Hari berlalu dengan cepat. keesokan harinya, Gohan mampir ke rumah bibi Bulma dan kemudian menceritakan kalau ia akan ikut Tenkaichi Budokai. "Eh? Kenapa tiba-tiba kau ingin ikut?" tanya Bulma sambil mengutak-atik motornya. "Ini karena teman sekelasku, putrinya Mr.Satan." jawab Gohan.
"Mr.Satan? Bukankah dia orang yang muncul ketika kau bertarung melawan Cell? Dia itu yang disebut-sebut sebagai juara dunia kan? Jadi teman sekelasmu putri juara dunia ya?"
"Ya, dan dia anak yang baik." ucap Gohan. "Sama sepertiku, dia senang melawan kejahatan. Tapi, dia telah mengetahui identitasku yang sebenarnya. Jika aku tidak ikut, maka dia akan membocorkan identitasku pada orang-orang." jelasnya.
Sambil meminum sekaleng minuman dingin, Trunks melihat Gohan. "Pakaian kak Gohan sungguh norak, ia tak seharusnya memakai itu." pikirnya.
"Bodoh." ucap Bulma. Kemudian ia mengambil rokok, menyalakannya, dan melanjutkan perkataannya, "Kau seperti ayahmu. Lalu, kedatanganmu ke sini, apa untuk memintaku untuk merubah suaranya juga?"
"Itu ... Dalam Tenkaichi Budokai, tidak diperolehkan memakai helm atau aksesoris pelindung lainnya. Jadi, apa kau bisa membuatkanku semacam penutup wajah yang bisa menutupi identitasku?"
"Hmm, yang kau butuhkan adalah sesuatu yang bisa dipakai dalam kompetisi Tenkaichi Budokai, bukan? Baiklah, akan kubuatkan sesuatu yang bisa menyembunyikan identitasmu."
Mendengar ibunya berkata seperti itu, Trunks sedikit tertarik. "Apa ibu akan membuat helm baru?"
Tak perlu berlama-lama, benda itupun jadi. Tadaaa, Gohan sudah memakainya, penutup rambut berwarna putih dan kacamata hitam. Dengan ini, identitasnya tak akan ketahuan, dan itu bukanlah pelindung, jadi sepertinya akan dipebolehkan dalam pertandingan.
"Meski sederhana, ini keren!" ucap Gohan. Tapi berbeda dengannya, Trunks shock sampai tak bisa beromentar apa-apa, "No comment." ucapnya.
"Yah, tapi tak peduli bagaimanapun kau menyembunyikan identitasmu, kau pasti akan menang, bukankah itu membosankan?" ucap Bulma. Tapi kemudian, mereka dikagetkan oleh suara yang mengatakan, "Itu tak akan terjadi."
Bulma dan Gohan menghadap ke sumber suara, dan ternyata itu berasal dari Vegeta. "Aku juga akan ikut." ucap Vegeta. "Dulu perbedaan kekuatan di antara kita memang cukup jauh. Tapi, bagaimana dengan sekarang? Sementara kau terperangkap dalam kedamaian Bumi, aku terus berlatih."
"Ya, dia memang selalu berlatih, tak pernah bekerja sedikitpun." ucap Bulma. "Sama seperti ayahmu, mungkin bangsa Saiya memang tak tahu caranya bekerja."
"Waah, bagus, apa artinya ayah dan Gohan akan bertarung??" ucap Trunks dengan penuh semangat. Setelahnya, lagi-lagi suatu suara terdengar. "Aku juga ikut." ucap suara itu. Namun, tak jelas dari mana asalnya. Sementara mereka masih bingung mencari sumber suara, suara itu kembali berkata, "Gohan ..."
"Ayah!? Itu suara ayah!" Gohan mengenal suara itu, suara yang tak lain adalah suara Son Goku. Tampaknya, ia berkomunikasi melalui alam lain. "Son-kun?" "Kakarotto?" ucap kaget yang lain. "Ayah, apa memang benar itu kau?" Gohan mencoba untuk meyakinkan.
"Benar. Sudah lama sekali ya." ucap suara itu lagi, yang memang tak lain adalah Son Goku. "Ayah, apa kau baik-baik saja?" tanya Gohan. "Siapa itu?" Trunks tak kenal dengan Goku. Bagaimanapun, saat kematiannya, Trunks masih bayi.
"Bisa dibilang begitu, meskipun aku sudah mati." ucap Goku. "Lalu, benarkah ayah akan datang ke Tenkaichi Budokai??" "Ya, aku sudah minta izin pada nenek fortune agar aku bisa kembali ke Bumi. Jadi, aku bisa ikut kompetisi itu." jelas Goku. "Kau dan Vegeta juga akan ikut kan? Jadi akan lebih menarik kalau aku juga ikut."
Gohan terlihat begitu gembira, sementara Trunks masih tetap bertanya-tanya. "Siapa itu??"
"Aku tak sabar untuk itu, Kakarotto." ucap Vegeta. "Siapkan dirimu, aku sudah jauh lebih kuat sekarang."
"Aku juga, Vegeta." ucap Goku. "Baiklah, kita akan bertemu lagi di Tenkaichi Budokai." lanjutnya. "Bagus, ini akan menjadi semakin menarik." ucap Vegeta.
Selanjutnya : Dragon Ball Z Episode 205 bagian 3
0 komentar:
Posting Komentar