"To-Tomas!!!" teriak Eren. Namun, Titan itu sudah terlanjur menelannya. "Kau!!! Sial!!!!" Eren benar-benar marah dan kemudian melesat ke arah raksasa itu. "Tahan!! Eren!!!" cegat temannya. Namun, Eren terus melesat menuju ke arah Titan tadi. namun secara tiba-tiba, Titan lain melesat dari arah samping.
Kaki Eren berhasil digigit, namun Eren terus berusaha untuk melesat, menyelamatkan diri. Eren kemudian berhasil terlepas dari gigitan si raksasa, namun tidak dengan kakinya. Ya. Eren terhempas ke atas atap, dan saat membuka mata ia menyadari kala kaki kirinya telah menghilang. Kaki kiri Eren telah dilahap oleh Titan tadi.
"Mu-mustahil... Eren..." rekan-rekan Eren yang masih berdiri di kejauhan tak mampu berkomentar banyak. Dan tak lama setelahnya, para Titan menuju ke arah mereka. keadaan benar-benar parah saat itu. Mereka mencoba untuk melawan, namun ternyata membunuh Titan tak semudah di teori. Satu per satu dari mereka berhasil dimangsa oleh mahluk bernama Titan itu. Hingga akhirnya, di antara mereka hanya Armin yang tersisa.
"Kenapa..." Armin terduduk, melihat satu per satu rekannya dilahap oleh raksasa. "Kenapa aku bisa berdiam diri di sini... melihat teman-temanku dimangsa seperti ini... kenapa... apa yang terjadi... aku..." Armin benar-benar depresi. Bahkan hingga ketika seorang Titan menghampirinya, dan kemudian mengangkat tubuhnya, Armin masih tak bisa bergerak. "Kenapa tubuhku... tak mau bergerak... kenapa..."
"!!!" Admin tersadar ketika ia telah berada di mulut Titan itu. "Gyaaaahhh!!!" Admin berteriak sekuat tenaga.
Di sisi Eren, tubuhnya masih tergeletak di atas atap. Kaki kirinya sudah benar-benar lenyap, dan di saat-saat kritis ini ia malah teringat kenangannya saat bersama dengan Armin dulu. Saat masih kecil, Eren pernah duduk sendiri di pinggir sungai. Kemudian, Armin datang dengan membawa sebuah buku.
"Eren!! Di sini kau rupanya!!" Armin menghampiri Eren. "Ada apa, Armin?" tanya Eren. "Ini... aku menemukan buku rahasia milik kakekku, buku ini berisi gambar-gambar dunia luar!!" jelas Armin.
"Buku mengenai dunia luar? Yang seperti itu melanggar hukum, kan!!? Polisi akan menangkapmu kalau mereka mengetahui hal ini!!" ucap Eren. Namun, Armin tetap bersemangat. "Itu bukan masalah!! Kau tahu, menurut buku ini, di dunia ini terdapat perairan yang jauh lebih luas dari daratan yang disebut dengan laut!! Dan laut itu air yang asin!!"
"Air yang asin!!?" Eren kaget. "Ma-mana mungkin!! Asin itu... garam itu kan sesuatu yang sangat langka dan berharga!? Kalau pedagang tahu, mereka pasti sudah mengambil semuanya." ucap Eren. "Tidak!!" ucap Armin. "Jumlahnya sangat banyak sampai tak mungkin akan habis!!"
Armin benar-benar semangat mengenai dunia luar. Dan kemudian dari yang tampak kurang tertarik, Eren mulai mendengarkan cerita Armin dengan seksama. "Dan dunia luar itu tak hanya sebatas segunung garam, di sana juga ada air yang membara!! Tanah yang diselimuti es, dan tanah yang diselimuti pasir!! Dunia luar itu berkali-kali lebih luas daripada wilayah di balik dinding ini!!"
"Dunia luar ya.." Eren mulai tertarik. "Eren!! kalau saja kita bisa bertualang di dunia luar... Kalau saja suatu hari nanti kita bisa melihat dunia luar dengan mata kepala kita sendiri..."
"!!!!" Eren teringat akan semangat dan keinginan Armin waktu itu dan kemudian mencoba untuk bangkit kembali meski hanya dengan satu kaki. Kemudian dengan cepat, melesat dan menarik tangan Armin. Armin telah berada di dalam mulut raksasa, namun Eren tak peduli dan tetap menariknya, dan kemudian melempar tubuh Armin ke luar. Armin berhasil diselamatkan. Namun, Eren tak mampu menyelamatkan diri.
"Eren!!!" teriak Armin. "Aku... tak akan mati... di tempat ini..." Eren mencoba untuk menahan gigitan gigi Titan dengan kekuatannya yang tersisa. "Armin... kau telah mengatakan padaku mengenai dunia luar... Jadi, aku mau melihat..."
"Eren!! Cepat!!!" teriak Armin lagi. Namun, semuanya sudah terlambat. Jlebbb!!!! Titan mencakupkan mulutnya, dan Eren ditelan mentah-mentah. Satu-satunya yang mampu lolos dari mulut Titan itu adalah tangannya. Dan melihat temannya mati di depan mata kepalanya sendiri seperti itu, Armin benar-benar terpukul.
Sementara itu di sisi Mikasa, firasatnya benar-benar buruk.
Bersambung ke Shingeki no Kyojin Chapter 5
0 komentar:
Posting Komentar