Kedua tangan akan ia ledakkan bersama, "Rasakan ini!!" teriak Gensuru yang telah mencengkram dan bersiap untuk meledakkan tangan Gon. Ini adalah pilihan yang sulit. Bagaimanapun, mustahil menaruh seluruh aura ke masing-masing tangan. Gon harus membagi, dan mengorbankan salah satunya.
"Little Flower!!" Gensuru benar-benar melakukannya, dan terjadi ledakkan yang cukup hebat. Tapi anehnya, "Ukkhh!!!" Gensuru malah kesakitan, kepalanya seakan berguncang hebat. "A-apa yang terjadi!? Darah? Aku terluka!? Aku diserang!!?"
"Pembukaan telah selesai." ucap Gon sambil bersiap dengan jutsu andalannya, "Batu ..."
"Apa!!? Aura ini ... Sial ..." Luka tadi membuat Gensuru masih tak bisa bergerak. "Sial, kakikku tak mau bergerak. Aku harus menghindarinya!!"
"Gunting ... Kertas!!!" Gonpun melesatkan pukulannya itu. Tapi sayangnya, secara kebetulan kaki Gensuru tergelincir, ia jatuh dan serangan Gon terhindari. "Aakh ..." Gensuru jatuh. "Pukulannya mengenaiku? Bukan, aku hanya tergelincir. Aku selamat, tapi apa-apaan tadi itu!?"
Gensuru benar-benar bingung apa yang telah terjadi. Tapi setelah melihat ke arah Gon, ia mengerti. "Aku mengerti ... Jadi bocah ini ... Dia mengorbankan tangannya." ucap Gensuru dalam hati. Ya, tangan kiri Gon sudah tidak terlihat lagi. Gon mengorbankannya.
"Bocah ini ... Luka yang diterimanya berbeda pada masing-masing tangannya. Kelihatannya dia mengorbankan tangan kirinya dan hanya menggunakan sekitar 30% auranya untuk melindungi tangan kanan. 70% yang tersisa, dia mengyalurkannya ke kaki dan digunakan untuk menendang kepalaku."
"Saat menggunakan peledak, aku harus mengonsentrasikan auraku ke tangan untuk melindunginya. Kali ini, aku menggunakannya di kedua tangan, jadi masih sangat sedikit yang tersisa untuk melindungi tubuh. Cara menyerang dan pemikirannya, bocah macam apa dia sebenarnya hah!?"
"Haah ... Aku bertaruh kau pasti ketakutan sekarang." pikir Gon, dan berusaha menggerakan tangan kanannya yang mendapat luka cukup parah. "Uukhh!" Agak sulit, namun masih bisa dikepalkan. "Sial, rasanya seperti neraka, tapi ... masih bisa digunakan."
"Hehehe ..." Gon tertawa kecil. "Sudah cukup." ucapnya. "Sudah cukup? Apa dia menyerah?" pikir Gensuru. "Bagus! Benar, tangannya hanya tinggal satu dan itupun luka parah. Dia pasti tak akan bisa lagi menggunakan serangan yang lebih hebat dari yang tadi. Dia pasti sudah puas dengan itu." pikir Gensuru lagi. Tapi kemudian, Gon melanjutkan kata-katanya, "Pemenangnya akan segera diputuskan ... Waktunya untuk serius. Majulah, Gensuru!"
"Bocah ini ... benar-benar gila." pikir Gensuru lagi.
"Book!!" Gon mengeluarkan buku penyimpanannya dan kemudian mengambil selembar kartu dari sana. Meski tangan kanannya masih sakit, ia berusaha. "Ingin menggunakan gain?" pikir bingung Gensuru. "Sebelum pertarungan ini dimulai, kami telah menggunakan Steal untuk mengecek kartu-kartu mereka. Tapi, tak ada kartu yang berbahaya. Meskipun salinan Transform milik mereka cukup mencurigakan, tapi itu tak akan berguna di saat seperti ini ..."
Tak lama setelah berada di tangannya, kartu yang dipegang oleh Gon berubah. "Berubah?? APa itu efek dari Crusader Necklace?? Apa yang akan dia lakukan??"
"Gensuru, kalau kau mau menyerah, sekaranglah saatnya. Kalau aku sampai menggunakan ini, mungkin aku akan terpaksa membunuhmu." ancam Gon.
"Akhirnya dia ... tunggu!!" Gensuru mendapat ide licik. "Ini adalah kesempatan yang bagus bagiku. Dia telah mengeluarkan buku penyimpanannya. Kalau dia tidak mengatakan Book lagi, bukunya tak akan tertutup. Aku bisa menutup mulutnya atau menghancurkan tenggorokannya, mengalahkannya sekarang adalah yang terbaik. Aku hanya butuh sedikit waktu untuk bisa meraih buku penyimpanannya."
"Book!" Gensuru mengeluarkan bukunya, dan kemudian berpura-pura, "Aku menyerah. Kurasa mustahil untuk membuatmu mengaku kalah. Ini, ambillah ..." Gensuru mendekat sambil membawa buku penyimpanannya. Gon sempat bingung, namun ia hanya diam saja. Setelah dekat dengan Gon, Gensuru mengucapkan sesuatu, "Tapi, ada satu hal yang ingin aku tanyakan."
"Apa?"
"Apa kau tak keberatan kalau aku menyisakan ..."
Buakk!!!! Mendadak Gensuru memukul leher bagian depan Gon.
Gon terjatuh, dan Gensuru kembali memukul, bagian belakang kepala Gon. Namun, "SIal, lagi-lagi dia menggunakan gyo untuk melindunginya. Tapi, aku berhasil menghancurkan tenggorokannya. Ia tak akan mampu lagi mengatakan Book atau Gain." pikir Gensuru.
Akan tetapi, "Kau telah melakukan hal yang tak seharusnya kau lakukan ..." pikir Gon, dan kemudian melempar kartu yang dipegangnya tadi ke Gensuru. Ternyata Gon masih mampu melakukan gain, kartu itu berubah menjadi benda, wadah yang di dalamnya terdapat suatu cairan.
Gon memukul wadah itu hingga cairan di dalamnya membasahi tubuh Gensuru. "Bau ini ... Bensin!?" Gensuru sadar kalau dirinya telah dibasahi oleh bensin. "Dengan ini ... kau tak akan mampu menggunakan Little Flower lagi." pikir Gon. "Setelah ini aku pasti akan ... Menendang bokongmu!!"
Bersambung ke Hunter x Hunter Chapter 181
0 komentar:
Posting Komentar