Home » , » Versi Teks High School DxD New Episode 1 bagian 4

Versi Teks High School DxD New Episode 1 bagian 4

Sebelumnya : High School DxD New Episode 1 bagian 3

"Ada apa dengannya?" sampai sekarang Issei masih bertanya-tanya. Pada akhirnya, ia sampai di sebuah gedung dengan lantai yang cukup tinggi. "Di sini, ya?" Issei memarkirkan sepedanya dan kemudian masuk. Tiba di depan sebuah ruangan, Issei membunyikan bel. "Orang ini pasti tak menyangka kenapa Iblis harus membunyikan bel." pikirnya.

"Halo!!" sapa Issei ketika seorang lelaki keluar dari ruangan itu. "Apa Anda memanggil Iblis? Ah, pasti Anda berpikiran aneh. Pasti iya, 'kan?! Seharusnya aku keluar dari lingkaran sihir di kertas ini jika aku bisa, tapi ada beberapa masalah dengan itu.."

"Masuklah.." ucap lelaki di depan Issei.
"Kau Iblis, bukan?" lelaki di depan Issei ternyata sudah paham.

Issei dipersilakan masuk, dan kemudian ia menunggu di sebuah tempat duduk, di dalam sebuah ruangan yang tak terlihat seperti gaya Jepang biasanya. "Apa ya pekerjaan orang itu?" dalam hati Issei bertanya-tanya.

Lelaki tadi kemudian muncul dari ruangan lain, mungkin dapur, sambil membawa beberapa minuman. "Minumlah.." ucapnya. "Maaf, aku masih di bawah umur." ucap Issei.

"Begitu, ya? Sayang sekali. Aku ingin seseorang menemani aku minum.." ucap lelaki itu. "Jadi itu permintaanmu?" tanya Issei. "Tidak boleh, ya?" lelaki tadi duduk di sofa di depan Issei.

"Tidak, kontrak akan dibentuk jika aku mengabulkan permintaanmu, dan itulah sebagaimana mestinya." ucap Issei. "Hanya Wiski yang kupunya. Apa kau mau air putih?"

"Y-Ya.." jawab Issei. Setelahnya, merekapun saling cerita sambil minum-minum. Lelaki itu minum wiski, sementara Issei air putih. "Hahaha!!" lelaki tadi tertawa, wajahnya memerah dan kelihatannya sudah mulai mabok. "Jadi kau naik sepeda menuju pemanggilmu karena kau tidak punya cukup kekuatan?"

"Ya..." jawab Issei lagi.
"Lucu sekali.." lelaki tadi kembali tertawa.

"Cara tertawanya membuatku kesal.." dalam hati Issei kesal. "Tapi aku membutuhkan kontrak ini. Tahan, tahan!!" pikirnya. Issei kemudian meneguk segelas air putihnya kembali.

"Menyenangkan sekali." ucap lelaki itu. "Jadi, apa yang kau minta sebagai upahnya?"
"Eeh?? sudah selesai?" Issei kaget. "Aa kau ingin jiwaku?" tanya lelaki itu. "Ti-Tidak sama sekali!" jawab Issei. "Mengobrol dengan seseorang tidak sebanding dengan itu."

"Oh, kau dermawan sekali." ucap lelaki itu.
"Tuanku lebih memilih transaksi yang menyenangkan.." ucap Issei.

"Lalu, bagaimana dengan itu?" lelaki tadi menunjuk salah satu lukisan yang ada di dinding. "Itu bukan tiruan." ucapnya. "Ta-tapi lukisan itu terlihat sangat mahal.." Issei merasa kalau tak pantas dibayar dengan lukisan seperti itu hanya untuk menemani minum-minum.

"Aku tidak punya apa pun selain itu." ucap lelaki tadi. "Dan yah, selain itu hanya jiwaku yang bisa kuberikan padamu." lanjutnya. "A-Aku akan mengambil lukisanmu!" ucap Issei, dari pada harus mengambil jiwanya.

Setelahnya, Issei pun pulang, dengan menggunakan sepeda, dan membawa bungkusan berisi lukisan di punggungnya. Di jalan, Issei masih teringat dengan lelaki tadi. "Orang yang aneh." ucapnya. "Yah, tapi yang penting aku sudah membuat kontrak!! satu langkah lebih dekat dengan tujuanku!! Aku akan menjadi Raja Harem!!" Issei semakin bersemangat dan mengayuh sepedanya lebih kencang lagi. Sampai tiba-tiba, ponselnya berbunyi.

Issei menghentikan sepedanya, dan kemudian melihat layar, yang ternyata yang menelpon adalah Rias. "Ketua?"

Waktu berlalu, dan pada akhirnya Issei diminta pergi menuju suatu tempat. Dan kini, Issei pun sudah sampai di sana. "Pabrik kosong?" Issei tak mengerti. "Issei, sebelah sini.." tak jauh darinya tampak Rias, dan anggota klub lainnya sudah berkumpul. "Maaf membuatmu datang kemari." ucap Rias."Tidak apa-apa." ucap Issei. "Tapi... di sana?" Issei melihat ke arah pabrik kosong.

"Tidak salah lagi, itu Iblis yang tersesat. Kami mendapat perintah untuk memusnahkannya malam ini. Makhluk yang sangat berbahaya." ucap Rias. "Kita tidak cocok jika bertarung di dalam. Mundurlah, Asia."

"Baik!" ucap Asia.

"Akeno dan aku akan menunggu di luar. Koneko, Yuuto, dan Issei, kalian memancingnya keluar." perintah Rias. "Baik, Ketua." ucap Aneko. "Baik." ucap Koneko. "Dimengerti!" ucap Issei, dan kemudian iapun mengeluarkan kekuatannya, "Boosted Gear!!" tangan kiri Issei berubah.

Sementara itu, Kiba dari tadi masih tampak murung, diam terus, dan Rias menyadari hal tersebut. "Yuuto?" Rias bertanya. "Ah, a-aku mengerti." ucap Kiba.

"Baik, kalau begitu, Kiba, Koneko!!" Issei maju terlebih dahulu.
"Baik!!" Koneko dan Kiba kemudian menyusul.

Kini, mereka bertiga telah sampai di depan gerbang menuju bangunan pabrik. "Aku penasaran seperti apa dia." ucap Issei. "Jika monster lain.."

Bruakkk!!! tanpa berkata apapun Koneko mendobrak pintu baja tersebut dengan serangannya. Dan dengan mudah, dua daun pintu itu terlempar.

"Tanpa peringatan, ya?"
"Ayo.." mereka pun masuk.

"Tidak ada apa-apa di dalam?" Issei melihat keadaan sekitar. "Koneko?" Issei kaget saat Koneko menghentikan langkahnya. "Di sana.." ucap Koneko sambil menujuk ke kejauhan. Di sana, di balik pipa besi besar, tampak seorang perempuan bersembunyi dan mengintip. Wajahnya terlihat murung, dan kelihatannya ia tak memakai pakaian.

Wanita cantik yang ternyata memang telanjang itu lalu keluar, mendekat, dan tiba-tiba berubah menjadi monster yang menakutkan. "Uwaaa!!!" Issei kaget. "Sial, monster?!"

"Kak Yuuto, mohon bantuannya!!" ucap Koneko. Tapi. Kiba malah masih melamun. "Kak Yuuto??" Koneko kembali memanggil. "M-Maaf!!" ucap Kiba.

Monster semacam laba-laba itu menempel di atas, lalu dari bagian belakang tubuhnya, ia mengeluarkan suatu cairan, menyemprotkannya, dan kemudian mengenai tubuh bagian kiri Koneko. Perempuan itu terjatuh, dan pakainnya secara perlahan menghilang digerogoti oleh pakaian itu.

"Siall!!! Boost!!" Issei menggunakan kekuatan tangannya. "Explosion!! Dragon Shocker!!" Issei menyerang namun monster itu masih mampu bertahan. "Aku butuh kekuatan lagi!!" ucap Issei. "Jangan diam saja, Kiba!!" Issei lalu membentak Kiba.

"Ah!!" Kiba baru sadar kembali dan kemudian menebas si monster dengan pedangnya. Tubuh monster berhasil diputus, namun ternyata itu masih belum cukup. Monster itu kembali dan kemudian menyerang Kiba. "Kiba!!!" Issei berteriak.

"Terbanglah!!!" dalam keadaan dada kiri yang tidak tertutup karena sebelah pakaiannya telah terkena cairan, Koneko menyerang monster itu hingga terpental jauh menerobos atap, ke luar pabrik.

"Akeno!!" di luar Rias dan yang lainnya telah siap dalam posisi. "Baik, Ketua!!" Akeno terbang dan menggunakan sihirnya untuk menyerang monster itu. Si monster kemudian hangus akibat serangan perempuan itu.

"Makhluk yang tidak patuh, meninggalkan tuannya, dan mengikuti keinginannya sendiri. Dosa besar berhak mendapatkan hukuman yang sepadan." ucap Rias. "Atas nama Pangeran Gremory, aku akan melenyapkanmu!!" Rias lalu menggunakan serangan terakhir dan melenyapkannya.

"Bagus!!" ucap Issei, ia dan Koneko sudah keluar dari bangunan.
"Dia benar-benar sudah kehilangan akal pikirannya." ucap Aneko.
"Dia tidak bisa lagi disebut Iblis." lanjutnya.

"Aku tak ingin jadi seperti itu." ucap Issei.
"Pantas saja perintahnya sangat mendesak." ucap Aneko.

"Koneko, kamu baik-baik saja??" Asia menghampiri Koneko.
"Maaf.." ucap Koneko. Asia kemudian mengobati bagian kiri tubuh Koneko. Luka-lukanya berhasil disembuhkan, namun tidak dengan pakaiannya.

Plakk!!! suara tamparan membuat Issei dan yang lainnya kaget. Secara mengejutkan, tamparan itu ternyata berasal dari Rias. Rias menampar Kiba dan berkata, "Apakah ini bisa membuatmu terbangun? Satu kesalahan, bisa membuat seseorang mati."

"Aku mohon maaf." ucap Kiba.

"Ada apa denganmu? Aku tak pernah melihatmu seperti ini."
"Ini bukan hari terbaikku." ucap Kiba. "Aku mohon undur diri." KIba pamitan.

Selanjutnya : High School DxD New Episode 1 bagian 5
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Rekomik - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger