"Dan saat kau membawanya kemari, bersamaan denganmu, aku akan mencincang kalian hingga menjadi potongan-potongan kecil.." ucap raja iblis lagi, iblis dari keluarga manusia serigala.
"Kalau bisa, aku maunya satu minggu.." ucap Braz. "Tidak.." tolang sang raja. "Kalau kau tak bisa membawanya dalam waktu tiga hari, maka aku akan membunuhmu di sini, sekarang juga. Kalau kau sudah mengerti, pergilah."
"Hmm, sifat tak sabaranmu itu benar-benar tak berubah." ucap Braz. "Braz, kenyataan kalau kau tahu banyak tentang diriku itu... kau membuatku tak tenang.." ucap raja. "Yah, kalau begitu sekarang aku akan pergi." Braz kemudian pergi.
"Huh.." raja iblis menggumam sendiri di tempatnya. "Ekspresinya tadi itu, dia tahu kalau dia belum bisa membunuhku. Dia tahu banyak tentangku. Tapi, dia tak tahu sama sekali tentang menjadi raja. Huh, harusnya tadi aku mengatakan ini padanya."
Baru saja Braz keluar, di luar telah menunggu Beros dan dua iblis ajudannya. "Yo.." ucap Beros sambil masih tetap mengunyah permen karetnya.
"Ah, jadi kau sudah menungguku di sini daritadi, sayang?"
"Sialan!! Kau sengaja melakukan ini, kan!??" ucap Beros.
"Oh?? kali ini permen karetmu tak berbunyi Bang saat meletus.."
"Bagaimana kalau aku membuat kacamatamu meletus dan berbunyi Bang!??"
"Ikuti aku.." ajak Beros. "Aku akan membawamu ke tempat yang cocok untuk lelaki berkacamata sepertimu." ucapnya. "Oh, pameran kacamata??"
"Diam!!'
Mereka kemudian pergi ke tempat yang sepi, dan kini di depan sebuah ruangan. "Masuklah.." ucap Beros. "Kepala Goyle akan segera datang kemari. Kurasa, ada suatu hal yang ingin dia bicarakan denganmu."
"Ukhh..." tiba-tiba Braz membalikkan badannya. "Ada apa??" ucap Beros bingung. "Jariku, jariku tertusuk paku yang ada di pintu.." ucap Braz. Meski sebenarnya, ia menggigit jarinya sendiri.
"Paku?? Aku tak melihat satu paku pun di pintu??"
"Lupakan itu, lihat, tanganku..." karena digigit tentu saja jarinya berdarah. Karena Braz adalah vampir, maka secara otomatis tubuhnya mengalami regenerasi. Jadi, luka itupun kembali pulih. Tapi, regenerasi ini juga termasuk sihir. Maka, mahluk dari borgol anti sihir yang membelit leher Braz muncul dan kemudian memakan tangannya.
"Gyahhhh!!!" teriak Braz, perlahan monster arwah mirip anjing itu menggerogoti tangannya hingga ke lengan. "Selamatkan aku!! Aku tak mau mati!!" teriak Braz.
"Ta-tapi!! Cepat berhenti menggunakan sihir!!" teriak Beros panik. "Su-sudah kubilang padamu sebelumnya kan, aku tak bisa mengendalikan ini!! SIhir regenerasi bagi vampir itu otomatis!! Kumohon, cepat lepaskan borgol ini!!" teriak Braz.
Beros bingung, ragu, dan benar-benar tak tahu apa yang harus dilakukan. "Cepat!!" teriak Braz lagi, dan kini monster itu telah melahap habis tangan kirinya.
Pada akhirnya Beros mau melepaskannya. Dan tak lama setelah itu, Braz langsung menjatuhkannya. "Terimakasih atas kebaikan hatimu, anak kecil." ucap Braz.
Braz memang sengaja melakukan hal itu agar Beros mau menggunakan kuncinya untuk melepas borgol leher yang secara tak langsung membelenggu kekuatan sihir Braz. "Aku bertemikasih padamu karena telah memborgolku dan menjadikanku seseorang yang tak layak untuk dibunuh. Dengan itu, aku bisa menemui raja tanpa dengan baik.." pikirnya.
"Tapi meski begitu, tiga hari sedikit lebih cepat dari yang kukira. Aku harus segera mempersiapkannya. Kalau aku tak memanfaatkan waktu yang kumiliki dengan baik.."
Tangan kiri Staz yang lenyap telah tumbuh kembali. "Sudah sembuh ya.." ucapnya.
"Panggungnya telah siap, selanjutnya tinggal menunggu para pemerannya.."
Selanjutnya : Blood Lad Chapter 26 bagian 3
0 komentar:
Posting Komentar