Gensuru terus menghajar tubuh Gon. Menendang, memukulnya, Gon benar-benar tak bisa melawan. Beberapa kali tubuhnya terpental, namun kemudian ia berdiri kembali, seolah menantang Gensuru agar ia menggunakan kekuatannya.
"Cih, terlihat jelas dari wajahnya kalau bocah ini ingin aku menggunakan kekuatanku." pikir Gensuru. "Tapi, aku tak akan menggunakannya!!" Gensuru terus menyerang Gon dengan serangan-serangan fisik. Terus begitu.
Sementara itu, Biskuit dan Bati, salah satu rekan Gensuru masih saling kejar mengejar. "Hah, dia lebih cepat dari perkiraanku." pikir Bati, "Tapi ... aku hampir mengejarnya!"
"Book!!" Mendadak Biskuit mengeluarkan buku penyimpanannya sambil berlari. Bati kaget. "Buku penyimpanan? Tapi bukankah dia sudah tidak memiliki kartu sihir untuk melarikan diri lagi?"
Boft!! Biskuit mengambil sebuah kartu, dan tiba-tiba kartu itu berubah. "Kartunya berubah!? Cih, dia menggunakan Crisader's Necklace untuk mengubahnya kembali." pikir Bati.
Kartu yang mulanya dipalsukan itu kembali menjadi Accompany. Biskuit mengaktifkannya, dan mereka berduapun berpindah tempat, "Menuju Soufurabi!!"
Bati sempat kaget, dan mengira kalau mereka berdua akan sampai di tempat dimana pasukan bantuan telah berkumpul untuk melawannya. Namun ternyata, mereka sampai di sebuah tempat yang sangat sepi. Hanya ada mereka berdua, Bati dan Biscuit.
"Tidak ada serangan tiba-tiba untukku di sini? Aku tidak mengerti. Kenapa kau susah-suah membawaku ke sini kalau hanya ingin satu lawan satu?" tanya lelaki itu. Kemudian Biskuit menjawab, "Alasannya sederhana. Aku hanya tak mau kau memanggil teman-temanmu kemari untuk menolongmu."
"Apa? Apa maksudmu??"
"Dasa bodoh. Sudah kubilang kan, aku ini lebih kuat darimu." ucap Biskuit, dan kemudian ia menghilang. Bati kaget. Dan tiba-tiba, gadis itu sudah menendangnya dari belakang. Bati terjungkal, dan setelahnya ia dihajar habis-habisan. Namun ...
"Hehehe ..." Lelaki itu tertawa.
"Seranganmu lemah!!" ucapnya. "Kau tak akan bisa mengalahkanku, gadis kecil!!" teriaknya. Dan kemudian saat Biskuit mencoba untuk menyerang kembali, dengan mudah serangannya ditepis. Biskuti terpental.
"Aku tak akan bermain-main denganmu, nona, dan tolong nantinya jangan dendam." ucap Bati, dan kembali bersiap untuk menyerang. Namun tiba-tiba, Biskuit bangkit dan perlahan tubuhnya berubah, "Tarik kembali kata-katamu." ucap Biskuit.
"Hah?"
"Aku membiarkanmu memukulku karena kasihan, wujud asliku tak akan bisa menahannya. Kalau aku sampai berubah seperti ini, biasanya aku akan berakhir dengan membunuh lawanku."
Buakkkk!!!!! Dengan otot besar tangannya, Biskuit memukul hancur wajah Bati, sebelum akhirnya terpental begitu jauh ke udara, dan jatuh penuh darah ke tanah. "Haah ... Haah ..." Bati begitu kesakitan, namun ia masih mampu untuk bernafas.
"Oh, masih hidup rupanya?" Biskuit berjalan dan kembali mendekat padanya. "Cukup tangguh juga ..." ucap Biskuit. "Haah, haah ... Ka-kau memiliki kekuatan seperti itu ... Tapi, kenapa kau menyembunyikannya??" Bati bertanya sambil terus menahan rasa sakit.
"Ada dua alasan." ucap Biskuit. "Pertama, kau harus selalu menyembunyikan serangan terbaikmu. Kedua, aku tak suka dengan penampilanku ini."
Biskuit berubah menjadi sosok wanita bertubuh besar dan kekar. "Ini terlalu kekas untuk wanita. Kau sendiri setuju, kan?"
Bati tak menjawab. "Ah, pingsan ya?"
Pertarungan merekapun berakhir dengan kemenangan di tangan Biskuit. Lalu, bagaimana dengan pertarungan di tempat Killua?
Bersambung ke Hunter x Hunter Chapter 178
0 komentar:
Posting Komentar