"Apa yang kau dengar??" tanya Doranbolt. "Siapa yang tahu.." ucap Cobra. "Pintu menuju Hades akan terbuka, jadi jangan mengutak-atik pikiranku.." lanjutnya.
Doranbolt kaget, dan kemudian flashback berakhir sampai sana. "Pintu menuju Hades... Tartaros, itu adalah sisi satunya dari aliansi Baram, selain Grimore Heart dan Oracion Seis."
Jellal dan Meldy kini telah berpisah dengan Doranbolt, namun sepanjang perjalanan mereka terus membicarakan hal itu. "Aku tak tahu informasi apa yang dia milikki, tapi mungkin dia akan menukarnya dengan imunitas."
"Tartaros... guild misterius yang mengerikan. Akankah mereka memulai pergerakkan mereka??"
"Hai.." seorang nenek tiba-tiba saja lewat dan menghampiri mereka berdua. "Ini buruk, seseorang mendekat.." Jellal dan Meldy berusaha untuk menutupi wajah mereka. Bagaimanapun, Jellal tetaplah seorang buronan.
"Apa benar kalian Jellal-sama dan Meldy-sama??" tanya nenek itu. Mendengar nama mereka disebut, Jellal dan Meldy pun kaget. Mereka berdua kemudian tidak menyembunyikan wajah lagi.
"Seorang perempuan memintaku menyampaikan surat ini pada kalian.." pinta nenek tua itu sambil memberikan pada mereka selembar surat.
"Sebuah surat!?? jangan-jangan!!"
"Ini dari Ultear!!" Meldy kemudian membacanya.
"Jellal, Meldy, maafkan aku..
Selama pertemuran, sihirku telah gagal..
Karena itu, hidupku seperti digantung oleh benang..
Aku ingin sekali menyampaikan selamat tinggal..
Ini adalah akhir dari perjalananku.
Jangan melupakan semangat Crime Sorciere..
Untuk tidak melupakan dosa-dosa kalian..
Untuk terus percaya kalau dosa-dosa kalian suatu hari nanti akan bisa diampuni..
Untuk tidak pernah berhenti mencintai..
Pertarungan yang sebenarnya akan dimulai dari sini..
Kalau kita tidak segera mengalahkan Zeref,
banyak penyihir akan dibayangi kesedihan..
Teruslah hidup..
Dan bertarunglah..
Aku harap petualagan kalian..
Akan membawa kebahagiaan pada orang-orang.."
"Ul..." Meldy menangis. Tetesan air matanya membasahi kertas tersebut. "Nenek, kapan surat ini dibu.." Jellal hendak bertanya dan kemudian menoleh. Namun, yang ada di belakang hanyalah hembusan angin.
Di sisi Fairy Tail, Natsu, Lucy, Gray, Erza, Wendy, beserta dua kucing tampak sedang dalam perjalanan pulang menuju Magnolia. Mereka pulang dengan menaiki kereta kuda. "Bye bye, Crocus!!" ucap Happy.
"Ukkkh, aku mual.." ucap Natsu.
"Jalan kaki saja kalau begitu.." ucap Gray.
"Aku merasa kalau kita sudah ada di sana lama sekali.." ucap Erza.
"Banyak hal sudah terjadi.." ucap Wendy.
"Benar, tapi aku juga sudah kangen dengan bar.." ucap Gray.
"Aku juga!! Aku juga!!" ucap Happy.
"Natsu!! Jangan muntah kemari!!"
"Uuukhhh..."
"Ngomong-ngomong, Jellal dimana??"
"Siapa yang tahu, dia sudah menghilang.."
Kereta itu secara tak sengaja berpapasan dengan si nenek-nenek tadi. kejadiannya begitu saja, kereta kuda itu melewatinya begitu saja tanpa ada hal-hal yang berarti.
"Aku selalu saja mengutuk diriku sendiri. Kegelisahan, kemarahan, dan kebencian yang tak pernah bisa kutekan.." nenek itu menatap ke arah luasnya langit di atas. "Akan tetapi, ketika aku berhenti dan melihat ke arah langit.. aku menyadari... betapa kecilnya diriku ini.. Terdapat dunia yang begitu luas di sekitarku.."
Dari balik jendela, secara kebetulan Gray melihat ke arah nenek tadi.
"Cahaya yang jatuh menembus awan, semakin memperjelas betapa kecinya aku. Cahaya itu hampir seperti shower, mencuci dosa-dosaku.. Aku bahagia karena telah dilahirkan untuk pertama kalinya.."
Nenek itu tersenyum ke arah Gray..
"Aku memang harus bahagia. Setidaknya...
Aku telah berhasil memaafkan diriku sendiri.."
"Hentikan keretanya!!" pinta Gray. "Ada apa??" teman-temannya tidak mengerti. "T-tidak.." ucap Gray. Dan kemudian, ia hanya bisa menyesalinya sendiri.
Gray teringat akan saat dirinya bisa lolos dari kematian waktu itu, dan kemudian Gray sadar. "Jadi... itu kau.. seperti seorang ibu... seperti seorang anak... kenapa.." Gray menangis. Dan di sisi Meldy, ia juga masih tampak menangis.
"Sihir untuk mencuri waktu, huh?" Jellal juga tak bisa berkata banyak.
"Selamat jalan...
Orang-orang yang kucintai.."
Bersambung ke Fairy Tail Chapter 340
0 komentar:
Posting Komentar