Sementara Ichigo telah dikembalikan ke dunia manusia, Renji dan Ouetsu masih ada di sana, di depan gubuk tempat sebelumnya Renji dan Ichigo berada. Melihat Ichigo dikirim kembali, Renji tak mengatakan apapun. "Kau tak mengatakan apapun? Kupikir Renji-chan akan marah dan tidak membiarkanku untuk mengirim kembali dirinya setelah berjuang begitu keras." ucap Ouetsu.
Renji masih terdiam, tak mengatakan apapun. "Apa kau menyadarinya?" ucap Ouetsu lagi, "Tak peduli betapa keras kau mencoba, itu akan percuma, yeah?"
"Aku tahu pasti posisi semua Asauchi yang sudah kubangun sejauh ini." ucap Ouetsu, "Semua shinigami diberikan sebuah Asauchi. Dan dengan latihan yang keras, mereka menjadikannya sebagai zenpakuto mereka. Itu adalah asal dan dasar dari hubungan antara shinigami dan zenpakuto. Dan itu mutlak ada."
"Pasukan, dan tentu saja kapten, juga zenpakuto divisi nol, bahkan bajingan seperti Kenpachi Zaraki bisa mendapat Asauchi dengan mencurinya dari mayat shinigami. Aku tahu mereka semua, bahkan sejak awal mula Soul Society, tak seorang shinigamipun mampu membangkitkan zenpakuto mereka tanpa Asauchiku. Tak seorangpun."
"Aku tahu itu. Aku tahu kalau metode ini tak akan bekerja padanya. Aku tahu itu, dan kau juga tahu. Hanya dia yang tidak. Itulah kenapa, dia harus mengetahuinya. Dia harus menemukan dimana jiwanya berada."
Setelahnya, cerita kembali ke masa lalu, ke tempat jiwanya berada.
"Kapten!! Kapten!!" Seorang wanita berambut sebahu berlari sambil memanggil-manggil kaptennya, "Dimana kau, kapten!!? Kapten!!!" ia terus berteriak. Wanita itu tak lain adalah wakil kapten divisi 10, Rangiku Matsumoto, yang waktu itu rambutnya belum sepanjang sekarang.
"Lagi-lagi wakil kapten Matsumoto ..." ucap seorang shinegami yang tak sengaja melihatnya. "Tiap hari selalu begini, pasti sulit baginya." ucap temannya sama-sama shinigami yang kebetulan lewat.
"Hm?" Matsumoto berhenti dan melihat ke arah mereka. Dua orang tadi kaget, namun ternyata Matsumoto hanya ingin meminjam baki yang dibawa oleh si gadis shinigami. "Pinjamkan aku Baki itu!" pinta Matsumoto. "Eh, ah, iya!" gadis itu memberikannya.
Setelahnya, Matsumoto melihat ke arah pohon, dan melemparkan baki itu ke sana. "Ketemu kau, kapten!!!!" teriak Matsumoto sambil melempar. Ternyata, kaptennya bersembunyi di balik dedaunan. "Gyaaa!!!" sang kapten terjatuh.
"Bagus, tepat sasaran!" ucap Matsumoto. Tapi, "Sayang sekali, aku menghentikan tembakanmu tepat sebelum mengenai wajahku." ucap sang kapten. Dan memang benar, ia mampu menahan baki itu dengan kedua tangannya sebelum kena wajah.
Tapi setelahnya, buakkk!! Matsumoto menendang baki itu sampai ke wajah si kapten. "Eeh!? Ka-kau merusaknya!! Aah, hidung mancungku juga rusak!! Aaah, ku harus beristirahat hari ini!!" ucap heboh si kapten. "Fiuh ..." Matsumoto menghela nafas, "Ayolah, kita harus kembali. Kau tak boleh malas-malasan, kapten Shiba!!"
Ya, waktu itu Hitsugaya belum menjabat menjadi kapten. Divisi sepuluh dipimpin oleh Isshin Shiba, ayah Ichigo.
"Maafkan tentang ini ya, jadi rusak gara-gara Rangiku." kapten Shiba mengembalikan baki yang sudah pecah itu pada pemiliknya. "Jangan menyalahkanku!" ucap kesal Matsumoto, "Salahmu sendiri karena sudah lari dan lalai pada tugas. Huh, aku tahu kau itu ranting, tapi kalau kepala keluarga Shiba berkelakuan seperti ini, itu juga akan berdampak pada kehormatan keluarga utama. Kendalikanlah dirimu."
"Yah yah, lagi-lagi menggunakan keluarga sebagai alasan untuk komplain." ucap Isshin dengan agak menyindir. "Aku tahu kau ingin aku mengerjakan tugasku hanya karena agar beban kerjamu berkurang, kan? Ya kan?? Kau tak bisa menipuku. Aku juga tahu lho, perlahan sebenarnya kau terus menambah beban kerjaku, kan? Aww, takutt, iblis, iblis taktis, nenek sihir ..."
"Aaaah, di-diam atau aku akan...!!!"
"Rangiku!!" Isshin mendadak memasang wajah serius. "Y-ya!!" Matsumoto bersiap. "Hari ini, gara-gara menghabiskan waktu untuk mengejarku, dadamu jadi bersinar, bagus." ucap Isshin.
Raut Matsumoto yang semula sudah tegap mendadak jadi kesal, dan, "Gyaaaaahhh!!!!" Isshinpun dihajar.
Dalam keadaan babak belur, Isshin dibawa oleh Rangiku ke kantor divisi sepuluh. Di sana, Hitsugaya sudah menunggu. "Kalian terlambat, aku sudah menyelesaikan kertas-kertas ini." ucap Hitsugaya sambil menyodorkan tumpukkan kertas. Saat itu, Hitsugaya masih menduduki kursi ketiga pasukan divisi sepuluh.
"Woooah, luar biasa kau Toushiro!!!" Isshin mengangkat tubuh kecil Hitsugaya. "Benar-benar cocok sebagai kapten selanjutnya!!" ucapnya. "He-hei!! Berdasarkan peringkat, harusnya aku kan yang menjadi kapten selanjutnya!!?" ucap Matsumoto.
"Apa maksudmu, hah? Kalau orang sepertimu menjadi kapten, divisi kita bisa-bisa berantakan." ucap Isshin. "Kau benar. Lagipula latihan bankaiku sudah berjalan dengan lancar, aku yakin akan baik-baik saja." ucap Hitsugaya. "Hei Toushiro, kenapa kau malah setuju dengannya!?" ucap Matsumoto kemudian menjewer pipinya.
"Haha, jangan terlalu sering menggangunya begitu." ucap Isshin. Ia membuka sebuah rak, kemudian kaget, "Dimana Manjuku? Padahal sebelumnya ada di sini." ucap Isshin, makanannya hilang.
"Kapten, ada hal yang ingin kulaporkan, ini ..." Hitsugaya menunjukkan sebuah berkas. "Tidak, tidak, pertama-tama ayo bicarakan mengenai manjuku." pinta Isshin. "Aku menyembunyikannya di sana dan berencana untuk memakannya nanti, apa kau melihatnya? Kau melihatnya, kan?"
"Mengganggu sekali, siapa yang peduli dengan manju di saat seperti ini?? Meski enak sih." ucap Hitsugaya. "Aaah, jadi kau yang memakannya!!? Berani-beraninya kau menganggapnya tidak penting, dasar bocah nakal!!"
"Hei, apa kau ingat dengan laporan dua minggu yang lalu?" Hitsugaya serius, dan mendadak Isshin terdiam.
"Narukishi, kota dengan ukuran rata-rata. Dua bulan yang lalu, shinigami yang bertugas mati secara kebetulan." ucap Hitsugaya. "Aah, yaah, aku ingat. Mereka lalu menginvestigasi penyababnya, kan." ucap Isshin. "Ya, lalu aku menerima laporan akhir bulan ini. Penyebabnya masih tidak diketahui, dan dua orang lainnya kembali mati."
"!!!" Tanpa berkata sepatah katapun, Isshin keluar dari gedung dan hendak menuju ke sana. "Hei! Tunggu kapten, kau mau pergi kemana!!?" tanya Matsumoto. Isshin hanya menjawab, "Aku akan pergi menginvestigasi. Kuserahkan sisanya padamu!!"
"Eeh? Tunggu, sekarang?? Sendirian!??" tanya Matsumoto. "Yah, aku akan kembali sekitar dua hari lagi, kerjakan tugasku besok, ya." pesan Isshin. "Apa katamu, hah!? Kau harus melapor pada kapten kepala, ah!!" Ishhin keburu menghilang. "Cih, ayo kita kejar dia, Toushiro!!"
"Tidak usah, biarkan saja." ucap Hitsugaya. "Eh?" Matsumoto tak mengerti. Kemudian, Hitsugaya menjelaskan, "Kapten tahu kalau kasus ini berbahaya, itulah kenapa ia pergi sendirian. Itulah kenapa kita harus menunggunya di sini. Apa kau mengerti? Kita harus menunggu. Karena dengan kekuatan kita sekarang, kita hanya akan menghalangi jalannya."
Masih di masa yang sama, seseorang masuk ke sebuah ruangan penelitian, dimana terdapat Gin dan Kaneme di sana. Tentu saja, saat itu Ichimaru Gin dan Tozen Kaname masih belum berkhianat dan meninggalkan Soul Society.
"Apa ada perkembangan baru?" tanya lelaki yang datang itu. "Oh, tidak juga." ucap Gin. "Sayang sekali, kita mampu melengkapi Hollow dengan target Hollowfikasi, tapi ... Ini masih terlalu berbahaya, dan tak akan bekerja pada jiwa biasa ataupun jiwa anggota divisi." jelas Kaname.
"Begitu ya ... Tak apa." ucap lelaki itu. "Secepatnya, kita akan menemukan dimana kelompok Hirako Shinji. Kita bisa menarik mereka keluar dan juga menarik eksperimen Hollowfikasi. Dua burung dengan satu batu. Bersabarlah sedikit, Gin, Kaname ... Semuanya akan berjalan sesuai rencana kita."
Lelaki itu tak lain adalah Aizen, Sousuke Aizen, si pengkhianat sebelum dirinya tertangkap.
Bersambung ke Bleach Chapter 530
0 komentar:
Posting Komentar