Setelah mengetahui banyak hal mengenai kebenaran yang selama ini tak ia mengerti, Ichigo memutuskan untuk kembali menuju Reiokyuu. Namun, "Hei Ichigooo!!" sang ayah memanggil, dan kemudian bertanya, "Kau bilang kau akan pergi, tapi apa kau tahu bagaimana caranya menuju tempat itu?"
Ichigo terdiam, dia sadar kalau dia tak tahu caranya. Tapi tak lama kemudian, secara tiba-tiba dari atas Ichigo muncul seorang perempuan dan lalu mendekap Ichigo. "Tepat sekali, ayo kembali!!" ucapnya dan kemudian dalam sekejap ichigo sudah kembali ke tempat sebelumnya ia berlatih, ruang gelap milik si nyentrik dari divisi nol.
"Untuk membuka Choukaimon, gerbang yang membawamu kemari, kami harus mengatur waktunya waktu yang tepat. Master sudah memutuskan dari awal kalau dia akan mengirimmu kembali dalam waktu satu malam." ucap perempuan itu. "Dia bilang kalau tak ada yang berubah, maka percuma juga untuk menunggu lebih lama."
"Yaah, begitulah!!!" ucap si kapten nyentrik, Nimaiya Ouetsu. Tiba-tiba saja ia muncul dari balik si perempuan tadi, salah satu pelayannya. Di bawah, Ichigo masih terdiam, terus mendengarkan secara seksama.
"Dari tampangmu kurasa kali ini kau akan bisa melakukannya, ichigo-chan..." ucap Ouetsu. "Ayo, Para Asauchi itu akan..."
Lelaki itu kemudian kaget. Mahluk-mahluk hitam yang disebut Asauchi itu mengelilingi ichigo dan kemudian bersujud padanya. Ichigo berdiri, dan seolah memilih salah seorang dari mereka, ia kemudian menjabat tangan salah satu dari mereka. Lalu, secara perlahan tubuh hitamnya memudar...
"Bagus... kemarilah.." ucap Ouetsu. Ia senang, dan tampaknya ini melampaui apa yang ia perkirakan. "Aku akan melupakannya lagi untukmu... secara pribadi." lanjutnya.
Di Soul Society, di sebuah lapangan berlatih di salah satu divisi, orang-orang tengah berlatih menggunakan pedang. "Hyat!! Hyat!!" bunyi tebasan pedang berkali-kali terdengar dari sana. "Tebas yang benar!! Kalian tak akan mampu menebas quincy manapun kalau seperti itu!!" bentak pembina sambil berkeliling.
"Hei..." salah seorang yang berlatih di sana hendak membicarakan sesuatu pada orang di sebelahnya. "Ada apa? jangan ganggu aku." ucap lelaki di sebelah. "Hmm, bagaimana menurutmu tentang kapten Hitsugaya??" tanya lelaki itu.
"Hmm? Tak tahu juga sih. Dia kehilangan Bankainya, kan? Kalau begitu kurasa dia sudah berakhir. Aku ingin tahu bagaimana nasib divisi sepuluh kedepannya.." ucap lelaki itu, sambil terus mengayunkan pedang kayu di tangannya.
"Jangan ribut!!!" bentak pembina ke mereka. "Ba-baik pak!!" ucap mereka berdua. Kemudian setelahnya, srekkk!! terdengar suara pintu yang terbuka. Seseorang masuk ke tempat itu, dan sungguh mengejutkan yang masuk adalah Hitsugaya. "Ka-kapten Hitsugaya!?"
"Ka-kapten!! Apa ada sesuatu yang..."
"Aku ingin kau melatihku." ucap Hitsugaya sambil menundukkan kepalanya.
"Ehh!?" si pembina kaget. Ada apa ini tiba-tiba seorang kapten, atasnya meminta orang yang pangkatnya lebih rendah untuk melatihnya?
"Bankaiku dicuri. Jadi mulai saat ini, aku hanya bisa bertarung sebagai pendekar pedang biasa. Aku ingin memulai semuanya dari awal. Jadi kumohon." ucap Hitsugaya. "Ba-baik!!"
Merekapun melanjutkan latihan, dan Hitsugaya, sang kapten, berbaur di antara mereka semua. "Setelah pertarungan melawan Aizen, aku dengan susah payah terus melatih Bankaiku, hingga menjadi bankai yang sesungguhnya. Tapi kemudian, itu dicuri..."
"Mau bagaimana lagi..." ucap Hitsugaya dalam hati. "Tak ada waktu untuk berkhayal tentang sesuatu yang mungkin akan kembali. Aku harus terus melihat ke depan... ke depan..."
Bunyi burung terdengar merdu di sebuah hutan yang jauh dari tempat tadi. Di hutan tersebut, tampak kapten Muguruma dan wakilnya, Hisagi.
"kenapa... anda membawaku kemari?" tanya Hisagi. "Shuuhei, gunakan bankaimu." pinta sang kapten. "Eeh?" Hisagi tak mengerti. "Kali ini bankaiku memang tidak tercuri, tapi tak ada jaminan kalau berikutnya tetap akan begitu. Kita butuh lebih banyak lagi orang-orang yang mampu menggunakan bankai."
Saat!!! Mashiro tiba-tiba saja mendarat di hadapan Hisagi. "Berubahlah menjadi hollow, Mashiro!!" perintah sang kapten. "Baik!! Beruubah!!!" perempuan itupun berubah.
"Berhati-hatilah, dia kuat saat berubah menjadi hollow. Kalau kau tak ingin mati, maka gunakanlah bankaimu." ucap kapten ke Hisagi. "Tu-tunggu, Kuna!! Kapten Muguruma!! Aku tak bisa tiba-tiba..."
Jlebbb!!! Mashiro di mode hollow menusuk perut Hisagi dengan tinjunya. "Ukhh.." Hisagi rebah dan kesakitan. "Kurasa tadi itu buruk..." ucap perempuan itu.
"Wakil kapten tak seharusnya membantah perintah super wakil kapten!!" ucap mashiro. "Bodoh, sudah kubilang kan untuk berhati-hati." ucap si kapten. ia benar-benar ingin mendidik Hisagi. "Apa kau pikir aku tak berani membunuhmu? Aku ini tak selembek Tousen..."
"Tunggu..." Hisagi bangkit kembali. "Kapten Muguruma... aku selalu menghormatimu... tapi... anda tidak berhak untuk mengatakan sesuatu yang jelek tentang kapten Tousen!!" Hisagi memasang tampang kesal.
Orang-orang di Soul Society memang sedang giat-giatnya berlatih, hal ini juga tampak pada Komamura dan Wakilnya, Tetsuzaemon Iba. "998... 999... 1000!!" Iba berlatih di luar, di dekat air terjun. Sementara, sang kapten sejak tadi entah melakukan apa di dalam gua.
"kapten Komamura belum keluar juga dari gua mencurigakan itu..." dari tadi Iba terus bertanya-tanya, apa yang kaptennya lakukan di dalam sana lama sekali?
Di dalam, di tempat yang gelap itu, Komamura ternyata sedang menghadap seseorang. Lebih tepatnya, sesosok mahluk. "Siapa... kau??"
"Sudah lama sekali ya...Oojiji-sama.." ucap Komamura. Di depannya, tampak sesosok mahluk binatang buas yang ukurannya begitu besar, dan tampak sudah tua. Dari bekas luka-bekas luka di wajahnya, terukir bukti kuat kalau ia adalah veteran dalam hal pertempuran.
"Sajin? Masih berani juga kau datang kemari rupanya..." ucap mahluk bertubuh besar itu.
Bersambung ke Bleach Chapter 539
0 komentar:
Posting Komentar