Pelayan bernama List itu mengajak Gon untuk menuju sebuah ruangan yang di dalamnya telah menunggu seorang lelaki berpenampilan dekil. Namanya Dwun. Tak hanya penampilan, ruangan tempat Dwun berada juga terlihat penuh barang-barang, kotor, dekil.
"Wah, masuklah, masuk..." ucap Dwun.
"Ukhh, kotor sekali..." pikir Gon sambil menutup hidup.
"Dialah yang berhasil mendapat poin tertinggi, namanya Gon." List memperkenalkan Gon.
"Oooh, aku sudah lama menunggumu!!" ucap Dwun. "Aku sudah mendengarnya, kau adalah anak dari Gin, kan? Kemarilah, duduk bersamaku."
"Umm, dimana aku harus..." Gon tak tahu harus duduk dimana, karena tempat itu penuh dengan barang-barang. "Apa? Aah, tidak bisa menemukan tempat kosong ya? Kalau begitu buat saja, seperti ini..." Dwun menyingkirkan barang-barangnya.
Kemudian... "Hmm, buku penyimpanan, buku penyimpanan, dimana aku menaruhnya ya..." Dwun mencari-cari sesuatu. "Ah, ini dia!" ia pun mengambil selembar kartu dari tumpukkan barang itu.
"A Ruller's Blessing, ini adalah hadiah bagi pemenang." Dwun kemudian menyerahkan kartu yang ia bawa pada Gon. Gon mengambilnya, memperhatikan kartu itu, dan dia bingung.
"Fufufu, biar kuberitahu." ucap Dwun, "Baik di dalam kastil, maupun kota ini, tak ada satupun informasi mengenai Gin. Huhuhu, apa kau mengira kalau Gin memimpin di tempat ini atau semacamnya?? Hmm???"
"Tidak!" ucap Gon, "Aku bahkan tak berpikir kalau Gin masih ada di Greed Island lagi."
"Bagus. Yah, sebenarnya Gin memang sudah tidak berhubungan dengan Greed Island lagi."
"Tuan Dwun, sebaiknya kita langsung ke event selanjutnya saja." ucap List.
"Ah, iya..."
"Kau sudah berhasil mendapatkan keseratus kartunya, kan. Kalau begitu, aku akan memberimu sesuatu. Ah, dimana ya itu... dimana..." Dwun mencari-cari, sampai akhirnya ketemu. "Ketemu!"
Dwun memberikan pada Gon sebuah kotak, dan kemudian ia memintanya untuk membuka kotak itu. Dan ternyata, di dalamnya terdapat tiga slot kartu yang masih kosong.
"Kotak penyimpanan itu mampu menyimpan tiga kartu kunci yang kau pilih. Kemudian, kartu itu akan bisa kau gunakan di dunia nyata. Tapi, kau tak boleh menyimpan dua kartu yang sama. Kau harus memilih tiga kartu berbeda dari seratus koleksimu."
"Kemudian, untuk akhir game ini, kau mau memilih akhir yang biasa atau akhir yang khusus untukmu? Pilih yang mana?"
"Aku harus memilihnya?"
"Ya... pilih yang mana?"
"Hmm, kalau begitu aku pilih akhir yang biasa saja." ucap Gon.
"Hmm, kenapa kau memilih yang biasa?"
"Yang menyelesaikan game ini bukan hanya aku seorang diri. Kalau aku memilih yang biasa, yang lain juga pasti bisa menikmati akhirnya, kan?"
"Ah, begitu ya..." ucap Dwun.
"Tuan Dwun, berhentilah bercanda seperti itu." ucap List. "Maaf ya Gon, sebenarnya yang ada memang cuma akhir yang biasa." lanjutnya.
"Eeh!?" Gon kaget, "Kenapa dia bohong segala..."
"Karena kau sudah menyelesaikan gamenya, kami akan memberitahumu sesuatu." ucap List. Kemudian, ia memperkenalkan diri mereka. Ya, sebelumnya mereka memang belum pernah kenalan. "Namaku List, sedangkan dia adalah Dwun."
"Yah, aku adalah sahabat ayahmu." ucap Dwun.
"Gin dan sepuluh orang lainnya adalah pencipta game ini."
"Nama Greed Island sendiri merupakan gabungan dari huruf pertama masing-masing penciptanya. Huruf depan ayahmu adalah G, dan kau sudah bertemu dengan Reiza, kan? Dia R nya. Aku L, dan dua perempuan yang berada di pintu masuk dan keluar Greed Island adalah Elena dan Eeta."
Selanjutnya : Hunter x Hunter Chapter 184 bagian 2
0 komentar:
Posting Komentar