Home » , » Versi Teks High School DxD New Episode 1 bagian 3

Versi Teks High School DxD New Episode 1 bagian 3

Sebelumnya : High School DxD New Episode 1 bagian 2

"Kalian berdua selalu lengket satu sama lain, jadi tak salah kalau orang-orang mengira kalau kalian berdua menyatu setiap malamnya.." ucap Kiryuu lagi. "Menyatu?! Menyatu?" dua teman lelaki Issei termasuk Asia tak mengerti.

"Dasar gila!! Kami bukan megazord!!" ucap Issei, "Kami tidak bisa menya-" kata-kata Issei tiba-iba terpotong ketika sesuatu terasa di tangan kirinya. Setelah merasakan hal tadi, Issei langsung bergegas, "Maaf, aku harus pergi.."

"Ke mana??" Asia bertanya-tanya.
"Ke Akeno." bisik Issei.
"Apa tangan kirimu.."
"Ya." bisik Issei lagi dan kemudian pergi.

"Apa-apaan dia itu??" teman-teman Issei tidak mengerti. Lalu secara tiba-tiba, Asia juga pamitan, "Ka-Kami ada kegiatan klub." ucapnya.

"Oh, jadi kalian berdua tidak pacaran?" Kiryuu masih saja mengungkit-ungkit masalah itu. "A-Apa?!" Asia kaget. "Kau kan waktu bilang.."

"Kiryuu, hentikan!!" Asia secepatnya membekap mulut teman perempuannya itu. Melihat hal-hal tadi, Matsuda dan Motohama malah semakin iri saja. "Kenapa selalu dia?!" teriak mereka sambil nangis-nangis.

Di sisi Issei, sekarang ia telah sampai di sebuah gedung, kediaman kakak kelasnya, Akeno Himejima. Issei duduk di sofa, tanpa mengenakan pakaian. Tubuh bagian bawahnya hanya dibalut oleh sebuah handuk berwarna putih.

"Maaf membuatmu menunggu.." Akeno datang dan menemui Issei dengan pakaian yang minim, dan terlihat basah. "Maaf datang mendadak, Akeno-san. Ini bukan hal yang bisa kaukendalikan." ucap Issei.

Akino berjalan, menghampiri Issei. Lalu, ia jongkok di depan Issei dan berjata, "Mari kita mulai.."

"Silakan.." ucap Issei. Dan melihat pakaian seksi senpainya itu, wajah Issei memerah. "Apa ada yang salah??" tanya Akeno. "T-Tidak.." ucap Issei. "Hanya saja, pakaianmu..."

"Aku habis membersihkan diriku untuk ritual." ucap Akeno. "Aku tak punya waktu untuk mengeringkan tubuhku, maaf." lanjutnya. "Tidak apa-apa!!" ucap Issei. "Aku malah sen.. Ah, t-tidak, lupakan saja." Issei gelagapan.

"Tangan nagamu memiliki kekuatan yang sangat besar.." Akeno memijit pelan tangan kiri Issei dengan kedua tangannya. "Kami hanya bisa mengubah wujudnya sementara dengan sihir. Kita harus mengeluarkan secara langsung kekuatan dari jarimu, dengan menghisap yang ada di dalam."

Akeno mengemut jari Issei, menghisapnya, dan Issei benar-benar menikmati hal itu. Sampai akhirnya, Akeno selesai, dan kemudian mengelap bibirnya dengan tissue. "Aku sudah menghilangkan kekuatan nagamu. Untuk saat ini kau akan baik-baik saja." ucap Akeno.

"Terima kasih.." ucap Issei.

"Saat pertarungan dengan Phoenix..." Akeno hendak memulai pembahasan baru.
"Phoenix??"

"Tak peduli berapa kali kau dihajar, kau selalu bangkit lagi.. kau benar-benar pemberani. Lalu, kau menerobos masuk ke pesta pernikahan Ketua untuk menyelamatkannya, dan bahkan mengalahkan makhluk abadi Phoenix. Setelah melihat keberanian dan kejantanan pria di medan pertempuran, aku mulai merasa aneh.." Akeno mengelus dada Issei dengan jari telunjuknya. "Apa ini cinta?"

"Eh?" Issei kaget dan kemudian membuka mata. Tapi selanjutnya, Akeno tak melanjutkan pembicaraan itu. Ia hanya berkata, "Sampai jumpa.." dan kemudian pergi.

Selanjutnya, di kamar Issei, para anggota klub telah berkumpul, dan rapat pun dimulai. "Baik, mari kita mulai rapatnya." ucap Rias. "Bulan ini, kita telah membuat... sebelas kontrak dari Akeno, sepuluh dari Koneko, delapan dari Yuuto, dan tiga dari Asia.."

"Kamu hebat sekali, Asia!" ucap Kiba.
"Ah! Bagus sekali!!" ucap Aneko.
"Lumayan untuk pemula.." ucap Koneko.

"Terima kasih banyak!" ucap Asia.
"Dan dari Issei..." Rias meneguk secangkir minumannya dan kemudian lanjut berkata, "Nol." Isse belum membuat kontrak apapun. "Ma-Maafkan aku." ucap Issei.

"Kau harus membuat kontrak-kontrak itu, atau kau tidak akan pernah menjadi Iblis Kelas Atas." ucap Rias. "Aku mengerti! Aku akan menjadi nomor satu bulan depan!!" Issei berjanji.

"Permisi.." ibu Issei masuk sambil membawakan makanan.
"Oh, terima kasih, Ibu.."

"Tak apa, Kalian sedang rapat Klub Kartu, bukan?" ucap ibu Issei.
"Lagi-lagi kesalahpahaman yang belum pernah kudengar." ucap Issei.

"Oh, dan juga... aku membawa sesuatu yang bagus!!" ibu Issei membawa sebuah album foto.
"Hah?!" Issei kaget. "Ini kan..."

"Issei saat di Sekolah Dasar!!" ucap ibu Issei. Album foto pun diperlihatkan. Di antaranya, tampak Issei kecil sedang minum susu sambil telanjang. "Ya ampun, dia telanjang! Imut sekali.." ucap Aneko. "Sejarah memalukan Kak Issei.." ucap Koneko.

"Yang ini saat Taman Kanak-kanak." ibu Issei membalikkan lembaran album. "Dia sudah mulai mengincar pantat gadis-gadis.." ucapnya.

"Issei kecil... Issei kecil!!" Rias tampak benar-benar terpana. "Aku mengerti apa yang kamu rasakan, Ketua!!" ucap Asia. "Asia, kau juga mengerti? Aku sangat senang." ucap Rias.

"Ya ampun... kenapa Ibu membawa-bawa benda seperti ini segala?" Issei malu luar biasa. "Beliau ibu yang baik." ucap Kiba. "Apanya?!" bentak Issei. "Pasti sangat bahagia tinggal bersama keluarga." ucap Kiba lagi. "Oh ya, Kiba, apa kau..."

"Hei, Issei.." Kiba tiba-tiba tertarik, matanya menatap tajam ketika melihat foto Issei saat kecil sedang bersama dengan anak kecil yang sebaya dengannya. "foto ini..." Kiba penasaran. "Oh, itu tetangga lamaku. Dulu kami sering bermain bersama. Dia pindah karena orang tuanya bekerja di luar negeri atau apalah." jelas Issei. "Namanya siapa, ya? Kalau tidak salah..."

"Hei, Issei." sepertinya Kiba tertarik bukan dengan orang yang bersama Issei, melainkan sebuah pedang yang waktu itu berada di belakang Issei dan temannya itu. "Apa kau ingat pedang ini?" tanya Kiba. "Yah, itu sudah lama sekali.." ucap Issei.

"Kebetulan memang benar-benar terjadi." ucap Kiba. Untuk suatu alasan, ia tampak senang, dan entah apa yang lelaki itu pikirkan.

Malam hari, Issei tampak berada di luar, di jalan dengan menaiki sepeda. Dan di sepanjang perjalanan, ia terus memikirkannya. "Aku harus mendapatkan kontrak bulan ini. Bukan hanya aku kalah dengan Kiba, aku juga kalah dengan Asia. Kiba bertingkah agak aneh hari ini.."

Issei masih teringat dengan kejadian tadi, saat Kiba melihat ke arah foto pedang itu. Waktu itu, Kiba juga sempat berkata, "Aku tak pernah melihat yang seperti ini.."

"Lihat apa??" Issei bertanya-tanya. "Ini adalah Pedang Suci." jelas Kiba. "Pedang Suci?" Issei masih bertanya-tanya. "Yah, bukan apa-apa. Terima kasih, Issei." Kiba menutup album dan kemudian tersenyum.

"Ada apa dengannya?" sampai sekarang Issei masih bertanya-tanya. Pada akhirnya, ia sampai di sebuah gedung dengan lantai yang cukup tinggi. "Di sini, ya?" Issei memarkirkan sepedanya dan kemudian masuk. Tiba di depan sebuah ruangan, Issei membunyikan bel. "Orang ini pasti tak menyangka kenapa Iblis harus membunyikan bel." pikirnya.

"Halo!!" sapa Issei ketika seorang lelaki keluar dari ruangan itu. "Apa Anda memanggil Iblis? Ah, pasti Anda berpikiran aneh. Pasti iya, 'kan?! Seharusnya aku keluar dari lingkaran sihir di kertas ini jika aku bisa, tapi ada beberapa masalah dengan itu.."

"Masuklah.." ucap lelaki di depan Issei.
"Kau Iblis, bukan?" lelaki di depan Issei ternyata sudah paham.

Selanjutnya : High School DxD New Episode 1 bagian 4
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Rekomik - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger