Home » , » Versi Teks Naruto Chapter 444

Versi Teks Naruto Chapter 444

Sebelumnya : Naruto Chapter 443

"Tap,tap" Naruto mulai melangkah masuk mendekati Nagato yang telah menunggu.
"Deg" Kembali terbayang kematian Guru Jiraiya dan Kakashi.
"Kau membenciku? Musuh ada di depan mata, dan kau ingin balas dendam kan?" ucap Nagato.
"Rantai kebencian sudah di mulai" Naruto mengingat kata-kata Pein Yahiko.
"Dunia takkan berubah walau kau balas dendam dengan membunuh Nagato sekarang!!" ucap Konan kepada Naruto.
"Aku membentuk akatsuki untuk menghentikan rantai kebencian itu" Naruto kembali mengingat kata-kata Pein Yahiko.
"…" mata Naruto tampak mengeluarkan air mata.
"Selama masih ada sistem shinobi, Monster yang bernama kebencian akan melahirkan Pein-pein baru" kali ini Naruto mengingat perkataan ayahnya sendiri, Minato.
"Grrk" Naruto mengepalkan tangannya.
"Kau yang tak bisa memberi jawaban, takkan bisa melakukan apa-apa. Peranmu hanyalah menjadi korban untuk kedamaian yang akan kuciptakan" ucap Nagato
"Klak, whussh" Nagato menembakkan sebatang besi kepada Naruto.


"…" Naruto hanya diam dan tertunduk walaupun besi itu telah tertancap di perutnya dan darahnya telah menetes.
"Kalau dari jarak sedekat ini, aku pasti bisa mengendalikanmu. Tenang saja, aku menghindari bagian vitalmu, karena kau jinchuriki yang penting" ucap Nagato.
"Grrr" Naruto kembali merasakan cakra Kyuubi dan matanya telah berubah menjadi sperti tanda +, karena gabungan dari Mode Sennin dan Kyuubi.
"Dia sengaja" Nagato baru menyadari
"Ada apa Nagato?!" Konan tak mengerti.
"Aku kemari untuk bicara denganmu. Tapi ada hal lain yang ingin kupastikan" ucap Naruto.
"Yang ingin kau pastikan?" tanya Nagato.
"Aku ingin memastikan perasaanku, karna aku tahu apa yang akan ku lakukan kalau usuh ada di depa mata." Jelas Naruto
"Lalu?" Nagato masih ingin tahu maksud Naruto.
"Aku memang tak bisa memaafkanmu!!!" Naruto mulai mencabut besi yang tertancap di perutnya tadi.
"Gemetaranku tak bisa berhenti. Aku begitu ingin membunuhmu" besi yang ertancap tadi tadi telah tercabut.
"Mustahil, dia bisa menolak cakra Nagato dalam jarak sedekat ini?!" Konan heran.
"Grrr,, Hyaa" Naruto telah bersiap melesahkan pukulan.
"Aku bersyukur telah menjadikanmu muridku!" sambil berlari menuju Nagato, Naruto mengingat perkataan Guru Jiraiya.
"Syaat" Konan melindungi Nagato.
"…" Naruto yang akan melesahkan pukulan tiba-tiba berhenti.
"Guru Jiraiya percaya kalau zaman manusia saling mengerti akan tiba. Waktu guru menceritakannya,, aku hanya mendengarkan sambil lalu guru bilang akan menitipkan jwabannya padaku. Tapi, bisa di akui sebagai murid saja sudah membuatku senang. Sekarang aku akhirnya mengerti maksud perkataan Guru Jiraiya dan aku mengerti kalau itu sama sekali tidak mudah." Ucap Naruto
"Tapi, kau pasti tetap tak bisa memaafkanku, rasa sayang takkan bisa membuatmu bisa memaafkan semudah itu." Ucap Nagato.
"Ya, kau benar" jawab Naruto.
"Yang dikatakan Guru Jiraiya hanyalah doktrin ideal yang ketinggalan zaman, jauh dari kenyataan. Tapi, kau akan mengalahkanku dan membawa kedamaian dalam dunia shinobi bukan? Walau itu balas dendam demi pamor dan kepuasan diri. Tidak masalah selama itu keadilanmu. Kau bukan tuhan. Setelah melihat kenyataan ini,, apa kau masih mempercayai omong kosong Guru Jiraiya ha?!" jelas Nagato.
"Saat mengetahui kau murid Guru Jiraiya, aku ingin menanyakan sesuatu." jawab Naruto.
"Apa?" Nagato ingin tahu.
"Kenapa kalian yang menjadi murid Guru Jiraiya bisa jadi begini!? Aku tahu kalian bukan orang-orang yang menyukai pembantaian seperti akatsuki. Tapi,, aku tak tahu apa-apa tentang kalian. Aku ingin mendengar cerita yang sebenarnya dan mencari jawaban" ucap Naruto
"Boleh saja,, aku akan memberitahumu penderitaan kami." Jawab Nagato.
"Nagato, ini hanya membuang waktu" Konan tak sabar.
"Tunggu Konan,, aku ingin mengetahui jawabannya" ucap Nagato.
"Penderitaan terbesarku ada dua. Pertama , kematian orang tua ku. Ini tentang desa Amegakure yang dulu menjadi medan perang akibat negara-negara besar." Nagato mulai menceritakannya

Flashback

Di tengah perang, Nagato yang masih kecil dan orang tuanya bersembunyi di dalam rumah.
"Ada makanan. Ya, makanan kaleng" tiba-tiba dua orang shinobi memasuki rumah itu untuk mencari makanan.
"Akhirnya kita bisa makan setelah empat hari ! tidak, tiga hari." Kata seorang shinobi
"Sudahlah cepat makan. Aku sudah tidak tahan lag. Nanti kita periksa rumah lain. Mungkin ada yang bisa di makan lagi" ucap shinobi yang satunya, sedangkan Nagato dan orang tuanya hanya mendengarkan percakapan dua shinobi tersebut.
"Ayo kita keluar" ucap ayah Nagato,
"Bagaiman kalau ketahuan? Aku takut" Nagato kecil tampak takut.
"Tak apa-apa, jangan bersuara" Nagato dan orang tuanya mulai melangkah.
"Enak" kedua shinobi tadi masih makan, sedangkan Nagato dan orang tuanya berjalan mengendap-endap.
"Duk" tiba-tiba tanpa sengaja Nagato menyenggol sebuah guci sehingga jatuh dan pecah.
"Siapa di sana?!" ucap shinobi tadi yang ternyata adalah shinobi konoha.
"Hwooo" karena telah ketahuan, ayah Nagato langsung menyerang kedua shinobi tersebut.
"Sial! Musuh!" ucap shinobi yang satunya
"Ayo lari!!" ayah Nagato menyuruh Nagato dan Ibunya untuk pergi.
"Nagato ayo" ajak Ibunya.
"Hwaa" tapi tiba-tiba shinobi yang satunya menyerang ibu Nagato.
"Nagato cepat lari" dalam keadaan di serang Ibu Nagato terus menyuruh anaknya untuk pergi.
"Beraninya kau" melihat istrinya di di bunuh, Ayah Nagato ingin menolong istrinya. Tapi karena lengah, shinobi itu berhasil mengalahkan Ayah Nagato hingga terbunuh.
"Hah,,hah" Nagato cemas dan menangis.
"Di.. dia masih kecil" ucap salah satu shinobi tadi.
"Astaga!! Mereka bukan shinobi!! Bagaimana ini. Kenapa jadi begini! Sial!! Kita salah menduga! Mereka bukan musuh!" ucap shinobi yang satunya.
"Hah,,hah" Nagato masih terus cemas dan menangis sambil melihat lambang konoha di kepala shinobi itu.
"Tak ku kira, ternyata masih ada penduduk yang tinggal di daerah pertempuran seperti ini. Maafkan kami ya nak" ucap shinobi itu menyesal.
"Hosh,,hosh,, Grrrt… Uwaaaa !!!" Nagato berteriak sambil memperlihatkan mata Rinnegannya.

Bersambung ke Naruto Chapter 445
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Rekomik - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger