"Perkenalkan, namaku Yoshida, si peniru." ucap anak berjaket itu. "Sudah sejak lama, aku mendengar banyak hal tentangmu, Staz. Aku sangat senang bisa bertemu denganmu." ucap Yoshida.
"Hei Deku!! Apa kau tahu apa yang baru saja dia katakan?? Orang bodoh ini berencana untuk pergi ke dunia manusia!!!" ucap Beans. "Dan seperti yang terjadi di daerah lain, akan terjadi perebutan kekuasaan, pertumpahan darah!! Lalu bagaimana nasibku nanti?? Iblis kecil imut manis sepertiku akan dijadikan barbeque dan ahhh!!!"
"Aku tahu, aku tahu.." ucap Staz. "Karena kau mengatakannya, maka aku tak punya pilihan lain." lanjutnya. "Ja-jadi kau akan berubah pikiran??" tanya Beans. Namun, Staz malah berkata, "Kalau begitu aku tinggal mengundurkan diri sebagai boss, kan.."
Untuk sesaat orang-orang terdiam. lalu, "Tidak!!!" ucap mereka. "Tidak tidak tidak!! Aku sudah tak tahu lagi dengan apa yang kau pikirkan sekarang!!" ucap Beans. "Y-ya!! Kenapa harus sampai seperti ini!??" ucap Deku.
"Yah, kalau boss nya pergi, maka situasinya akan menjadi buruk, kan, jadi aku mengundurkan diri dan akan menunjuk orang lain sebagai penggantiku." ucap Staz.
"Masalahnya bukan itu!!!!"
"Kau tak bermaksud menyerahkan semua ini pada kami, kan!?"
"Pergi ke dunia manusia itu gila!! Tapi berhenti menjadi boss itu bahkan lebih gila lagi!! Juga, tak menjadi boss lagi berarti reputasimu akan jatuh beserta dengan harta kekayaanmu!!"
"Ah, kalian semua cerewet sekali. Semuanya sudah diputuskan, jadi tak ada yang perlu diperdebatkan." ucap Staz. Lalu, "Oi, Tsuboi-kun.." ia menunjuk Yoshida. "Oh, ah! Namaku Yoshida!!"
"Oh iya, Yoshida. Baik, mulai hari ini, aku menunjukmu sebagai boss daerah ini." ucap Staz. Dan kemudian ketika Staz membuka tutup jaket yang menutupi kepala Yoshida, Staz kaget. Wajah Yoshida benar-benar mirip dengannya.
"Uwahhh!!! wajahmu sama persis denganku!!" teriak Staz. "Ma-maadkan aku, tolong jangan marah.." ucap Yoshida. "Dewa macam apa kau ini!??" teriak Staz lagi. "Aku.. aku punya kebiasaan yaitu berubah menjadi orang yang kuinginkan. Jadi ketika Staz yang kuidolakan memintaku untuk menjadi penggantinya, aku.. aku benar-benar minta maaf!!"
"Ah!!!" Deku langsung mendapat suatu ide. "Ada cara lain!!" ucapnya. "Karena boss sangat ingin pergi ke dunia manusia, ini sempurna. Nah, saat boss tak ada di sini, Yoshida akan berubah menjadi dirimu dan berpura-pura sebagai kau." jelasnya.
"A-ah!!!! Kalian memang hebat sekali, Yoshida, Deku!!!" teriak Staz. "Hutangmu yang kemarin aku anggap lunas deh, deku!!" teriaknya lagi. Dan sejak saat itu, keputusan Staz untuk pergi ke dunia manusiapun sudah bulat.
Mereka kemudian mengadakan pesta kecil di kafe itu, semacam pesta selamat datang untuk Yoshida. "Semuanya, cheers!!!" mereka bersulang.
"Aku pergi ke toilet dulu ya.." ucap Staz setelah meneguk segelas besar minuman. "Di-dia santai sekali.." pikir Fuyumi. Lalu, setelah Staz pergi, gadis itu bertanya pada Deku. "Deku-kun, apa Staz-kun memang selalu seperti itu??"
"Umm, aku merasa kalau dia itu sedikit egois, apa benar dia bisa membantuku?? Aku mengatakan ini karena aku bukan lagi orang yang sama dengan yang waktu itu.."
"Sekali kau membuka pintu, maka itu tak akan berhenti." ucap Deku. "Eh??" Fuyumi tak mengerti, termasuk penulis. Yah, entah kenapa pribahasa orang Jepang itu aneh-aneh, atau mungkin penerjemahannya yang kurang tepat (?)
"Orang itu, sekali dia memutuskan sesuatu, maka dia tak akan berhenti sampai bisa meraihnya." jelas Deku. "Dia tetap akan pergi ke dunia manusia meski dia tak akan menjadi boss lagi. Boss memang selalu seperti itu. Jadi, sekali boss berkata kalau dia akan menghidupkanmu kembali, maka selamanya itu akan menjadi sesuatu yang sangat penting baginya."
Untuk sesaat Fuyumi terdiam, dan kemudian kembali melanjutkan makannya. "Jadi seperti itu ya.. benar-benar orang aneh." ucapnya.
"Yosh, aku sudah selesai." Staz keluar dari toilet. "Ah.." Staz kaget. "Siapa yang sudah memakan daging ular liar ku!!?? Itu makanan favoritku, tau.." ucapnya.
"Uhuk..." Fuyumi memakannya secara tak sengaja tadi.
"Yangai, buatkan aku masakan daging ular liar lagi!!" ucap Staz.
"Ti-tidak.. aku tak bisa melakukan itu.." ucap Yoshida.
"Kenapa tidak???"
Hari itu, pesta yang tanpa alasan akhirnya berakhir. Selain daging ular liar, semua yang Fuyumi makan rasanya lezat. Menurutnya sih begitu. Lalu di hari berikutnya, seragam Fuyumi sudah benar-benar kering. Dan akhirnya..
"Ayo kita pergi... menuju dunia manusia.." Staz dan Fuyumi telah berdiri di depan tirai hitam dan akan segera masuk.
Bersambung ke Blood Lad Chapter 3
0 komentar:
Posting Komentar