"Seorang pengamat!?" Ringo merasa direndahkan dengan kata-kata Oga. "Tunggu sebentar, sialan!! Kau pikir apa yang kau lakukan, hah!? Seorang sandera tak boleh pergi begitu saja!!" bentaknya.
"Melakukan hal-hal bodoh seperti ini hanya akan membuat pertarungan kalian menjadi murahan." ucap Oga. "Eh??"
"Terlebih, kau itu lumayan kuat kan, jadi untuk apa sampai melakukan hal-hal seperti ini?"
"Ap..." wajah Ringo memerah.
"Dari melihatnya saja, aku tahu kalau semua yang ada di sini berpikir kalau..."
"Diam..."
"Kalau kau itu cukup kuat, tanpa perlu melakukan trik-trik murahan seperti..."
"Kubilang diam!!!"
Ringo kesal dan kemudian menebaskan pedangnya. Refleks Oga menghindar hingga serangan tadi hanya menghancurkan dinding yang ada di belakangnya.
"Kalau kau mau terus lari lari saja. Tapi setelah ini aku akan tetap menghancurkan bola-bolamu." ucap Ringo. Ia sudah benar-benar marah sekarang. Dari tatapannya, terlihat jelas kekuatan iblis darinya.
"Sial, kekuatannya memang setara Aoi..."
"Ini buruk..." ucap Ryouko dan Yuka.
"Ini membuktikan kalau dia juga seorang master mantra." pikir Oga. "Lalu sekarang apa yang harus kulakukan? Aku tak suka memukul wanita." lanjutnya dalam hati.
"Jangan khawatir, Oga." ucap Aoi. "Akulah yang akan melawannya. Secara jujur dan adil."
"Aku mengerti." ucap Oga. "Dia milikmu... ratu."
"Ya." Aoi bersiap untuk bertarung.
Aoi dan Ringo kembali saling berhadap-hadapan.
"Aoi..." Yuka khawatir.
"Jujur dan adil, huh? Semua yang kau ucapkan selalu saja membuatku kesal." ucap Ringo. "Dan lagi, aku suka memenangkan pertarungan."
Ringo menjentikkan jarinya, dan kemudian seluruh anggota Red Tail Baru Muncul. Termasuk orang nomor dua dan tiga mereka. Mereka hendak melawan Aoi beramai-ramai.
"Aoi, berhati-hatilah!!" teriak Yuka.
"Mereka menggunakan kekuatan yang aneh!!" ucap Ryouko.
"Mereka semua menggunakan kekuatan iblis? Ini bercanda, kan?" ucap Oga dalam hati.
"Sekarang aku sudah baikkan." ucap Aoi. "Huh?"
"Sekarang kalau aku melakukan sebisaku, tak seorangpun dari kalian yang akan mati." ucap Aoi lagi.
Aoi menghilang, dan Bats bats bats!!! Ia telah berada di pinggir barisan wanita-wanita berandal tadi, dan dengan cepat menebas mereka semua.
"Apa!!?" orang-orang itu belum merasakan efeknya. Hingga kemudian...
"Serangan Shingetsu penghancur, bentuk keenam...
Tarian pedang malaikat!!!"
Baatttss!!!! tarian tebasan pedang menghajar mereka.
"!!!" namun tepat setelah orang-orangnya dijatuhkan, Ringo muncul dan menyerang Aoi dari belakang. Aoi terjatuh. "Hahahahah!!!" Ringo tertawa. "Menggunakan teknik kuat seperti itu akan membuat pertahananmu terbuka!!"
"Jadi itulah alasanmu memanggil mereka semua?"
"Kalau iya, memangnya kau mau apa, hah!!?"
Bats Bats Batss!!!!
Aoi menebas hancur pakaian Ringo hingga pakaiannya berserakkan menjadi potongan-potongan kain kecil di udara. "Dasar wanita jalang..." ucap Aoi.
"Dan karena itu jugalah, kau kalah." ucap Aoi lagi.
Semua anggota Red Tail Baru kini bersujud pada Aoi. "Ka-kami mengakuimu... pemimpin ketiga." ucap Kagemiya. "Kaulah satu-satunya yang akan kami sebut sebagai pemimpin. Maaf karena sudah melakukan semua ini." ucap Ajari.
"Apa yang kalian bicarakan?" ucap Aoi sambil tersenyum. Ia lalu bertanya, "Apa kalian punya semacam tanda?"
"Ah? yah, itu..."
Orang-orang Red Tail Baru menunjukkan tulisan Di belakang jubahnya. Lalu, Aoi menulisi di bagian atasnya dengan tulisan yang berarti, "palsu"
"Aku akan menulisi kalian semua. Jadi berbarislah." ucap Aoi.
"I-itu spidol permanen kan?"
"Dia masih marah pada kita." ucap Kagemiya dan Ajari.
"Kalian semua yang ada di kelompoknya Ringo, kalian bebas untuk kembali bersama dengan kami jika kalian ingin disebut sebagai Red Tail lagi." ucap Aoi.
"Aoi..." semuanya senang.
"Adah!!" ucap bayi Beel.
"Houjou Ringo, kau juga boleh." ucap Aoi pada Ringo yang masih terbaring di lantai. Entah dia sadar atau tidak. Ringo terus terngkurap hanya dengan memakai bikini.
Saat itulah, tiba-tiba Koma muncul. Tak ada di saat-saat yang diperlukan, iblis kecil itu malah muncul setelah pertarungan selesai dan menempel di pantat Ringo.
"Hell yeah!! Aku suka pantat ini!!" ucapnya. "Tubuh Ringo terbuat dari impian!! Aku bisa menghabiskan waktu berjam-jam kalau terus seperti ini!!"
Aoi menatap si iblis mesum itu...
"Oh...shit..." ucap Koma.
Aoi masih terus menatapnya.
"Yah, itu, ah..." Koma membuat alasan dan kemudian mengalihkan pembicaraan. "Selamat ya... sudah berhasil melewati percobaan kecil ini... Aoi..."
Aoi masih terus menatapnya.
"A-aku hanya merasa tak nyaman untuk melakukannya!!" ucap Koma. "Aku tak berpikir untuk mengkhianati mu... Hanya saja... berada di depan melon-melon indah ini, aku tak bisa..."
"Kau... dasar iblis...."
"Itu tatapan es ratu!!" ucap orang-orang.
"Sudah lama dia tak mengeluarkannya."
"Makan ini, iblis kecil sialan!!!" Aoi menghajarnya.
"Seperti dugaanku." ucap Koma.
Di tempat lain, sebuah lokasi permainan bowling, tampang dua orang pria telah mendapat infomasi mengenai hal itu. "Pertama-tama si roh jahat, kemudian Akademi penyihir juga berhasil dikalahkan oleh Oga..."
"Akademi penyihir? Tentu saja mereka kalah." ucap salah satu dari mereka. "Mereka itu tak punya iblis. Terlebih, sejak awal kita sudah tahu kan, kalau kitalah, the Fallen Angels, satu-satunya yang akan mengalahkannya. Bukankah begitu, Himekawa?"
Bersambung ke Beelzebub Chapter 201
0 komentar:
Posting Komentar