Tanpa Isshin sadari, Aizen muncul dari belakang dan langsung menebasnya. Isshin tersungkur, dengan darah muncar dari punggungnya. "Jubah yang bisa melenyapkan keberadaan reiatsu sampai hampir tak terasa. Dan dengan memberi sedkit kido, bahkan aura tubuhku bisa berbaur dengan udara, membuat keberadaanku hampir tak bisa dilacak." ucap Aizen.
Ternyata begitu, jubah yang ia pakai membuat Isshin tak bisa merasakan keberadaannya. "Sungguh pemberian yang hebat, Kisuke Urahara." ucap Aizen lagi.
"Ukhh..." Isshin jatuh membentur atap gedung. "Ini bukan sekarang hollow, ini pasti tebasan zenpakuto." pikirnya. "Pasti shinigami. Seorang pengkhianat pasti ada di balik semua ini."
"Siapa kau!!?" teriak Isshin ke arah atas, namun ia tak melihat siapa-siapa. "Dimana kalian bersembunyi!? Keluarlah!!!" teriaknya lagi.
"Ups, kelihatannya dia sadar kalau tadi itu bukan serangan hollow." ucap Gin. "Tepat sekali." ucap Aizen. "Aku akan pergi." Aizen ingin pergi. "Tapi, apa tak apa meninggalkannya seperti ini?" tanya Gin. "Dengan luka seperti itu, dia tak akan bisa menggunakan bankai." ucap Aizen.
"Kalau seorag kapten mampu mengalahkannya hanya dengan shikai, artinya sample itu adalah sample yang gagal."
"Dia bukan sample, tolong sebut dia dengan istilah mahluk putih." ucap Kaname. "Dia berbeda dari semua jenis holloe yang sejauh ini kita ciptakan. Dialah yang pertama kali diciptakan berdasarkan jiwa shinigami."
"Ah, kau benar, maaf Kaname." ucap Aizen. "Tapi, menyebutnya sebagai mahluk putih padahal dia dilapisi jubah hitam hanya karena putih bagian dalamnya, bukankah itu sedikit ironis?"
Batssss!!! Mahluk itu kembali menyerang isshin. Isshin menahannya. "Luka ini dalam sekali, aku tak bisa mengatur reiatsuku. Kalau begini terus, aku tak akan bisa menggunakan bankai."
"Gyaaah!!!" Monster itu berhasil mendesak Isshin. Isshin terpental, namun, "Jangan meremehkanku!! mahluk sialan!!" Isshin menggigit darah dari telapak tangannya, kemudian menyemburkan api dan melapisi pedangnya dengan itu.
"Gaaahh!!!" Isshin menebas si monster, dan akhirnya tangan kiri mahluk itu berhasil dipotong. Tap! Tangan monster itu terjatuh dan menancap di tanah, tak jauh dari tempat Masaki berdiri. Ya, Masaki sudah ada di sana.
Meski telah dipotong, monster itu masih cukup tangguh. "Hah, kau cukup bagus meski hanya dengan satu tangan. Tidak buruk." ucap Isshin, dan pertarungan berlanjut. Isshin sempat terdesak, dan hampir saja ditembak dari jarak yang sangat dekat. Namun untungnya, panah quincy Masaki melesat dan menyelamatkannya.
"Dia... siapa!?" ucap Isshin kaget.
"Seorang quincy?" Aizen dan rekan-rekannya juga kaget.
"Ini tak ada di dalam rencana kita. Aku akan melenyapkannya." ucap Kaname. "Tunggu," Aizen mencegatnya, "Ayo kita lihat apa yang akan terjadi." ucapnya.
Marah, mahluk tadi kini langsung melesat ke arah Masaki. "Tunggu!!" teriak Isshin, namun mahluk itu sudah terlanjur melesat ke bawah. "Cepat sekali, aku tak bisa membidiknya dengan benar." pikir Masaki, "Kalau begini..." tiba-tiba Masaki menghilangkan panah quincynya, kemudian mengulurkan tangan seolah sengaja agar mahluk itu mendekapnya.
"Bodoh, apa yang kau lakukan!?" bentak Isshin dari kejauhan. Tapi ternyata, "Bagus... dapat." ternyata Masaki memang sengaja memancingya, ia balik menahan tubuh mahluk itu dan kemudian membidikkan panah quincy dari jarak yang sangat dekat, cukup dekat hingga tak mungkin bisa dihindari. Dan pada akhirnya, Kaboom!!
Bersambung ke Bleach Chapter 533
0 komentar:
Posting Komentar