"Eren..." Mikasa melihat ke arah Eren, kemudian meminta, "Sebaiknya kau membatalkan niatmu untuk bergabung dengan Scouting Legion."
"A-apa? Apa kau mau mendukung mereka juga!?" ucap Eren.
"Ini bukan masalah aku mendukung mereka atau..."
Ding Dong...
Bunyi lonceng tiba-tiba saja terdengar di seluruh penjuru kota, bunyi yang merupakan tanda kalau pasukan Scouting Legion telah kembali dari misi perburuan mereka.
"Scouting Legion telah kembali!!" ucap Eren, "Mikasa, ayo kita ke sana!!" Eren dan Mikasapun berlari menuju jalanan di depan gerbang untuk menyambut kedatangan mereka, kelompok yang Eren anggap sebagai pahlawan.
"Sial, orangnya banyak sekali, aku tak bisa melihat apa-apa..." Eren berdesak-desakan di tengah kerumunan orang. Sampai kemudian, dia naik ke atas balok kayu agar bisa melihat para pahlawannya itu. Tapi, apa yang ia lihat berbeda dari apa yang Eren harapkan.
Eren berharap para pahlawannya datang dengan wajah kemenangan. Namun, orang-orang tampak memasang wajah yang benar-benar suram. Orang-orang kembali dengan pasukan yang penuh luka, dan jumlah merekapun jauh lebih sedikit dari jumlah ketika berangkat.
"Sedikit sekali yang kembali.."
"Lagi-lagi mereka gagal ya..." ucap orang-orang.
"Padahal saat berangkat ada seratus lebih..."
"Yah, yang kembali kurasa kurang dari dua puluh.."
"Apa mereka jadi santapan Titan??"
"Moses!! Moses!!" di tengah kerumunan seorang ibu-ibu meneriakkan nama putranya. Putra ibu tersebut merupakan bagian dari pasukan yang ikut dalam perburuan. "Moses!!" ibu-ibu itu terus berteriak memanggil anaknya, namun tak ada jawaban.
Ibu-ibu itu menerobos kerumunan, dan kemudian bersimpuh di depan sang komandan sambil terus bertanya-tanya, "Aku tak bisa melihat anakku!! Dimana dia? Apa yang terjadi padanya!!?"
"Anda ibunya Moses ya.." sang komandan tampak sulit untuk menjawabnya. Kemudian, "Bawakan itu kemari." pintanya pada salah seorang pasukan. Kemudian, pasukan tadi menyerahkan sesuatu yang dibungkus oleh kain.
Komandan menyerahkannya pada si ibu-ibu itu. Dan kemudian, saat si ibu membukanya, ternyata isinya adalah sepotong tangan, tangan putranya. "Itu... Itulah satu-satunya bagian yang berhasil kami selamatkan." ucap komandan.
"HIks..." ibu tadi menangis, terus menangis, dan kemudian berteriak sejadi-jadinya. Orang-orang hanya bisa diam meratapinya. Termasuk Eren, Mikasa...
"Tapi..." ibu itu berusaha untuk tetap tegar. "Putraku... dia berguna, kan? Dia mati demi memperjuangkan nasib para manusia, bukan!!!??"
Komandan tertegun, kemudian sambil meneteskan air mata dia menjawab, "Te-tentu saja!!" tapi kemudian, sejenak dia diam dan mengganti jawabannya. "Tidak..." ucap komandan. "Perburuan ini... eksplorisasi ini, lagi-lagi kami gagal... kami tak berkembang sama sekali..."
"Aku benar-benar seorang pemimpin yang gagal!! Yang bisa kulakukan hanyalah mengorbankan nyawa pasukanku!! Kami tak bisa mengetahui dari mana mereka berasal, kami tak mampu mengungkap hal terpenting dari mereka!!"
Selanjutnya : Shingeki no Kyojin Chapter 1 bagian 4
0 komentar:
Posting Komentar