian ia kembali melesat dan menebas. Namun, pedangnya tak mengenai apapun. "Apa seranganku meleset?" pikir Eren. Kepulan asap itu kemudian menghilang dan ternyata bukan serangan Eren yang meleset. Namun, "Dia menghilang..." raksasa berukuran raksasa itu sudah tak ada lagi di tempat itu, menghilang begitu saja.
"Titan Colossalnya menghilang!! Eren!! Apa kau sudah membunuhnya!?" salah seorang rekan Eren melesat ke arahnya. "Aku..." Eren terlihat begitu menyesal. "Sama seperti lima tahun yang lalu, dia menghilang begitu saja.. maaf... maafkan aku karena sudah membiarkannya lolos.." ucap Eren.
"Kenapa kau malah minta maaf!? Kami malah tak berani berbuat apa-apa..."
"Hei, sekarang bukan saatnya untuk bersantai-santai!!" ucap rekan yang lain. "Gerbang berhasil dihancurkan, secepanya Titan akan masuk ke dalam kota!!"
Beberapa pasukan senior kemudian tiba di sana. "Apa yang kalian para pasukan pelatihan lakukan di sini?" ucap salah seorang dari mereka. "Strategi Titan Colossal telah dimulai, kembali ke posisi kalian!!" lanjutnya. "Dan siapapun yang sempat melakukan kontak fisik dengan mahluk itu, laporkan ke markas!!"
Eren turun dari dinding, dan melihat ke arah kota serta mendengarkan lonceng yang berbunyi membuat Eren teringat akan suasana lima tahun yang lalu. Namun, ia tak mau terus melihat ke belakang. Eren ingin maju dan segera mnyelesaikan semua ini.
Di kota, petugas begitu sibuk mengungsikan para warga ke bagian kota yang lebih dalam. "Hidup kalian adalah prioritas utama!! Evakuasi diri kalian masing-masing, jangan berdesakkan!!"
"Sayang sekali, Scouting Legion, kelompok yang paling bisa diandalkan untuk keadaan seperti ini sedang melaksanakan tugas eksplorasi keluar. Kami, pasukan penjaga sedang berusaha untuk memperbaiki dinding dan mempersiapkan penyergapan!!"
Di markas, para pasukan pelatihan sudah berkumpul untuk mendapatkan pengarahan. "Kalian, para pasukan pelatihan telah lulus dalam pelatihan. Artinya, secara resmi kalian telah menjadi seorang prajurit!! Aku sangat berharap kalian menunjukkan aksi yang hebat!!"
"Semuanya akan baik-baik saja, Hannah.." ucap seorang lelaki pada rekan perempuannya. "Aku akan terus menjagamu meski itu hal terakhir yang bisa kulakukan." lanjutnya. "Franz..."
Di dalam ruangan yang penuh pasukan pelathan itu juga, Mikasa tampak sedang kebingungan mencari-cari Eren. "Eren?" hingga akhirnya ia melihar Eren dan Armin sedang mempersiapkan gas untuk peralatan maneuver mereka.
"Apa kau baik-baik saja, Armin!?" Eren menyadari kalau Armin benar-benar gugup saat itu. "A-aku baik-baik saja!! Semuanya akan baik-baik saja!!" ucap Armin dengan tangan gemetaran. "Me-meski... masalah kita benar-benar parah... ada lubang setinggi delapan meter yang butuh waktu lama untuk memperbaikinya.. lalu, batu yang memblokir jalan, yang tertancap begitu dalam hingga sangat sulit untuk menggalinya... Dengan lubang yang tak bisa kita tutup itu, manusia akan... Titan akan mampu menghabisi para manusia kapan saja..."
"Armin!! Tenangkan dirimu!!" ucap Eren.
"Ma-maafkan aku. Aku baik-baik saja.." ucap Armin lagi.
Selanjutnya mereka berbaris di luar markas untuk kembali mendapat pengarahan. "Sama seperti saat latihan, kalian akan dibagi ke dalam beberapa kelompok!! Ikuti instruksi yang diberikan!! Kalian akan mengawal penyuplai, menyebar informasi, dan memastikan rute bebas dari para Titan!! Penjagaan baris depan akan diserahkan pada pasukan penjaga!! Baris tengah akan diisi oleh pasukan pelatihan di bawah komando kami, dan baris belakang akan diurus oleh kelompok elit pasukan penjaga!! Inilah saatnya bagi kita untuk melindungi dinding Rose tak peduli meski harus mengorbankan nyawa kita sampai seluruh penduduk terevakuasi!!"
Kemudian tambah pembina itu lagi, "Kalau ada dari kalian yang mengundurkan diri atau lari, kalian akan dihukum seberat-beratnya."
"Siap, pak!!" seru para pasukan pelatihan dengan tangan kanan di dada. Dan setelahnya, merekapun bubar menuju posisi masing-masing. "Uuuhk, kenapa harus hari ini!!?" ucap kesal Jean. "Padahal besok aku sudah tenang-tenang di kota tengah.."
"Hueekkk!!!" salah seorang pasukan pelatihan muntah. Mungkin saking panik dan takutnya. "Apa kau baik-baik saja!?" tanya rekannya. Namun apapun itu, seperti yang tadi dikatakan oleh pembina, kabur atau tak mau melawan berarti hukuman.
Selanjutnya : Shingeki no Kyojin Chapter 4 bagian 2
0 komentar:
Posting Komentar