Setelah cukup lama, akhirnya Natsu, Gray, Lucy, Erza, Wendy, serta Happy dan Charla, mereka kembali tergabung dan menjalankan sebuah misi sebagai satu kelompok. Yah, sebenarnya yang ditugaskan hanyalah Natsu dan Gray, namun karena Lucy dan yang lainnya khawatir, merekapun ikut.
"Kelihatannya tempat ini begitu damai.." ucap Wendy. Mereka telah sampai di sebuah tempat yang hijau, penuh hewan-hewan kecil seperti kelinci, burung-burung, kupu-kupu, dan terdapat pula sungai yang dari melihatnya saja sudah terasa menyegarkan.
"Yah, cuacanya cerah sekali.." ucap Lucy.
"Anginnya juga sejuk.." ucap Erza.
"Rasanya seperti piknik saja.." ucap Happy.
"Yah.." ucap Charla. "Kalau saja in bukan untuk mereka.." Charla lalu melihat ke arah Gray dan Natsu yang sejak tadi masih saja berdebat. "Kau memakan makananku, bukan!??" bentak Natsu. "Aku tak makan benda milikmu!!" balas Gray. "Gunakan bajumu kalau mau bepergian!!" bentak Natsu lagi. "Lakukan sesuatu pada warna rambut bodohmu itu!! Merusak pemandangan, kau tahu!!" bentak Gray.
"Tak bisakah kalian berhenti?? Kita akan bertemu dengan orang penting.." ucap Erza. "Kami ikut karena kami khawatir, tapi.. sepertinya ini lebih buruk dari yang kami kira.." ucap Lucy.
"Sepuluh penyihir suci itu terdiri dari sepuluh penyihir super kuat yang dipilih oleh dewan, kan?"
"Ya, master kita dan Jura dari Lamia juga bagian dari kelompok itu. Di masa lalu, Jose dari guild Phantom dan Jellal juga bagian dari mereka. Dan di antara mereka, terdapat empat terkuat yang disebut sebagai Dewa Ishgal."
"Aku jadi khawatir.."
"Ishgal??" Wendy bertanya-tanya.
"Itu adalah nama lama dari benua ini.." ucap Erza.
"Kenapa orang seperti mereka.. menugaskan seseorang seperti mereka??" Lucy melirik ke arah Gray dan Natsu, yang masih saja berdebat. "Kau begitu lemah sampai Erza bisa memakanmu dengan mudah!!" bentak Natsu. "Kau begitu lemah sampai-sampai bisa terkurung di kotoran Erza!!" bentak Gray.
"Apa mereka membicarakanku??" ucap Erza.
"Ah, lihat!!" Wendy menunjuk ke suatu rumah yang sudah tidak terlalu jauh.
"Ada rumah, apa benar itu rumah peringkat keempat penyihir suci, Walrot Seeken.."
Tak lama setelahnya, mereka masuk ke dalam rumah yang tidak terlalu luas itu. "Permisi.. kami dari guild Fairy Tail.." ucap Wendy. "Ssstt, pelankan suara kalian.." ucap seseorang yang sudah berada di depan mereka. Orang itu sedang merawat tanaman.
"Tumbuhan suka dengan ketenangan. Kalau kalian mengerti, tutup mulut mengganggu kalian itu." ucap lelaki tadi lagi. Mendengarnya, Lucy langsung menutup mulutnya rapat-rapat. "Cuma bercanda.." ucap lelaki itu lagi. Dan suasana yang mencekam tiba-tiba saja pecah.
"Haha, tadi itu cuma bercanda, kalian tahu, tumbuhan dan bunga suka dengan suara manusia!!" orang tadi menyirami tumbuhan. "Wahahaha!!" ia tertawa.
"P-pohon??" Lucy kaget. Karena memang, dibanding manusia normal lelaki itu lebih mirip dengan manusia pohon. "Apa-apaan orang ini??" ucap Natsu. "Apa benar dia begitu hebat??" ucap Gray.
"Yah, terimakasih karena sudah mau datang, penyihir-penyihir Fairy Tail.." ucap lelaki pohon itu, Walrot Seeken. "Yang mana Natsu-kun, dan Gray-kun??" lelaki itu lalu melihat Happy dan Charla. "Ooh!! Kalian lebih mirip seperti kucing.." ucapnya. Happy dan Charla terdiam.
"Wahahahah, tadi itu cuma bercanda!!" lagi-lagi si pohon tertawa.
"Dia lincah, ya.." ucap Lucy.
"Y-ya.." ucap Erza.
"Oh, aku merasa haus.." ucap kakek pohon itu lagi, dan kemudian ia meminum air dari alat yang digunakannya untuk menyiram. "Aaa.." Wendy merasa aneh melihat ada pohon yang menyirami dirinya sendiri.
"Maaf, tapi apa benar anda Walrot Seeken, anggota sepuluh penyihir suci??" Erza bertanya. Lalu dengan tegas si kakek pohon itu menjawab, "Benar sekali, aku Walrot Seeken.." lalu dilanjutkan, "Cuma bercanda.."
"Eeeehh!???" Lucy dan yang lainnya shock. Lalu kakek pohon kembali berkata, "Aku bercanda kalau mengatakan tadi itu bercanda.."
Intinya dia benar-benar salah satu dari empat dewa Ishgal itu. Lucy dan lainnya semakin gubrak lagi. Lalu pada akhirnya, mereka duduk-duduk di tempat duduk yang ada di pinggir rumah, sambil mengobrol. "Setelah mengundurkan diri, aku bekerja untuk menumbuhkan pohon-pohon di tengah gurun yang gersang.." ucap kakek Walrot.
"Mengundurkan diri?? Apa kau pernah bergabung dengan guild?"
"Haha, guild itu guild yang menyenangkan.." ucap kakek Walrot.
"Aku mencegah gurun menyebar dengan menggunakan sihir hijau milikku. Kedengarannya seperti philantrofi, tapi sebenarnya ini cuma hobi.." kakek itu bisa mengendalikan tumbuhan, dan kini ia menumbuhkan suatu tanaman kecil dari telapak tangannya.
"Untuk alasan ini, aku telah berkeliling dari satu gurun ke gurun yang lain, dan beberapa waktu yang lalu, aku menemukan sebuah desa yang aneh. Berdasarkan informasi yang ada di dokumen, desa itu disebut sebagai desa matahari, sebuah desa yang di masa lalu digunakan untuk memuja api abadi yang melindungi mereka."
"Api abadi??" Natsu bertanya-tanya. "Ya, tapi sekarang desa itu telah beku.." jelas si kakek lagi. Dalam hati kini Gray yang bertanya-tanya. Sementara, si kakek terus melanjutkan penjelasannya. "Aku sendiri tidak tahu apa itu beku secara alami atau akibat ulah manusia.."
Selanjutnya : Fairy Tail Chapter 342 bagian 2
0 komentar:
Posting Komentar