Isshin masih tertegun melihat kemunculan tiba-tiba mahluk misterius yang kini telah berdiri di depannya. "Apa itu?? Hollow... hitam?" Isshin benar-benar baru pertama kali melihat yang seperti itu. Mahluk itu kemudian menghadap ke arahnya, kemudian berteriak sekuat tenaga, mengaum.
"Begitu ya..." Isshin bersiap untuk menarik pedangnya. "Hitam total, dan lubangnya tertutup. Tapi dari tekanan rohnya, pasti Hollow."
Merekapun mulai melakukan pertarungan. Dan secara mengejutkan, ternyata pertarungan tersebut diawasi dari kejauhan. "Sungguh mengejutkan." ucap orang itu, yang tak lain adalah Aizen. Bersama Tozen dan Gin, mereka bertiga melihat pertarungan sang kapten.
"Kapten dari divisi sepuluh, kenapa dia bisa ada di sini? Dia tak melapor kalau dia akan pergi." ucap Aizen. "Ooh, dia pergi tanpa permisi, ini pasti akan menimbulkan masalah." ucap Gin. "Tapi tak apa. Ini adalah panen yang tidak terduga-duga. Aku ingin melihatnya lebih dekat lagi. Apa ada jalan?"
"!!!" lamunan Masaki buyar ketika secara tiba-tiba merasakan tekanan roh itu. "Aku bisa merasakannya... tekanan roh yang luar biasa semakin mendekat. Satunya Hollow, dan satunya lagi..." Masaki langsung bangun dari ranjangnya, kemudian berlari keluar kamar.
"Mau pergi kemana kau, masaki?" cegat Ryuu. "Mungkin aku tak perlu bertanya. Tapi sebaiknya, jangan pergi."
"Ryuu-chan..."
"Berapa kali aku harus mengatakannya padamu? Kita para quincy seharusnya keluar hanya setelah shinigaminya mati. Dan itupun, yang keluar adalah darah campuran seperti Katagiri. Masaki, kau harus lebih memperhatikan posisimu. Kau mengerti, kan? Kau harus lebih memperhatikan dirimu sendiri."
"Kita para quincy berdarah murni, tak boleh membuang-buang darah kita semudah itu."
"Tapi, Ryuu-chan...."
Pertarungan antara Isshin melawan Hollow itu terus berlanjut, dan secara mengejutkan Isshin lumayan bisa didesak olehnya. "Ini buruk, aku berhasil didesak." pikir Isshin.
Batsss!!! Tangan tajam mahluk berwujud hollow itu bertubrukan dengan pedang yang Isshin bawa. "Aku tak bisa mengerti. Penampilan fisiknya lebih ke hollow. Tapu, aku merasa seolah bertarung melawan shinigami. Sepertinya ini akan menjadi pertarungan yang sulit."
"Kapten Shiba!!!" shinigami wanita tiba-tiba berlari dan berteriak ke arahnya. "Apa yang anda lakukan di sini!? Kota Karakura adalah termasuk wilayah hukum divisi tiga belas!!!"
"Sial... aku melewati batas hukumnya." pikir Isshin, sambil terus melawan mahluk itu. Dan kemudian, mendadak monster itu menghindar, dan malah melesat menuju shinigami wanita tadi. "Sial!!" Isshin kecolongan. "Lari!!!" teriaknya.
Booombb!!! Terjadi ledakan cero.
Kembali ke sisinya, Masaki tak peduli dan berlari. "Tunggu, Masaki!!" cegat Ryuuken lagi. Masaki berhenti, kemudian berbicara, "Ryuu-chan... Kau tahu, kenyataan kalau sebelum kau memikirkan tentang bibi, tentang quincy, masa depan, dan banyak hal lagi, adalah yang sangat kusukai darimu. Tapi, aku bukan kau... Bagiku, memperhatikan diriki sendiri berarti untuk melakukan apapun yang kubisa, setiap hari."
"Kalau hari ini aku tak melakukan apa yang sebenarnya bisa kulakukan hanya karena tradisi, dan seseorang mati karena itu, aku tak akan pernah memaafkan diriku sendiri di hari esok."
Setelahnya Masaki benar-benar pergi dan Ryuuken tak bisa berbuat apa-apa lagi.
Bip... akhirnya ia menghubungi Katagiri, "Katagiri, sudah waktunya bagiku untuk keluar. Tolong siapkan Reishi armor."
Kembali ke pertarungan, "Apa-apaan itu tadi? Cero?? Dia sama sekali bukan hollow. Itu bukan bagaimana cara Menos bertarung!!" Isshin kembali mengadu pedangnya dengan tangan si monster. "Hei, tak mungkin mahluk sepertimu bisa ada tanpa sepengetahuan Soul Society. Seseorang pasti melindungimu. Siapa yang melakukannya?"
Monster itu tak bicara sama sekali.
"Yah, tentu saja kau tak akan menjawab. Tapi, aku tak peduli. Berbicara atau tidak, aku tetap akan menebasmu. Membaralah... Engetsu!!!" Ishhin mengaktifkan Shikainya.
Tapi tak lama setelahnya, mendadak seseorang menebasnya dari belakang. Yang datang adalah tiga sosok berjubah, yang tak lain adalah Aiezen dkk.
Bersambung ke Bleach Chapter 532
0 komentar:
Posting Komentar