Ibu Eren berusaha untuk meronta di genggaman tangan raksasa. Namun, kekuatannya tak berarti sama sekali. Sementara itu dari kejauhan, Eren hanya bisa melihat ibunya, hendak dilahap oleh raksasa. Hingga kemudian, hal itu benar-benar terjadi. Di depan mata kepalanya sendiri, tubuh sang ibu dimangsa oleh Titan.
"Ibu!!!!" Eren memukul kepala hanneth. "Eren!!? Apa yang kau lakukan, hah!!?"
"Padahal ibuku masih bisa diselamatkan!! kenapa kau berbuat seenaknya, hah!!?"
"Eren!!!" Hanneth melempar tubuh Eren ke tanah.
"kau tak akan bisa menyelamatkan ibumu...
Karena... kau belum cukup kuat..." ucap Hanneth.
"!!!" Eren masih kesal, dalam keadaan menangis ia berusaha untuk memukul Hanneth. Tapi, dengan mudah pukulan itu ditahan. "Sementara aku..." ucap Hanneth lagi, "Aku tak cukup berani untuk melawan mereka!!"
Hanneth menangis di hadapan Eren.
"Aku benar-benar minta maaf..." Hanneth kembali memegang tangan Eren dan Mikasa, dan kemudian membawa mereka pergi.
Mereka pergi menuju kapal pengungsian, kapal yang akan membawa mereka menuju lapisan dinding yang lebih dalam. Mereka termasuk orang yang beruntung. Eren, Mikasa, dan Armin, mereka sudah berada di kapal. Kapal sudah penuh, dan masih banyak orang di luar sana yang tidak bisa mengungsi.
"Tak ada pilihan lain!! Cepat tutup gerbangnya!!" perintah pasukan yang ada di dalam dinding Rose. "Apa yang kau bicarakan!? Masih banyak pasukan kita yang ada di kota itu!!!"
"Kalau dinding ini sampai hancur, korbannya akan semakin banyak!!! Daerah teritorial manusia akan jadi semakin sempit kalau sampai kita membiarkan mereka masuk lebih dalam lagi!!!"
"Cepat tutup gerbangnya!!"
Pada akhirnya gerbang Mariapun ditutup. Namun meski begitu, bahaya belum selesai. Sesosok Titan misterius lainnya, yaitu Titan besar dengan bentuk tubuh tak jauh berbeda dari Titan Colossal berlari dan kemudian menerobos dinding itu. Untuk kedua kalinya, dinding pertahanan manusia berhasil dirobohkan.
"Gerbangnya!!!" ucap kaget orang-orang. "Dinding Marianya... mereka juga berhasil menembusnya..." beberapa orang kini mulai pasrah. "Berakhir sudah... umat manusia... kita semua akan dimakan..."
Eren dan juga para pengungsi lainnya semakin sedih, air mata tak henti-hentinya mengalir dari mata anak itu. "Rumah kami... aku... aku tak bisa pulang lagi... Bahkan di saat-saat terakhir, aku tak bisa memenuhi keinginan ibu... aku... ibu sudah tak ada lagi, ibu..."
"Kenapa semua berakhir seperti ini... apa karena manusia itu lemah? Apa cuma ini pilihan yang bisa dijalani oleh manusia-manusia lemah seperti kami? Aku... aku akan menghabisi mereka..."
Eren berdiri, dan kemudian menatap ke arah para Titan di kejauhan, "Aku akan menghabisi mereka semua... aku akan menghapus mereka semua dari muka Bumi ini!! Sampai... tak ada yang tersisa!!"
Serangan para Titan berakhir bersamaan dengan menghilangnya Titan Colossal dan Titan lapis baja yang menjadi pendobrak serangan mereka. Namun akibat penyerbuan ini, umat manusia kehilangan setengah dari jumlah dan teritorial mereka. Lapisan terluar dinding, yaitu dinding Maria telah jatuh ke kekuasaan para Titan,
Mungkin inilah hukuman bagi mereka, yang telah kehilangan kewaspadaan akibat kedamaian semu yang selama seratus tahun manusia dapatkan. Saat ini, daerah teritorial manusia hanya tinggal dua lapis, yaitu dinding Rose dan Shina.
Dan tak terasa, lima tahun telah berlalu semenjak penyerangan tersebut. Eren, Mikasa, dan Armin akhirnya mengikuti pelatihan pasukan. Mereka melalui hari-hari yang berat, hingga pada akhirnya, mereka dianggap layak untuk menjadi prajurit.
"Bahkan saat kita bicara sekarang inipun, mungkin saja Titan Colossal datang menyerang!! Kalian semua harus siap!!" ucap pembimbing Eren dan yang lainnya. Selain mereka bertiga, masih ada banyak lagi pemuda maupun pemudi yang ikut dalam pelatihan ini. Sejak penyerangan itu, manusia semakin dituntut untuk mampu bertahan.
"Jika saat itu tiba, kalian harus melaksanakan tugas kalian dengan sebaik-baiknya!! Kalian bahkan harus siap untuk mengorbankan nyawa kalian!!"
"Kami siap!!" seru orang-orang serentak sambil menaruh kepalan tangan kanan di dada.
"Bagus. Hari ini, kalian telah menyelesaikan pelatihan militer kalian. Sekarang, aku akan mengumumkan sepuluh ranking terbaik di antara kalian semua. Bagi yang kupanggil, silakan maju ke depan." pembina lalu mulai memanggil satu per satu nama untuk maju mulai dari ranking yang tertinggi.
"Pertama, Mikasa Ackerman...
Kedua, Reiner Braun..
Ketiga, Bertholdt Fubar...
Keempat, Annie Leonhardt...
Kelima, Eren Jaeger..."
"Keenam, Jean Kirschtein...
Ketujuh, Marco Bodt...
Kedelapan, Connie Springer...
kesembilan, Sasha Browse...
Kesepuluh, Christa Rein..."
Mereka semua maju ke depan. Dan salah satu dari mereka, Eren, ia tetap dengan keinginan awalnya. "Aku sudah sampai sejauh ini. Sekarang adalah giliran para manusia. Kali ini, manusia akan menghancurkan para Titan!!!"
Bersambung ke Shingeki no Kyojin Chapter 3
0 komentar:
Posting Komentar