Home » , » Versi Teks Death Note Chapter 17

Versi Teks Death Note Chapter 17

Sebelumnya : Death Note Chapter 16

Setelah memutuskan rencananya dengan Ryuuk, Raitopun kembali ke rumahnya untuk melancarkan aksinya.

"Ayo mulai Ryuuk" ucap Raito.
"Menemukan kameranya ya. Kedengarannya menyenangkan" jawab Ryuuk.
"Ngomong-ngomong Raito, Apa cuma kau yang makan keripik kentang rasa kaldu di keluarga ini?" Tanya Ryuuk.
"Ya, yang lain hanya makan rasa asli dan rumput laut. Cuma aku yang makan rasa kaldu" jawab Raito.

Raito pun segera membuka pintu rumahnya. "Aku pulang..!" ucap Raito. Setelah masuk kekamarnya, Raito tampak berpura-pura membaca majalah dewasa.


"oh, sepertinya ini saatnya aku mencari kamera-kamera itu" ucap Ryuuk.

"Apa!! Anakku membaca majalah porno?" ucap ayah Raito yang melihatnya melalui kamera tersenbunyi bersama L.

"Itu wajar untuk anak seumuran 17 tahun. Tapi kurasa dia melakukan tipuan ini agar dia terlihat normal kalau dia menutup pintu dengan menyelipkan kertas" ucap L.
"Apa maksudmu Ryuuzaki. Apa anakku adalah kira?" tanya ayah Raito.

"Tentu saja, itu sebabnya aku memerintahkan rumah anda untuk diawasi.

Di tempat Raito, tampak Ryuuk sedang memanjat dinding mencari kamera.

"Aku menemukan satu kamera di dalam AC" ucap Ryuuk.
"Jadi mereka menaruh alat itu di kamarku. Pasti microphone juga" ucap Raito dalam hati.
"Seberapa besarpun kasus yang terjadi, kepolisian jepang tidak akan melakukan hal sejauh ini. Apa ini ide L? Pasti ini ulah L? Seberapa banyak yang dia tahu? Kalau begitu, L pasti curiga pada orang yang di selidiki Raye Penber" sambung Raito.

"Ah, aku tertipu covernya lagi" ucap Raito berpura-pura sambil membawa majalahnya.

"Tidak, kalau memang itu benar, pasti L akan mengawasi semua rumah yang diawasi oleh Raye Penber. Apa dia akan melakukan hal seperti ini? Akan bahaya bila dia melakukannya sejauh ini. Dia pasti sedang memikirkan sesuatu yang lebih dalam lagi. Ah.. Tak ada gunanya memikirkan hal seperti itu. Aku harus mengaggap kalau aku satu-satunya yang di curigainya. Untung aku mengumpulkan semua buku ini untuk antisipasi hal seperti ini terjadi. Selalu
merencanakan kedepan, itulah tameng terkuatku" ucap Raito sambil mengambil buku di raknya.

"Mencari-cari ketika sedang memasang alat-alat itu dikamarnya. Tapi mereka tak menemukan majalah yang disembunyikan disana" ucap L.

"Tiga minggu yang lalu aku telah mengendalikan para kriminal sebelum membunuh mereka. Ini menunjukkan pada L bahwa aku juga bisa mengatur waktu kematian. Jika aku ingin melawan L dalam situasi seperti ini.. Jika aku bisa membunuh para kriminal selama aku diawasi, apa yang akan dipikirkan L? Jika L ingin tahu apakah aku menonton berita atau tidak, L akan tahu melalui kamera itu" ucap Raito.

"Aku menemukan satu lagi" kali ini Ryuuk memanjat ke plafon kamar Raito.

"Berarti aku menunggu satu atau dua hari setelah para penjahat muncul di berita sebelum aku membunuhnya. Jadi, jika aku menonton TV ketika televisi menyiarkan berita kriminal dan penjahat itu tidak mati keesokan harinya maka, L akan mencurigaiku. Tapi, jika aku tidak mendapatkan informasi tentang para penjahat dan kematian akan berhenti selama waktu itu, L akan menyadari bahwa aku tidak menonton berita dan aku tetap akan menjadi tersangka. Tapi, jika aku tidak menonton televisi, tidak menggunakan komputer,radio, atau tidak mendapatkan informasi dari apapun, tapi penjahat tetap saja mati. Apa yang akan L pikirkan? Dia pasti berpikir kalau Raito Yagami bukanlah Kira. Itu dia, L tahu kalau Kira harus mengetahui wajah korbannya dan cara satu-satunya mendapatkan informasi itu adalah melalui internet atau televisi. Jika aku tidak mendapatkan informasi, sedangkan para penjahat tetap mati. Maka, aku akan terbebas dari tuduhan. Perhatikan ini L" Raito telah memikirkan rencananya.

"Kakak, makan malam" ucap Sayu.
Lalu Raitopun membuka pintu dan keluar dari kamarnya.

"Aku akan tetap disini dan mencari kamera-kamera itu. Sejauh ini aku telah menemukan 8 buah" ucap Ryuuk.

Raito telah sampai di meja makan.

"Video klip lagi? Kamu harus banyak menonton berita Sayu!" ucap Raito.
"Hisau adalah idolaku, Kakak, kau juga harus mencari idolamu untuk disukai!" ucap Sayu.
"Bagus Sayu. Kalau aku menonton berita, rencanaku akan rusak" ucap Raito dalam hati.

Sementara itu di tempat L.

"Aizawa, apakah keluarga Satamura sedang menonton televisi?" tanya L melalui handphone.
"Iya, semuanya sedang menonton televisi kecuali asisten pimpinan" ucap Aizawa melaporkan.
"Watari, cepat mulai penyiarannya" ucap L.
"Baik!" sahut Watari.

Tiba-tiba di sela-sela acara TV muncul laporan khusus NKK.

"Oh, laporan khusus NKK" ucap Sayu.

Laporan itu berbunyi : "Dalam upaya menangkap Kira, ICPO telah meminta 1500 agen dari seluruh dunia untuk bekerja sama di Jepang"

"1500 Agen? Hebat sekali" ucap Sayu.
"Mungkin mereka juga memasang alat-alat itu diruangan ini. Dia ingin melihat reaksiku ketika melihat ini. L... Tipuan yang sama tidak akan berhasil untuk kedua kalinya" ucap Raito dalam hati.

"Tindakan yang sangat bodoh" ucap Raito.
"Hah" Sayu tak mengerti.
"Pemberitahuan publik seperti ini sangat tidak berguna. Kalau mereka ingin menyelidiki, maka harus secara rahasia. Bahkan agen FBI yang menyamar saja terbunuh. Pengunguman secara umum bahwa mereka mengirim banyak agen hanya akan menambah korban saja" jelas Raito.

"Oh, benar juga. Kakak memang cerdas" puji Sayu.
"Jadi, pengumuman ini pasti gertakan yang dilakukan polisi untuk menakut-nakuti Kira. Tapi terlalu jelas, pasti Kira sedang tertawa saat ini.

"Anak anda sangat pintar" ucap L pada ayah Raito.
"Sepertinya begitu" ucap Ayah Raito.
"Aku selesai" Raito pergi dan mengambil beberapa bungkus keripik kentang.
"Kakak, kau makan keripik setelah makan malam, hati-hati nanti gendut lo" ucap Sayu.
"Ini cuma kudapan belajarku" jelas Raito dan langsung masuk ke kamarnya.

"Aku telah menemukan semua kameranya. Aku jadi sangat lelah melakukan semua ini. Aku akan sebutkan semuanya dan kau harus ingat baik-baik karena aku tak mau mengatakannya dua kali" ucap Ryuuk.

"Waktunya belajar" ucap Raito seperti tak menghiraukan ucapan Ryuuk.

"Semuanya ada 64 kamera. Yang memasang alat ini dia bisa melihat semua yang terjadi di sini" jelas Ryuuk. Dan tampak di semua sudut dan sisi Kamar Raito dipenuhi dengan
kamera.

"Ini pasti ulah L. Waktu dia mengumumkan perang padaku, dia mengorbankan seorang penjahat tanpa berpikir dua kali. Dia melakukan apapun agar bisa menang" ucap Raito.

"Lalu, bagaimana aku bisa makan apel kalau begini?" tanya Ryuuk.
"Maafkan aku Ryuuk, tampaknya itu mustahil saat ini" jawab Raito dalam hati.
"Ah.. Tidak bisa bicara dalam rumah ya. Tanya aku waktu kau keluar rumah besok" ucap Ryuuk.
"Ok.. Soal berikutnya" ucap Raito tanda mengiyakan ucapan Ryuuk.

"Dilihat dari jumlah kameranya, pasti L ingin menyelesaikan ini dengan cepat. Dengan posisi kamera yang Ryuuk berikan dan barang-barang yang telah kupersiapkan sebelumnya.. Dalam situasi ini... Aku tidak lebih dari seorang murid yang belajar keras. Selama
aku menghukum mati para kriminal dalam rahasia Death Note" ucap Raito.

"Dengan begini kamera di bawah dan disebelahku tidak akan melihat apapun selama tubuhku menghalangi kamera yang ada di belakangku" Ternyata barang-barang yang disiapkannya tadi adalah berupa kamera yang berukuran sangat kecil yang disimpan didalam bungkus keripiknya.
"Aku menyelesaikan soal dengan tangan kananku. Padahal aku menulis nama para kriminal di sobekan Death Note. Lalu aku mengambil keripik itu dan memakannya ucap Raito sambil
menonton berita.

Sementara itu ditempat L...

"Anak anda tidak melakukan apa-apa. Dia belajar setelah makan malam" ucap L.
"Itu karna dia akan menghadapi ujian besar 10 hari lagi" jelas Ayah Raito.

"Aku menulis 3 nama, tapi kubiarkan yang terakhir terbuka untuk rencanaku. Dengan begini mereka akan mati ketika aku kelihatan tak bersalah. Selama ini aku tak melakukan apapun selain belajar. L adalah Alibiku. Baiklah, sebentar lagi selesai" Raito meremukkan bungkus keripiknya dan membuangnya ke tong sampah.

Di tempat L...

"Ruuzaki.." ucap Watari.
"Ada apa Watari?" tanya L.
"Tersangka Bribbery dan Brobbery mati di sel tahanan. Berita pukul 21:00" Ucap Watari.
"Itu Kira" Seru Ayah Raito.
"Hanya istri Jichouci dan anak perempuan tertuanya yang melihat berita di keluarga Satamura" Jelas Watari.
"Anak pimpinan dan anak perempuannya menonton drama. Setelah drama selesai, mereka mematikan televisinya dan tidak menonton apa-apa lagi. Anak laki-lakinya sedang belajar sejak pukul 07:30. Sekarang pukul 11:00. Tidak ada yang menggunakan telepon atau internet ataupun Radio. Kira membutuhkan nama dan wajah sang korban agar bisa membunuhnya. Jika mereka tidak melihat berita, berarti mereka bukanlah Kira. Tapi..."

"Seperti yangkau lihat! Keluargaku tidak bersalah!" Bentak ayah Raito.
"Tapi para kriminal yang dibunuh Kira hari ini adalah orang yang melakukan kejahatan kecil. Setelah ini, keluarga Yagami terlepas dari tuduhan hanya dalam beberapa hari saja." ucap L.

Keesokan harinya..

"Raito, apa kau sudah bangun?" tanya ibu Raito.
"Ya, aku sedang ganti baju" sahut Raito.
"Hari ini Hari pemungutan sampah. Jadi jika ada sampah di kamarmu, bawa kemari.
"Menyebalkan sekali" keluh Raito.
"Apa yang kau katakan. Apa kau mendengar ibu mengeluh"
"Iya, iya"
"Ah.. Menyegarkan sekali" ucap Raito.
"Apa kau tak menyesal telah melakukan apa yang telah kau perbuat?" tanya Ryuuk.
"Selamat pagi" ucap ibu Raito mengantarkan sampah.

Sementara Raito hanya melihat dari atas.

"Itu Mini Televisi seharga 39.800 yen kan?" ucap Ryuuk.

Bersambung ke Death Note Chapter 18
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Rekomik - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger