"!!!" Mikasa tak mau hal itu terjadi dan kemudian berdiri di hadapan Eren, melindunginya. "Keahlianku adalah memotong daging. Jika dibutuhkan, aku siap menunjukkannya. Siapa saja yang ingin mencobanya, silahkan maju." tantang Mikasa.
"Komandan, dia adalah Mikasa Ackerman. Dia adalah prajurit elite kita di baris depan. Dia sekuat seratus prajurit." jelas ajudan. "Kehilangan dia akan menjadi kesalahan fatal bagi umat manusia."
"Mikasa! Armin!! Apa yang sebenarnya terjadi!?" Eren masih tidak mengerti. "Mikasa! Jangan melawan mereka!!" ucap Armin.
"Aku tidak peduli siapa lawanku." ucap Mikasa. "Aku tidak akan membiarkan siapapun yang ingin membunuh Eren. Aku tidak peduli lagi dengan yang lainnya." Mikasa tak akan segan-segan meski ia harus melawan rekan-rekannya sendiri.
"Kita harus berbicara dengan mereka!!" ucap Armin. "Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi!! Mereka hanya ketakutan!!"
"Jadi... hanya aku yang menganggap diriku ini bukan Titan, ya?" pikir Eren. "Sial!!! Aku tidak ingat sama sekali kenapa aku bisa ada di sini!! Aku lelah sekali sampai tidak bisa berdiri. Mereka akan membunuhku jika aku sampai salah mengatakan sesuatu. Dibunuh oleh sesama manusia... menyedihkan sekali!!"
"Semua ini untuk apa?? Aku muncul dari bangkai Titan?" Eren berusaha untuk mengingat-ingatnya kembali. "Apa yang dia katakan? Lagipula apa maksudnya? Apa itu hanya mimpi? Jika tidak, kenapa tubuhku yang hancur pulih kembali?! Sama seperti.. Titan.."
"Aku tanya sekali lagi!!! Siapa kau sebenarnya!?" komandan kembali bertanya.
"Aku tidak boleh salah." pikir Eren. "Jika tidak, nyawaku dalam bahaya. Itu benar. Sampai sekarang, aku sama seperti kalian..." pikirnya lagi. Dan kemudian, dengan lantang Eren menjawab, "Aku manusia!!!"
Orang-orang kaget, dan untuk sesaat, mereka semua terdiam. Akan tetapi, jawaban itu tetap tak mengubah keadaan sama sekali. "Begitu ya... Jangan salah sangka." ucap komandan. "Kami tak punya pilihan lain. Tidak ada yang bisa membuktikan... kalau kau bukanlah iblis..."
Komandan mengangkat tangan kanannya, memberi aba-aba pada pasukan untuk segera menembakkan meriamnya. "!!!" Mikasa kaget. "Eren! Armin! Kita akan memanjat!!" ucapnya. Namun secara mengejutkan, di atas tampak juga para pasukan yang sudah bersiap. Mereka benar-benar terkepung.
Lalu di saat itu, ketika tak sengaja melihat kunci di lehernya, Eren teringat dengan ayahnya. "Eren, nanti ketika ayah pulang, ayah akan menunjukkan ruang bawah tanah yang ayah rahasiakan. Jaga kunci ini baik-baik. Jangan sampai hilang. Dan ketika kau melihatnya, ingatlah!! Kau harus pergi ke ruang bawah tanah!!"
Saat itu, saat-saat terakhir Eren bertemu dengan ayahnya, dokter Jaeger menyuntikan sesuatu pada Eren. "Karena suntikan ini, ingatanmu akan terluka. Jadi percuma saja menjelaskannya sekarang padamu. Ingatlah!! Ambil kembali Dinding Maria dan pergilah ke ruang bawah tanah!! Kekuatan ini akan berguna suatu saat nanti!! Ingatan itu akan menunjukkanmu bagaimana cara menggunakannya!!
"Eren!! Setelah kau pergi ke ruang bawah tanah, kau akan mengetahui semuanya! Jalan yang kau tempuh akan keras dan kejam, tapi kau harus melaluinya!! Jika kau ingin menyelamatkan Mikasa, Armin, dan semuanya, kau harus bisa mengendalikan kekuatan ini!!"
Ingatan Eren berakhir sampai sana, dan Booombb!!!! pasukan menembbakkan meriam mereka. Begitu keras, lebih dari cukup untuk merobohkan sebuah bangunan. Eren dan teman-temannya tak memiliki perlindungan sama sekali. Namun kemudian refleks, Eren menggigit tangannya. Dan whussss!!!! dengan cepat kerangka Titan menyelimuti mereka.
Dan ketika kepulan asap bekas ledakkan menghilang, tampak kalau Eren dan yang lainnya dilindungi dari ledakkan oleh kerangka itu. Layaknya Susano'o milik Sasuke, kerangka raksasa melindungi mereka bertiga.
Bersambung ke Shingeki no Kyojin Chapter 11
0 komentar:
Posting Komentar