"Hidup Vegeta!!" sambut para pasukan setelah mereka sampai. "Mereka adalah orang-orang yang datang jauh dari ujung alam semesta, mereka semua datang untuk melayani anda, raja Vegeta."
Vegeta dan Paragus masuk. Di lorong, mereka bertemu dengan seorang pemuda bertubuh besar, rambut hitam panjang, dengan gelang dan kalung kuning, serta wajah yang pucat. Wajah pemuda itu bahkan terlihat seperti orang sakit-sakitan.
"Ini adalah putra tunggalku, dia siap untuk melayani anda, tuan." ucap Paragas.
"Namaku ... Broly." ucap pemuda itu.
"Jadi kau seorang bangsa Saiya juga, ya?"
"Ya, tuan." sahut Broly.
"Ini menakjubkan." ucap Gohan. Dari belakang, ia dan teman-temannya juga menyusul. Sementara kakek kura-kura, ia masih mabuk. "Aku pusing, ooh, seseorang, tolong berikan aku obat, tolong ..."
"Ini dia obatnya." Buakkk!!! Ulong menghantam kepala kakek-kakek itu dengan palu raksasa. "Uukh, obatnya begitu kuat." ucap kakek kura-kura dan pingsan, tenang.
"Yang mulia!!" seorang pasukan tiba-tiba saja menghadap. "Yang mulia, super saiya telah muncul di Planet Totokama!!" lapornya. "Apa!?" Vegeta kaget. Kemudian, ia langsung bergegas, "Baiklah, aku akan mengurusnya. Broly, ikut bersamaku!"
"Ayah!!" Trunks tidak setuju, "Kita harus mengumpulkan informasi terlebih dahulu sebelum bertindak, ini terlalu berbahaya!!" ucapnya. "Bahaya adalah jika berani menentangku." ucap Vegeta. "Broly, cepatlah."
Merekapun pergi. "Tidak, ayah ..." Trunks tak bisa berbuat apa-apa lagi.
"Ah, sial, dia sudah pergi. Ketidaksabaran Vegeta kadang-kadang membuatku muak" ucap Ulong. "Itu memang ciri khasnya." ucap kakek kura-kura. "Ngomong-ngomong Ulong, obatmu telah menyembuhkan mabuk udaraku. Ta-tapi, sekarang aku sakit kepala."
Dibanding berdiam diri di kastil mencurigakan itu, Trunks, Gohan, dan Krilin lebih memilih untuk berkeliling planet untuk mengumpulkan informasi. "Trunks, apa menurutmu super saiya legendaris itu benar-benar ada? Aku sendiri tidak yakin." ucap Krilin. "Aku setuju denganmu, Krilin, tapi ayahku tidak, itulah masalahnya." ucap Trunks.
Mereka bertiga terbang, melewati pepohonan, bebatuan, dan akhirnya sampai di sebuah kota. Tepatnya, kota yang sudah hancur berantakan, dan tak terlihat satupun penghuni. "Tak peduli dari sisi manapun kau melihatnya, planet ini benar-benar terpencil." ucap Trunks. "Kota-kota yang kita lihat dari angkasa, tidak lebih dari reruntuhan."
"Yah, aku heran kenapa Paragus membangun kotanya di tempat terpencil seperti ini." ucap Gohan. "Hei, coba lihat disana." Krilin melihat ada sesuatu yang mencurigakan tak terlalu jauh dari mereka. "Sepertinya mereka memompa beberapa energi di bawah tanah."
Tampak sebuah lubang besar di tanah, dengan beberapa pasukan bersenjata berjaga, dan orang-orang seperti budak bekerja untuk mereka. "Kenapa mereka perlu melakukan itu?"
Budak-budak yang dipekerjakan terdiri dari mahluk-mahluk berkulit hijau seperti bangsa Picollo, hanya saja memiliki rambut merah muda dan ukuran tubuh yang rekatif lebih kecil. Semuanya tampak menderita, bekerja secara paksa mengangkut barang-barang tambang.
"Tunggu, aku mengerti, mereka pasti mengirimnya ke Istana." ucap Krilin.
Brukk ...
Salah seorang budak yang sudah terlihat tua dan renta menjatuhkan barang bawaannya. "Oh tidak, kakek!!" cucunya khawatir dan kemudian menghampiri si kakek. "A-aku baik-baik saja." ucap kakek itu.
Gohan dan yang lainnya turun ke tempat mereka.
"Maaf, tolong maafkan kami, kami tidak malas." ucap cucu kakek tadi. "Ka-kakek, dia hanya sedang tidak enak badan." lanjutnya. "Tenanglah, kami bukan bosmu atau seseorang semacam itu." ucap Gohan.
"Hmm, sepertinya akan sia-sia membangun pada suatu planet di reruntuhan ..."
"Kami dibawa kemari setelah bangsa saiya menghancurkan planet kami." ucap anak tadi, "Kami bekerja sepanjang hari dan mereka hanya memberi kami makan. Suku saiya benar-benar tak memiliki perasaan. Ukkhh ..." anak itu mencoba untuk mengangkat barang, namun tenaganya terlalu kecil.
Buakk!!! Seorang penjaga datang dan tiba-tiba menendangnya. "Kembali bekerja dengan benar!!" bentak penjaga itu sambil mencabuk punggung anak itu. "Shamo!!" kakek anak itu menghampirinya. "Shamo tidak bermaksud untuk mencela, ini salahku ..." ucap kakek Shamo.
"Oh, kau ingin juga!?" penjaga tadi hendak menendang kakek itu. Namun kali ini, Gohan bergerak dan langsung menyerangnya. "Berhenti!!" teriak Gohan. "Kau tak berhak memperlakukan mereka seperti itu!!"
Priiiittt!!! Penjaga yang sudah jatuh itu meniup peluit, membuat penjaga lainnya datang. Jumlah mereka cukup banyak, dan semuanya mengerumuni Gohan.
"Hei ..." Krilin mendekat, "Jika aku salah satu dari kalian, aku tak akan pernah berpikir untuk melawan." ucapnya.
Selanjutnya : Dragon Ball Z Movie 8 Bagian 5
0 komentar:
Posting Komentar