Meski dirinya telah dilumuri oleh bensin, yang artinya ia tak akan bisa menggunakan Little Flower lagi, namun Gensuru tetap percaya diri. "Bensin? Hahaha." ia bahkan tertawa. "Ya, ini memang akan bisa menghentikanku menggunakan Little Flower. Tapi, aku masih memiliki kemampuan lain." ucap Gensuru.
"Saat aku menyentuh salah satu bagian tubuhmu dengan mengatakan, Bomber, maka di sana akan terpasang suatu bom. Cara menghapus bom itu hanyalah dengan menyentuhku dan mengatakan, Aku menangkap bomber." jelas Gensuru. Syarat dari kemampuannya ini adalah ia harus menjelaskan kemampuannya terlebih dahulu pada lawan.
"Itu adalah sebuah bom waktu, yang saat waktunya habis akan langsung meledak. Dan kau tahu, daya ledaknya sepuluh kali lebih hebat dari Little Flower. Dengan kemampuan nenmu, mustahil kau bisa menahannya. Syarat untuk mengaktifkan bom itu adalah, aku harus menjelaskan kemampuanku. Nah, syarat itu sekarang sudah terpenuhi. Sekarang, kalau aku menyentuhmu dan mengatakan bomber, bomnya akan mulai menghitung mundur. Coba saja kalau kau mau lari, itupun kalau kau masih memiliki energi tersisa."
"Kondisiku juga sudah terpenuhi. Di sinilah tempatnya." pikir Gon. Kemudian, meski tenggorokannya sakit, ia tetap berbicara saat akan menggunakan tekniknya, "Pertama, Batu ..."
"Apa!? Aura macam apa itu!?" pikir kaget Gensuru saat melihat aura siap serang berkumpul di tangan Gon. "Begitu besar, apakah ini senjata andalannya? Tapi bukankah jaraknya denganku masih terlalu jauh? Kalau jaraknya seperti ini, aku punya banyak waktu untuk menghindar."
"Gunting ... Kertas ... Batu!!!" Gonpun melancarkan serangannya. Namun bukannya menyerang Gensuru, melainkan ia memukul tanah di bawahnya. Dan kemudian, tanah di sekitar merekapun jebol, Gon dan Gensuru sama-sama terperangkap ke dalam lubang yang telah disiapkan.
"Se-sebuah lubang jebakkan!?" pikir kaget Gensuru. "Tapi, dia juga jatuh bersamaku, kan? Dengan lubang sedalam ini, kita akan sama-sama tak bisa meloloskan diri." pikir Gensuru lagi. Namun tiba-tiba, Gon menghilang. "Dia menghilang!?" Gensuru kaget, dan kemudian melihat ke kanan dan ke kiri, sampai kemudian, suara Gon terdengar, "Gensuru!!"
Ternyata Gon bersembunyi di suatu terowongan yang juga sudah disiapkan. Gensuru menoleh ke arah Gon, dan tiba-tiba Gon melemparka suatu kartu ke atas. "Gain!!" dari kartu tersebut, kemudian muncul suatu batu raksasa. Batu itu tentu saja terjatuh, dan bersiap untuk menimpa tubuh Gensuru. "A-apa!!? Tunggu!!!"
Buaghhhh!!! Batu itu telah mencapai dasar lubang. Akan tetapi, di detik-detik terakhir, ternyata Gensuru berhasil masuk ke terowongan tempat Gon berada. Namun, serangan belum selesai. Terowongan itu cukup sempit, jadi tak akan ada jalan untuk menghindar lagi. Sementara Gon, ia sudah siap untuk melancarkan serangan. "Pertama-tama, batu ... Gunting ... Kertas ..."
"Aaaaa!!! Tu-tunngu!! Tunggu, aku menyerah!!!" Gensuru berteriak, namun Gon sudah tidak peduli lagi. Serangan dilancarkan, dan Gensuru benar-benar tak bisa menghindar. Buakkk!!! Pukulan Gon tepat mengenai perut Gensuru.
Gensuru pingsan, tak mampu berbuat apa-apa lagi, dan Gonpun menyeret tubuhnya ke permukaan melalui terowongan itu. Setelah sampai, Gon menggunakan kontak untuk menghubungi Killua dan Biscuit. "Kenapa kau begitu lama? Apa kau terluka?" tanya Killua lewat kontak.
"Sukses besar, hanya sedikit luka di tangan kiri." ucap Gon dengan suara serak. "Apa yang dia katakan?" Gon tak mengerti. "Sepertinya tenggorokannya juga terluka." ucap Biscuit.
Setelahnya, mereka bertiga berkumpul, dan ketiga bomber itu telah diikat. Gensuru terbangun, dan sadar kalau ternyata bukan hanya dia saja yang sudah dikalahkan, melainkan kedua rekannya juga. "Kau sudah sadar? Kalau begitu cepat keluarkan buku penyimpananmu." ucap Killua.
"Keluarkan semua kartu yang kau dan teman-temanmu milikki, lalu serahkan pada kami." ucap Biscuit. "Sebelumnya ... aku punya satu permintaan." ucap Gensuru. "Tolong gunakan Archangel's Breath dan sembuhkan Bati, kumohon, kami memiliki transform." pinta Gensuru. Meski bagaimanapun, ia masih memiliki keinginan untuk menyelamatkan temannya.
"Jangan mengkhawatirkan itu." ucap Killua, "Kami telah menyiapkan enam salinan Transform untuk situasi seperti ini." lanjut Biscuit. Kemudian setelah semuanya oke, Gensurupun mengeluarkan bukunya, "Book ...."
Bersambung ke Hunter x Hunter Chapter 182
0 komentar:
Posting Komentar