"Tolong sebutkan tujuan kalian berkunjung kemari." pinta salah seorang yang menyambut Kaito dan yang lainnya. "Bisnis." jawab kaito. "Kami adalah hunter, kami percaya kalau suatu spesies terkarantina telah menyelamatkan diri ke negaramu." jelasnya.
"Silakan, sebelah sini." mereka kemudian di ajak masuk, melewati suatu ruangan yang terdapat lumayan banyak komputer di dalamnya. "Kalian punya komputer?" Gon bertanya-tanya. "Itu karena di sini masih berada di batas bagian luar NGL. Komputer-komputer ini digunakan untuk keperluan diplomatik dan bertukar informasi."
"Apa kau memiliki peralatan semacam ini di dalam NGL?"
"Tentu saja tidak. Tak ada mesin atau sejenisnya di dalam NGL."
"Dan tentu saja, pengunjung seperti kalian juga tak diperbolehkan untuk membawa objek asing dari luar. Misalnya, produk-produk berbensin, emas, kaca, dan sebagainya yang diproses melalui cara yang tidak alami. Jadi kalau kalian membawa barang-barang seperti itu, kalian bisa menitipkannya di sini." jelas yang satunya.
"A-apa kacmata juga tidak diperbolehkan??" tanya Lin. "Tentu saja." jawab pemandu tadi. "Pakaian, sabuk, sepatu, dan bahkan celana dalam yang mengandung berbagai jenis sintetisasi metal harus dilepas dan tidak boleh dipakai masuk."
"Kalian bercanda kan?? Mana mungkin kami masuk telanjang!!" ucap Spin. "Jangan khawatit." ucap pemandu tadi. "Kami punya toko pakaian alami di lantai atas tempat ini." jelas pemandu.
"Tapi kalau kalian punya bernda-benda yang terbuat dari metal, emas, perak, dan sebagainya terimplantasi di tubuh atau gigi kalian, atau berbagai jenis silicon, maka kalian tak boleh masuk, karena tak mungkin kan kalian melepasnya." jelas pemandu satunya.
Dan pada akhirnya, yang bisa masuk ke NGL hanya lima orang. Kaito, Stick Dinner, Padongo Rapoi, Gon, dan Killua. "Jadi pada akhirnya yang bisa masuk cuma kita berlima, ya?"
"Kalian sebaiknya menunggu saja di kota terdekat, kami akan kembali sekitar dua minggu lagi dan kemudian menghubungi kalian." ucap Kaito ke empat lainnya yang tak bisa masuk. "Baik." ucap mereka.
"Baik, berikutnya tolong ikuti saya menuju ruang pengecekkan." ucap pemandu, yang kali ini seorang perempuan. Gon dan yang lainnya diajak menuju sebuah ruangan yang dipenuhi dengan mesin-mesin untuk mengecek tubuh.
"Setelah pemeriksaan tubuh bagian luar, dan sesi pertanyaan, kalian akan diperiksa menggunakan sinar X untuk memeriksa tubuh bagian dalam kalian. Kemudian, pemeriksaan akan dilanjutkan dengan scan ultrasonik." jelas pemandu. "Pemeriksaan yang rumit ya."ucap Kaito.
"Kami pernah menghadapi kasus dimana pengunjung menyembunyikan berbagai senjata semacam pistol di dalam tubuh mereka. Juga, ada yang menyembunyikan kamera dan ponsel di dalam rectum mereka. Dan bahkan, ada kasus dimana seseorang melatih binatang untuk membawakan laptopnya dari luar NGL."
Setelah pembicaraan tersebut, Gon dan yang lainnya diperiksa secara intensif. Dan akhirnya, mereka semua lulus. "Terimakasih atas kerja sama kalian. Silakan lewat sini." pemandu menunjukkan jalan dan akhirnya, "Selamat datang di NGL."
Sejauh mata memandang, tampak hamparan gurun pasir dan perbukitan. Mereka lalu berjalan, dan tak lama akhirnya bertemu sebuah rental yang menyewakan kuda. "Selamat datang!!" sapa ibu-ibu penjaga rental. "Untuk menyewa kuda, harganya cuma 12.000 Jenis per hari. Tapi kalau kalian sampai menghilangkan kudanya, kalian akan didenda lima juta Jenis."
Kemudian, merekapun menyewa beberapa kuda. "Belum ada laporan tanda-tanda kemunculan serangga raksasa. Tapi, meskipun ada satu penduduk yang melaporkannya, kurasa orang-orang tak akan terlalu menanggapinya. Meskipun mereka diserang dan dimakan oleh predator, mereka hanya akan menganggapnya sebagai siklus alami."
"Baik, ayo kita mulai dari perkampungan di sepanjang garis pantai ini. Kalau setelah mengecek semuanya, kita tak mendapat informasi apapun, berarti memang bukan di sini."
"Itu juga kalau penduduknya mau memberitahu kita informasi yang benar." ucap Killua. Kemudian, Killua berbisik pada Gon sambil melirik ke arah dua pemandu yang berada di kejauhan. "Mereka bilang kalau mereka ikut dengan kita untuk membantu berkomunikasi dengan warga lokal. Tapi, kelihatannya mereka disini untuk mengawasi kita."
"Itu bukan masalah." ucap Kaito. "Sejak awal, aku tak mengharapkan bantuan dari orang-orang di sini. Intuisiku mengatakan, kalau itu benar-benar ada di sini." lanjutnya.
Selanjutnya : Hunter x Hunter Chapter 189 bagian 2
0 komentar:
Posting Komentar