"Untuk alasan ini, aku telah berkeliling dari satu gurun ke gurun yang lain, dan beberapa waktu yang lalu, aku menemukan sebuah desa yang aneh. Berdasarkan informasi yang ada di dokumen, desa itu disebut sebagai desa matahari, sebuah desa yang di masa lalu digunakan untuk memuja api abadi yang melindungi mereka."
"Api abadi??" Natsu bertanya-tanya. "Ya, tapi sekarang desa itu telah beku.." jelas si kakek lagi. Dalam hati kini Gray yang bertanya-tanya. Sementara, si kakek terus melanjutkan penjelasannya. "Aku sendiri tidak tahu apa itu beku secara alami atau akibat ulah manusia.."
"Tapi yang pasti, orang-orang, binatang, tumbuhan, bangunan, sungai, bahkan api abadi yang melindungi desa itu telah beku." jelas kakek Walrot.
"Apinya beku!??" Lucy benar-benar kaget.
"Bagaimana bisa.." Wendy bertanya-tanya.
"Aku tak tahu apa yang terjadi, tapi.. orang-orang hidup di dalam es.."
"Orang-orang hidup di dalam es? Apa maksudmu??" tanya Happy dan Charla.
"Penduduk desa yang beku itu masih hidup. Aku tak bisa membiarkannya terus seperti itu, aku ingin kalian menyelamatkan desa itu. Itulah permintaanku." ucap kakek pohon.
"Begitu ya, sederhana ternyata.." ucap Natsu. "Aku akan melelehkan es itu dengan apiku!!" lanjutnya. "Kalau begitu aku tidak dibutuhkan.." ucap Gray. "Tidak.." ucap kakek Walrot. "Itu bukanlah es sembarangan, kekuatanmu pasti akan dibutuhkan juga."
"Mungkin pertanyaanku ini agak kurang sopan, tapi tak bisakah anda sebagai salah satu penyihir terkuat melakukannya dengan kekuatan yang anda milikki??" tanya Erza.
"Sepertinya kalian salah paham.." ucap kakek Walrot, dan kemudian Erza dan yang lainnya bertanya-tanya. "Sepuluh penyihir suci itu bukan yang paling kuat.." jelas kakek Walrot. "Mereka hanyalah sepuluh penyihir yang dipilih oleh dewan sihir. Masih ada banyak penyihir yang lebih hebat dariku di Ishgal, dan mungkin aku tak ada apa-apanya dibanding salah seorang yang ada di luar Ishgal."
"Aku bahkan tak punya sihir yang cocok untuk menyerang." jelas kakek Walrot lagi. "Aku juga tak yakin kalau aku bisa menang jika disurung bertarung melawan anak muda yang memakai senjata. Tapi... tiap orang memiliki kehebatan dan kelemahan pada suatu hal. Teman, dan guild, mereka dibuat untuk menutupi hal itu.."
Erza, Lucy, Wendy, Gray, Natsu, serta Happy dan Charla senan mendengar hal tersebut. Dan dengan itu juga, mereka yakin kalau lelaki yang sedang mereka ajak bicara itu adalah orang baik-baik.
"Kau benar.." ucap Erza.
"Tugas ini kami terima!!" ucap Natsu.
"Yah!!" ucap Gray juga.
"Serahkan pada kami!!"
"Ngomong-ngomong, desanya di mana??"
"Sekitar dua ribu kilo ke arah Selatan.."
"Ja-jauh sekali..?"
"Aku akan membantu kalian.." ucap kakek Walrot. Ia kemudian bangun, dan pergi ke suatu dataran yang cukup kosong. "Berkumpulah di sebelah sana, dan jangan lupakan barang-barang kalian."
Natsu dan yang lainnya pun berkumpul. "Hadap kanan.." perintah kakek Walrot, dan kemudian mereka semua kecuali Happy menghadap ke kanan. "Bercanda.." ucap si kakek. "K-kau!!" Natsu dkk kesal.
Selanjutnya, si kakek tidak bercanda lagi. Dengan sihirnya, ia memunculkan suatu tumbuhan dari bawah Natsu dkk. Tumbuhan itu semakin besar, terus membesar hingga Natsu dan yang lainnya terangkat. "Eeh?? Apa ini?? Uwaah!!"
"Lakukan yang terbaik, generasi muda Fairy Tail.." ucap si kakek. Pohon itu terus tumbuh, semakin tinggi, dan kemudian tumbuh melesat dengan begitu cepat menuju tujuan.
"Whoa!!! Pohonnya seperti hidup dan bergerak!!!"
"Ini seperti kendaraan..."
"Peganganlah.."
"Wohooooo!!!" Natsu berteriak.
"Dia adalah orang yang sederhana, namun benar-benar sesuatu." ucap Erza. Ia masih teringat dengan kakek-kakek tadi. "Sihir yang bisa mengendalikan alam.."
Di tempatnya, si kakek masih berdiri. Ia melihat ke arah Natsu dkk, yang kini sudah dibawa begitu jauh oleh tumbuhan sihirnya. Dan sambil melihat itu, kakek Walrot teringat dengan masa lalunya. Sama seperti sekarang, saat itu ia juga berdiri sambil melihat sesuatu.
"Walrot, cepat!! Kemari!!" perintah temannya. "Apa kau sedang mengukur jarak lagi??"
"Lihat, sudah selesai.." ucap teman yang berdiri di sebelah Walrot. "Ya, inilah.. guild kita.." ucap Walrot. Ternyata ia sedang memandangi sebuah bangunan yang baru saja mereka bangun, sebuah guild. Walrot, serta dua teman lelakinya tadi kini telah sama-sama berdiri di depan bangunan guild baru jadi itu.
"Ayo ambil gambar.." ucap seorang perempuan kecil yang tiba-tiba saja datang. Dan kemudian cheers, mereka berempat pun difoto.
Itu adalah hari-hari ketika Fairy Tail terlahir. Ternyata Walrot adalah mantan anggota Fairy Tail. Saat itu, mereka berempat. Ada ia, Hades, seorang lelaki entah siapa, dan tentunya Mavis.
"Seratus lima tahun sudah berlalu.." ucap kakek Walrot. "Mavis.. anak-anak muda ini mewarisi perasaanmu.." lanjutnya.
Bersambung ke Fairy Tail Chapter 343
0 komentar:
Posting Komentar