Tak seperti para penyihir yang ikut dalam kemegahan pesta di tengah kastil kerajaan, Jellal dan meldy masih berada di tengah reruntuhan kota, mencari-cari keberadaan Ultear yang sampai saat ini mahi belum mereka temukan. "Kuharap dia baik-baik saja.." ucap Meldy.
"Bahkan waktu tak bisa menyembuhkan luka.." ucap Jellal. "Kudengar gerbangnya telah dihancurkan dan waktu kembali sepert semula. Tapi.."
"Rogue dan para naga menghilang. Namun, ingatan kita, luka kita, dan kota yang hancur, tetap saja tak kembali seperti semula. Meski kalau gerbang itu hancur, harusnya hal ini tidak akan terjadi, kan? "
"Karena waktu yang terlalu dibuat rumit, tidak semua kembali seperti semula." ucap Meldy. "Tapi ada bagusnya juga ingatan kita masih tetap ada." ucap Jellal. "Namun.. ada sisi buruknya juga. Sihir hitam dari keluarga kerajaan telah diketahui oleh dewan sihir. Tapi yah, selama itu belum menjadi sesuatu yang besar..."
"Eh??" Jellal dan Meldy kemudian kaget. Di depan mereka, tiba-tiba saja seseorang dari dewan sihir muncul. Dan, orang itu tak lain adalah Doranbolt. "Doranbolt!?"
Di gedung pusat dewan sihir, Era, situasi tampak seperti biasanya. "Lahar.." salah satu petinggi dewan sihir memanggil Lahar yang baru saja pulang dari turnamen sihir. "Oh, master Org.." sapa Lahar. "Terimakasih karena kau sudah mau mengawasi pertandingannya." ucap Org.
"Tidak juga, aku lumayan bersenang-senang." ucap Lahar. "Hahaha, si raja itu memang terkenal dengan keramahannya pada penyihir.." ucap Org. "Ya, dia sangat ramah." ucap Lahar.
"Kudengar bahkan sampai ada ilusi naga untuk menutup pestanya.." ucap Org.
"Kudengar dari Doranbalt juga begitu, tapi sayang waktu itu aku ketiduran." ucap Lahar.
Kembali ke sisi Jellal dan meldy, Doranbolt mengajak mereka ke tempat yang lebih sepi untuk membicarakan sesuatu. Dan setelah Doranbolt menjelaskannya, Jellal kaget. "Ingatan dewan sihir telah dihapus??"
"Benar.. ingatan orang-orang yang terlibat sudah diubah.." ucap Doranbolt. "Aku terkejut, jadi kau memiliki kemampuan seperti itu juga, ya.." ucap Jellal.
"Menyusup dan menyelidiki dengan menggunakan kemampuan seperti itu memang merupakan tugasku." jelas Doranbolt. "Tapi... kenapa sampai melakukan hal seperti itu??" tanya Jellal.
"Gerhana merupakan sihir dari buku Zeref. Akan jadi buruk kalau berita mengenai keluarga kerajaan yang menggunakan sihir hitam seperti itu menyebar." jelas Doranbolt. Ia juga sudah memberitahu raja, putri Hisui, dan Arcadios untuk menutup mulut.
"kalau sampai begitu, kepercayaan terhadap manusia akan hilang. Dan kemungkinan terburuknya, sistem kerajaan akan hancur. Aku bukan anggota dewan yang terlalu panatik dengan pelanggaran, aku hanyalah orang kecil di dewan sihir. Dan.. ada kalanya kalau kau harus berpura-pura tidak melihat apa-apa, kan??"
"Hebat juga kau sampai bisa meyakinkan Lahar untuk melakukan hal seperti ini.." ucap Jellal. "Tidak.." ucap Doranbolt. "Aku juga mengubah ingatannya. Aku tak mau dia melakukan pekerjaan kotor."
"Huh, aku tak menyangka ada orang sepertimu di dewan sihir.." ucap Jellal.
"Orang jahat sepertimu juga pernah ada di dewan, kan??" ucap Doranbolt.
Sementara itu, dari tadi Melldy masih tampak duduk murung. "Apa kalian masih belum menemukan Ultear juga??" tanya Doranbolt.
"Aku tak pernah berpikir kalau dia akan menghilang tanpa mengatakan apa-apa seperti ini.." ucap Jellal. "Yah, aku tak ada urusan dengan ini. Dan bisa-bisa aku juga ikut-ikutan kalau mengkhawatirkan kalian." ucap Doranbolt dan kemudian bersiap untuk pergi.
"Tunggu.." masih ada banyak hal yang ingin Jellal bicarakan. Namun, Doranbolt tetap pergi. "Kau berhutang padaku sekali. Aku tak mau terlibat masalah lagi, anggap kita tak pernah saling bertemu, mengerti??" ucap Doranbolt.
"Aku berterimakasih padamu.." ucap Jellal.
"Jangan salah paham, hanya kali ini saja." ucap Doranbolt.
"Cobra.. apa yang terjadi padanya??" sebelum Doranbolt pergi Jellal menanyakan hal itu. Doranbolt menghentikan langkahnya, dan kemudian berkata, "Ia kembali.."
Beberapa hari yang lalu, setelah kejadian, dengan senang hati Cobra menyerahkan dirinya kembali. "Aaaah, aku tak bisa mengalahkan satu naga pun, menyedihkan sekali.." ucap Cobra dengan tangan yang sudah terborgol.
"Aku tak menyangka kalau kau benar-benar akan kembali." ucap Lahar.
"Kau iblis, tapi kau menepati janjimu.." ucap Doranbolt.
"Dunia luar benar-benar menarik." ucap Cobra. "Lagi-lagi aku mendengar banyak suara. Cubellios, aku juga mendengar suaramu." lanjutnya.
"Suara??" Doranbolt bertanya-tanya.
Cobra tak menjelaskannya, dan kemudian hanya berkata, "Aku akan kembali dengan tenang ke kurunganku sekarang.. demi menyelamatkan keenam penyihir!!"
"Apa yang kau dengar??" tanya Doranbolt. "Siapa yang tahu.." ucap Cobra. "Pintu menuju Hades akan terbuka, jadi jangan mengutak-atik pikiranku.." lanjutnya.
Doranbolt kaget, dan kemudian flashback berakhir sampai sana. "Pintu menuju Hades... Tartaros, itu adalah sisi satunya dari aliansi Baram, selain Grimore Heart dan Oracion Seis."
Jellal dan Meldy kini telah berpisah dengan Doranbolt, namun sepanjang perjalanan mereka terus membicarakan hal itu. "Aku tak tahu informasi apa yang dia milikki, tapi mungkin dia akan menukarnya dengan imunitas."
"Tartaros... guild misterius yang mengerikan. Akankah mereka memulai pergerakkan mereka??"
Selanjutnya : Fairy Tail Chapter 339 bagian 2
0 komentar:
Posting Komentar