Tak butuh waktu yang lama, Natsu dan yang lainnya sudah sampai di dekat tempat tujuan. "Apa benar di sini tempatnya??" ucap Gray. "Rasanya seperti tidak berkendara ya.." ucap Erza. "Sihir tadi luar biasa.." ucap Wendy. "Uukh.." Natsu ternyata tetap saja mabok kendaraan. "Mabok kendaraan??" Lucy kaget.
"Lihat, batunya beku.." ucap Happy. Di depan, memang tampak sebuah batu yang dilapisi es. "Desanya pasti sudah tidak jauh lagi.." ucap Charla. Merekapun bergegas, dan akhirnya sampai di sebuah desa yang ternyata memang benar-benar beku. Seluruh bangunannya tertutup lapisan es.
"Benar, bangunan, dan semuanya beku.." ucap Lucy. "Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.." ucap Wendy. "Menurut kakek Walrot, orang-orangnya beku juga, tapi aku tak melihat satupun.." ucap Erza. Sampai kemudian, mereka sampai di depan sepatu raksasa.
Natsu dan yang lainnya menaikan pandangan mereka, dan ternyata itu adalah raksasa. Seorang raksasa tampak tengah membeku, dan ukuran tubuhnya benar-benar besar. Bahkan, terlihat kalau Natsu dkdk lebih kecil dari sepatu raksasa yang beku.
"Besar!!!!" teriak Natsu dan Happy. Dan ternyata tak hanya satu, ada banyak raksasa yang membeku di tempat itu. "Apa ini desa para raksasa!!??" mereka bertanya-tanya.
Melihat ke arah raksasa yang beku, tiba-tiba saja Gray teringat akan seseorang, perempuan yang telah mengajarinya sihir, Ull. Teringat Ull membuat Gray teringat akan Ultear juga. Gray melamun. "Ada apa?" tanya Lucy. "Bukan apa-apa.." ucap Gray. "Hanya saja ketika melhat raksasa beku ini.."
"Mirip dengan Deliola, kan?" ucap Lucy. "Yah.." sahut Gray. "Aku terkejut ada orang-orang yang sebesar ini.." ucap Erza. "Anjingnya juga besar.." ucap Wendy. Di dekat sana, ada juga anjing raksasa yang beku.
"Ini anjing, ya??" Happy bertanya-tanya. "Yaah, intinya kita harus menyelamatkan mereka, kan? Aku akan melelehkannya dengan apiku!!" Natsu pun menggunakan sihir apinya. "Lakukan yang terbaik, Natsu!!" ucap Happy. Natsu terus berusaha, namun apinya tak berpengaruh sama sekali.
"Tak mempan sama sekali.." ucap Charla. "Kakek pohon itu bilang ini bukan es biasa, kan.." Gray menyentuh es itu. "Perasaan ini.. sihir yang tak pernah kurasakan sebelumnya.." ucap Gray.
"Jadi kau tak bisa melelehkannya dengan sihirmu juga, ya?" ucap Erza. "Sepertinya ini tak akan semudah itu.." ucap Lucy. "Tapi... aku merasa ini seperti mirip sihir seseorang.." ucap Gray.
Sementara itu tak jauh dari mereka, dari atas sebuah bukit, tampak sebuah kelompok yang terdiri dari tiga orang melihat ke arah mereka. "Ah? seseorang mendahului kita.." ucap salah seorang dari mereka.
"Ya ampun.."
"Mereka hanya perempuan dan anak-anak.."
"Dun dun.."
"Kalian siapa??" Erza menyadari kedatangan mereka. "Kami adalah guild pemburu harta karun.." ucap salah seorang dari mereka. "Sylph Labyrinth.." jelas yang lain. "Duun.." ucapnya satunya. Erza dan yang lainnya terdiam.
"Kami adalah guild pemburu harta karun.."
"Sylph Labyrinth.."
"Duun.."
"Oke ok, kami sudah mendengarnya.." ucap Erza.
"Guild pemburu harta karun??" Wendy bertanya-tanya.
"Apa mereka khusus dalam memburu harta??"
"Maaf, tapi harta yang tertidur di tempat ini adalah milik kami, jadi jangan menghalangi jalan kami.." ucap mereka lagi. "Harta karun?? Siapa yang peduli dengan itu.." ucap Natsu dan Gray. "Bukannya kalian datang kemari untuk mencari api abadi juga?? Kalau tidak untuk apa penyihir datang kemari.." ucap mereka.
"Kami datang untuk melelehkan es dan menyelamatkan desa ini.." jelas Happy. Lalu setelah bisik-bisik sejenak, orang-orang dari guild pemburu harta itu berteriak, "Artinya kalian akan menghalangi jalan kami!! Duun!!!"
"Api abadi adalah api legendaris yang telah menyala selama berabad-abad lamanya. Bagi kami para pemburu harta, itu adalah harta karun super kelas S."
"Sebelumnya, kami tak pernah bisa mendekat karena para raksasa melindunginya. Tapi sekarang, karena suatu alasan mereka semua membeku, duun!!"
"Dengan kata lain, ini kesempatan terbaik untuk mendapatkan api itu.."
"Tapi api itu sudah para penduduk anggap sebagai dewa yang melindungi mereka, kan.. api itu sesuatu yang sangat penting bagi mereka.." ucap Wendy. "Kalau kalian mengambilnya, kalian sama saja dengan pencuri.." ucap Lucy.
Lalu setelah bisik-bisik, mereka bertiga kembali berteriak, "Jadi kau mau bilang kalau pemburu harta karun tidak boleh mengambil harta karun!??"
"Kami tak akan membiarkan orang lain mendapatkannya!!"
"Duun duun!!!"
"Huh, kita tak boleh membuang-buang waktu dengan para penyihir itu.."
"Ya, ayo kita pergi!! Duun!!"
"Maaf, tapi kelihatannya api itu juga telah membeku.." ucap Gray. "Jangan meremehkan kemampuan pemburu harta super kami. Dengan Moon drip ini, kami bisa melelehkan es super.." salah seorang dari mereka membawa botol berisi cairan Moon drip.
"Apa!??" Natsu dan Gray kaget. "Moon drip.. itu sihir yang Lyon dan teman-temannya gunakan saat di pulau Galuna, kan?? Mereka bisa mengubahnya menjadi cairan??" Lucy dan yang lainnya bertanya-tanya.
"Tunggu!! Dengan itu, kita bisa mengembalikan desanya!!" ucap Natsu. Dan berkat ide itu, para pemburu harta pun dikejar. "Kita harus menangkap para pemburu harta karun itu!!"
"Tangkap mereka!!!"
"Kalau kita ambil, itu akan jadi milik kita!!"
"Penyihir tak akan bisa menangkap kami!!"
"Pada akhirnya mereka ikut-ikutan mencuri.."
"Duun.."
Sementara itu, dari atas sebuah burung iblis raksasa bermata satu, dua orang lainnya juga tampak sedang mengawasi mereka. "Pemburu harta karun dan penyihir.. mengganggu saja, tapi kita harus membereskannya, itu adalah tugas kita.." ucap seorang lelaki.
"Siapa yang peduli dengan penjahat-penjahat menyedihkan itu, yang akan jadi masalah adalah para penyihir itu." ucap yang satunya, seorang perempuan. "Ya, kau benar..." ucap si laki-laki.
"Fairy Tail.." perempuan misterius itu tahu mereka. "Uh? Apa kau kenal dengan guild itu??" tanya si laki-laki. "Kasar sekali kau sampai tak mengenal guild besar seperti mereka.." ucap si perempuan.
"Aku tak tahu banyak mengenai yang telah terjadi di dunia luar.." ucap si laki-laki. "Yah, aku tak menyangka akan mendapat kesempatan untuk balas dendam secepat ini." ucap perempuan itu. "Dunia bawah ternyata tidak buruk juga.."
"Siapa yang peduli, ayo lakukan tugas kita, orang baru.."
"Orang baru?? Panggil aku nona.." ucap perempuan itu. Ternyata, ia adalah Minerva. Setelah menghilang dari sabertooth, kini ia muncul kembali sebagai bagian dari guild hitam, Succubus Eye.
Bersambung ke Fairy Tail Chapter 344
0 komentar:
Posting Komentar