Versi Teks Blood Lad Chapter 3 bagian 1

Sebelumnya : Blood Lad Chapter 2

Tirai hitam, pintu tertutup kain hitam yang digunakan untuk berpindah di antara dua dunia, iblis dan manusia. Impian Staz, semuanya itu telah menunggu di balik tirai tersebut. Di balik tirai sihir itu.

"Aku... sekarang aku akan membukanya." ucap Staz. Anak itu kemudian membuka tirainya, masuk bersama-sama dengan Fuyumi, dan akhirnya tiba di suatu ruangan. "Ini... apa lagi ini sekarang??" Staz bertanya-tanya.

Mereka berdua sampai di suatu ruangan, sebuah kamar yang tertata rapi, bersih, dan tak ada banyak barang di dalamnya. Sangat berbeda dari kamar Staz yang penuh dengan barang-barang koleksinya. "Kenapa harus di kamarku.." ucap Fuyumi. Ya. Itu adalah kamarnya.

Blood Lad Chapter 3 - Tak Ada Sambutan
Teks Version by www.Beelzeta.com

Versi Teks ini merupakan request dari donatur :
Kozato Cyankz Niinaa

"Eeh!!?? Kau tinggal di tempat seperti ini!!??" Staz benar-benar kaget. Staz berkeliling sebentar, melihat ranjangnya, mejanya, tempat duduknya, dan akhirnya berkesimpulan, "Apa ini penjara??"

"Ti-tidak sopan!!" ucap Fuyumi. "Tapi, tak ada apapun di tempat ini." ucap Staz. Yah, memang tempat itu sedikit terlalu rapi, kosong, bahkan tak ada komputer di rak komputernya. "Itu karena aku membersihkannya dengan baik!!" ucap Fuyumi.

"Tidak, itu pasti bohong.." ucap Staz. "Ngomong-ngomong, jam-jam seperti ini biasanya kau ngapain di sini?? Tidur siang??" tanya Staz. "Yah, biasanya, karena aku murid, maka jam segini aku akan pergi ke sekolah." jelas Fuyumi.

"Hmm.." Staz terus melihat-lihat tapi tak ada yang menarik minatnya. "Jadi, bagaimana?? Kamarku biasa-biasa saja, kan?? Tak ada yang akan membuat Staz-kun tertarik di sini." ucap Fuyumi.

"Benar.." ucap Staz.
"Jadi, Staz-kun, sekarang bisakah kita pergi ke tempat lain??"

"Baik.." ucap Staz. "Lalu pertama-tama, mari kita pergi ke sekolahmu itu." ucap Staz. "Eh??" Fuyumi sedikit kaget.

"Tu-tunggu sebentar!!" teriak Fuyumi. "Kau tak serius tentang pergi ke sekolahku, kan!??" ucapnya. "Kenapa?? Bukankah memang seharusnya kau pergi ke sekolah?? Karena kita malah tiba di sini, berarti kau harus mengajakku berkeliling dulu, semacam tour.." ucap Staz.

"Tour?? Kau tak bisa pergi ke sekolah kecuali kau murid di sana!!" ucap Fuyumi. "Yah, sama seperti di cerita-cerita manga dan anime, aku hanya perlu berpura-pura sebagai murid pindahan, kan.." ucap Staz. "Kau ingin menjadi siswa pindahan!??"

Fuyumi benar-benar tak ingin Staz sampai pergi ke sekolahnya. Namun, apapun itu Staz pergi. Ia sudah menuruni tangga rumah gadis itu sekarang. Dan di bawah, tiba-tiba saja ia bertemu dengan ayah Fuyumi. "Ayah.."

Ayah Fuyumi tampak kaget. "Ayah... I-Ini..." Fuyumi mencoba untuk menjelaskannya, tapi tak ada waktu. "Apa saja yang kau lakukan??" ucap ayah Fuyumi. "Dari kemarin, kau menghilang, iya kan?? Semalaman tak pulang dan juga tak memberi kabar, kemana saja kau pergi??"

"Ti-tidak, ayah, itu.."

"Dan sekarang akhirnya kau kembali, tapi, mengajak seorang lelaki ke kamarmu, harusnya kau memberitahu ayah tentang ini!! Apa kau tahu betapa ayah mengkhawatirkanmu!!??"

Prossshh..

Staz menyemprotkan sesuatu ke wajah ayah Fuyumi.

"Ah, selamat datang di rumah kami, Staz.." tiba-tiba saja ayah Fuyumi berubah menjadi ramah. "Jadi, apa kalian ingin pergi ke sekolah sekarang??" tanyanya. "Yah, begitulah.." jawab Staz. "H-hei!!" Fuyumi kaget.

"Apa yang sudah kau lakukan!?? Apa yang kau lakukan pada ayahku!??" tanya Fuyumi. Kemudian, Staz menjelaskannya. "Sebagai vampir, aku memiliki kemampuan untuk mengandilkan orang yang telah kugigit. Rahasia ada di sini.." Staz menunjuk ujung giginya. "Jadi, jika aku mengekstrak ini ke air, dan menjadikannya ke dalam bentuk spray, maka aku akan bisa dengan mudah mengendalikan manusia. Bisa dibilang, ini ludahku.."

Staz menyemprot-nyemprot wajah Fuyumi. "W-waa, jangan lakukan itu!!" ucap Fuyumi.

"Ahaha, efeknya tak bekerja pada iblis, jadi jangan khawatir." ucap Staz. Sejak saat itu, Fuyumi memang bukan manusia lagi. Dia adalah hantu, yang dalam upaya untuk memperoleh kehidupan kembali.

"Aah, matahari!! Jadi ini cahaya matahari ya!!" ucap Staz heboh saat keluar dari rumah Fuyumi. "Kulitku, rasanya panas sekali.." ucapnya lagi. "Untuk aku memutuskan untuk memakai topi."

"Aku.." Fuyumi tampak murung. "Selain segitiga di kepalaku ini, tak ada yang berubah. Aku tak merasa kalau aku bukan manusia lagi." pikirnya.

"Hei hei, kenapa tiba-tiba kau diam begitu?? Apa kau juga takut dengan sinar matahari??" ucap Staz. "Bu-bukan begitu!!" sahut Fuyumi. "Hmm, jadi kelihatannya meski bisa bertahan di dunia manusia ini, aku akan mengalami sedikit masalah seperti ini ya.." ucap Staz.

"Baik, aku akan mengajarimu sedikit cara untuk hidup di dunia manusia sebagai seorang iblis." ucap Staz lagi. "Dengarkan baik-baik. Sejak zaman dahulu, manusia takut terhadap iblis. Tapi tak peduli betapa kuatnya iblis, manusia masih lebih baik dalam hal sains dan teknologi. Di masa ini, iblis pergi ke dunia manusia secara rahasia. Berusaha sebisa mungkin untuk menutupi jati diri mereka, dan menghindari gerakan-gerakan khas iblis." jelas Staz.

Lalu setelahnya mereka pergi menuju sekolah, dan di sepanjang perjalanan Staz terus saja heboh sendiri. "Uwahhhh!!! Banyak sekali mobilnya!!! Keren!!" Staz mengambil gambar dengan kameranya.

"Oi-oi, jadi ini sepeda motor yang ada dalam cerita itu, ya!!???" Staz terus bersikap seperti orang dari zaman batu bahkan saat di kereta. "Kereta ini keren!!! Cepat dan nyaman, seperti rumah bergerak!!" ucapnya.

Orang-orang sampai melihat ke arahnya, tapi Fuyumi selalu saja menenangkan orang-orang seperti mau bilang semacam, "Jangan pedulikan dia, dia orang gila.."

"Uwoo!!! Akhirnya kita sampai di sekolah!! Menarik sekali!!!" ucap Staz ketika sampai. Dan dari tadi, ia terus saja mengambil gambar.

"Kau tak punya keinginan untuk menyembunyikan jati dirimu sama sekali!! Sejak awal, kau begitu aneh!!" bentak Fuyumi. "Benarkah?? Tapi tak ada yang tahu kalau kita ini iblis, kan??" ucap Staz. "Iya sih, tapi kan..."

"O-oh iya, meski aku sudah mengantarmu ke sekolahku, tapi aku tak bisa mengajakmu lebih jauh lagi dari ini." ucap Fuyumi. "Kumohon bersabarlah. Kalau Staz-kun ikut masuk, itu hanya akan menimbulkan masalah." jelasnya. Namun, anak itu tetap masuk.

"Hallo semuanya, aku bukan orang yang mencurigakan.." ucap Staz ke orang-orang sambil menyemprot wajah mereka.

Selanjutnya : Blood Lad Chapter 3 bagian 2