Oga dan bayi Beel masih bergabung. Dan untuk mudahnya, kita sebut saja mereka dengan sebutan Ogeel. "Dabuhz... Zuhdah..." ucap Ogeel, yang artinya : "Sial, aku lupa menanyakan tentang iblis miliknya..."
Ogeel menyesal, namun Nasu sudah terlanjur dibuatnya tak sadarkan diri dan menancap di langit-langit. Tak mau ambil pusing, Ogeel melupakannya dan menyapa, "Dahz..."
Yang artinya : "Yo, Hilda..."
Furuichi dan Kanzaki terdiam, sementara Hilda sudah tak tampak di tempatnya. "Zuhn?? Adahz..." Ogeel bertanya-tanya, yang artinya : "Heh? Kemana dia pergi??"
"Aah, tadi itu pertunjukkan yang bagus sekali." ucap sosok misterius yang waktu itu mengawasi dari kejauhan. Saat ini ia sedang memakan mie instan, sambil tetap teleponan. "Tuan muda lalat dan kontraktornya benar-benar menghajar semuanya."
"Mereka masih dalam perkembangan sekarang. Tapi... aku bisa melihat kenapa kelompok kita tertarik padanya. Bagaimana kalau aku memberikan detailnya nanti saat makan ma..."
Mendadak orang itu terdiam, kemudian berkata, "Kau tahu, aku sangat tidak suka...
Kalau ada seseorang yang menguping pembicaraanku... Hildegarde."
Ternyata pembicaraannya ia hentikan karena di belakangnya sekarang, Hilda muncul.
"Setelah ini, aku akan mencaritahu siapa kau sebenarnya." ucap Hilda. "Tapi pertama-tama..." Hilda menarik pedang dari payungnya, "kau akan membayar karena sudah berusaha untuk menyakiti master."
Tak jauh dari mereka, tampak juga Alaindelon sudah bersiap untuk menyergapnya.
Orang itu tetap memasang wajah tenang dan berkata, "Buruk sekali...
Sebenarnya aku ingin menghabiskan waktu sedikit lebih lama lagi untuk mengobrol dengan pecundang seperti kalian, tapi..." orang itu menjulurkan lidahnya, dan tampak sebuah bola kristal.
"Kristal teleportasi!!?" pikir kaget Hilda dan Alaindelon. "Cih!! Apa kau pikir aku akan membiarkanmu kabur begitu saja!?" Hilda melesat dan kemudian menebasnya. Namun sayang, orang itu lebih cepat dan ia sudah menghilang.
Satu-satunya yang tersisa darinya adalah kalimatnya yang masih bisa Hilda dengar, "Kalau lain kali kita bertemu, undanglah aku untuk berkencan..."
Di sisi lain, Nene dan Chiaki masih membuntuti Seiji, mengawasinya yang sedang membeli minuman dari tempat yang tidak terlihat. "Hei..." Nene merasakan ada sesuatu yang aneh. "Ada apa?" tanya Chiaki. "Bukankah wajahnya itu... agak aneh?"
"Menurutku begitu? Kupikir dia sama saja seperti biasanya..." ucap Chiaki.
"Tidak, aku yakin sekali ada yang beda dengannya." ucap Nene. "Seharusnya dia itu lebih..."
Tiba-tiba, wajah Seiji meleleh. Ya, meleleh layaknya lilin. Nene dan Chiaki terdiam, kaget, panik, dan akhirnya berubah menjadi horror. "Gyaaaaaaahhhh!!!! Dia meleleh!!!!" teriak mereka dalam hati.
Di tempat Oga, Nasu-Nasu yang tertancap di tembok juga meleleh. "Uwaa!!! Apa-apaan ini!!? Menjijikan!!" teriak Kanzaki. "Hei hei! Jangan menggunakanku sebagai tameng, kanzaki!!" ucap Furuichi.
"Apa Doppelgangernya menghilang?" tanya Hilda, yang tiba-tiba datang kembali dari jendela. "Adah... Dabuh Dabuh!?" tanya Ogeel, yang artinya, "Hilda, dari mana saja kau, hah!?"
"Aku baru saja menemui seseorang yang sepertinya merupakan dalam di balik semua ini. Tapi sayangnya, dia berhasil kabur."
"Dalang!?" pikir kaget Oga dan yang lainnya.
Selanjutnya : Versi Teks Beelzebub Chapter 197 bagian 2
0 komentar:
Posting Komentar