Home » , » Versi Teks Nozoki Ana Chapter 6

Versi Teks Nozoki Ana Chapter 6

Sebelumnya : Nozoki Ana Chapter 5

"I-ini pertama kalinya aku benar-benar ingin memukul perempuan..." Tatsuhiko benar-benar kesal dan menatap tajam ke arah Emiru. Emiru masih tersenyum, dan hanya membalas, "Ini juga pertama kalinya seseorang menatapku dengan wajah menyeramkan seperti itu.."

Kejadian tersebut menjadikan Tatsuhiko semakin tak tahu untuk berbuat apa. "Kelemahan lainnya dariku telah berhasil ditemukan oleh Emiru. Aku benar-benar tak bisa menahan emosiku!!"

Tatsuhiko menendang kardus-kardus yang rencananya akan ia gunakan untuk menutup lubang pada dinding. Tapi, "Ukkhh... sial..." saking kerasnya kakinya malah membentur tembok. "Aku benar-benar berpikir untuk menutup temboknya. Namun, manusia benar-benar mahluk yang aneh, ya. Seiring dengan berjalannnya waktu, emosiku mereda."


"Pada akhirnya, satu minggu telah berlalu tanpa aku melakukan apapun dengan lubang tersebut. Aku mulai terbiasa dengan kondisi ini. Aku juga sudah mulai melakukan kerja sambilan, dan pulang ke rumah larut malam. Aku juga tak pernah berbicara dengannya di sekolah."

"Giliranku adalah Senin, Rabu, dan Jumat, sementara Emiru Selasa, Kamis, dan Sabtu. Hari Minggu kami libur. Itulah peraturan yang dia buat untuk sistem saling mengintip ini. Serta, tidak saling berurusan satu sama lain selain mengenai hal tersebut. Peraturan yang ia buat benar-benar seperti tak bisa diganggu gugat. Tapi yah, pada dasarnya kalau aku tidak mengintip, dan tidak mengajak siapapun mampir ke rumah, semuanya akan berjalan dengan normal."

Kehidupan Tatsuhiko berjalan normal-normal saja setelahnya. Hingga kemudian, di sekolah, ketika hendak melewati sebuah pintu, tiba-tiba seorang perempuan muncul dan menariknya ke dalam ruangan kosong itu, serta menutup pintunya. Tatsuhiko kaget, dan ternyata yang menariknya itu adalah Kotobiki Yuri. Dengan tidak sabaran, gadis itu memeluk, memojokkannya ke pintu, dan langsung mencium bibir Tatsuhiko.

"Ko-Kotobiki-san, ini buruk.." ucap Tatsuhiko. "Tenang saja, ini adalah ruangan yang sudah tidak digunakan oleh siapapun lagi.." ucap Yuri, masih memeluk dan menempelkan tubuh pemuda itu ke pintu. "Umm.. apa kamu tidak menyukainya?? Bibirku kesepian.."

"Bu-bukan, bukan begitu.." ucap Tatsuhiko. "Tapi, kita masih di sekolah, kan.."
"Sentuh aku.." Yuri menuntun tangan Tatsuhiko untuk meremas pantatnya.
"Ya, masukan.." perempuan itu ingin Tatsuhiko menyelipkan jarinya.

"Aku suka ini.." ucap Yuri. "Tak bisakah kau merasakannya kalau aku sudah benar-benar basah?? Tapi tak apa, lanjutkan saja, aku akan mengurusnya nanti di toilet.." Yuri tak mau kalah dan mengelus milik Tatsuhiko, yang sudah mulai mengeras. "Ckckck, sampai seperti ini, kasihan sekali.. bolehkah aku menggunakan tanganku untuk melepaskannya??"

"Tu-tunggu!!!!" Tatsuhiko mendorong pundak Yuri. "I-ini benar-benar buruk melakukannya di sini, aku senang, tapi.."

"Umm, kalau begitu bisakah kita melanjutkan yang waktu itu??" Yuri memasang wajah memelas. "Aah, sebenarnya malam ini aku juga ada kerja sambilan.." ucap Tatsuhiko. "Yah, aku kesepian lagi.." mereka berdua akhirnya keluar dari ruangan itu tanpa melakukan hal berarti. "Kasih tau aku kalau kau ada waktu, oke??" ucap Yuri sebelum benar-benar pergi. "Pasti.." ucap Tatsuhiko.

"Sudah beberapa hari semenjak hal seperti ini kulakukan, supaya Kotobiki-san tak mampir ke rumahku. Dan aku tak bisa mengatakan padanya kalau sebenarnya aku melakukan kerja sambilan supaya bisa memesankan kamar hotel untuknya."

Tatsuhiko berjalan di lorong sekolah, dan Emiru melintas di sebelahnya. Namun yah, mereka sama-sama diam. Tatsuhiko hanya melirik sinis ke arahnya, tanpa bicara sama sekali, seolah tak ada hubungan apapun di antara mereka. "Kido-kun.." seorang pemuda tiba-tiba saja menghampiri Tatsuhiko.

"Horii??" Tatsuhiko mengenali pemuda yang lebih tinggi darinya itu. Ia adalah Horii, teman sekelasnya. "Kelihatannya kau selalu saja melihat ke arah Ikuno-san, apa kau naksir dengannya??"

"Entah kenapa orang-orang suka berkata seperti itu, tapi pada kenyataannya, tidak sama sekali.." ucap Tatsuhiko. "Kalau saja orang-orang tahu apa yang sebenarnya terjadi, apa yang akan mereka pikirkan ya.." pikirnya.

"Jadi, kau tak ada masalah kalau mendekatinya, bukan??"
"Kenapa sampai minta izin padaku segala.." ucap Tatsuhiko.
"Apa aku memang terlalu sering memperhatikan Emiru??" pikirnya.

"Dia itu benar-benar memiliki kharisma, kau tahu.. Ikuno Emiru-san.." ucap Horii, dan kemudian ia pergi. "Kalau saja dia tinggal di ruanganku, aku penasaran apa dia masih akan berpikir seperti itu.." pikir Tatsuhiko.

"Aku tak suka dengannya.." ucap teman sekelas Tatsuhiko lainnya, Makiko. "Makiko??"
"Aku tak terlalu suka dengan lelaki seperti dia." ucap Makiko. "Kenapa?? Kelihatannya dia lelaki baik-baik, dan dia lumayan tampan." ucap Tatsuhiko. "Justru karena itu." ucap Makiko. "Lelaki seperti dia biasanya memiliki dua wajah." jelasnya.

"Sejak pesta minum-minum itu, aku sudah cukup sering bersama dengan mereka. Tapi entah kenapa, Horii dan Makino memang tak pernah terlihat akur." pikir Tatsuhiko.

"Yah, aku hanya mengatakan apa yang kusuka dan tidak kusuka.." ucap Makiko.
"Kukira dia itu populer di kalangan gadis-gadis.." ucap Tatsuhiko.
"Yah, beberapa gadis suka pemuda seperti dia, tapi aku tidak. Menjijikan." ucap Makiko.

"Kalau begitu, bagaimana kalau aku bertanya padamu, Makiko, si pembaca sifat orang. Menurutmu, Ikuno Emiru itu... orangnya seperti apa??"

"Kenapa? Kau naksir dia??" tanya balik Makiko. "Bu-bukan begitu!! Tidak sama sekali!!" bentak Tatsuhiko. Dalam hati ia bertanya-tanya kenapa orang-orang selalu saja salah paham seperti itu. "Tak perlu teriak-teriak begitu. Hmm. Emiru, ya? dia.." sejenak Makiko berpikir dan kemudian berkata, "Aku tidak tahu."

"Kelihatannya dia manis, tapi terkadang kau tak tahu apa yang dia pikirkan. Tapi dia tak seperti orang yang punya dua wajah. Seperti dia tak ingin menyembunyikan sesuatu, kupikir.."

"Benar-benar akurat.." pikir Tatsuhiko. "Kemampuan observasi seorang perempuan memang luar biasa." lanjutnya dalam hati.

"Tapi yah, entah kenapa aku tertarik dengannya. Aku ingin menjadi teman dekatnya." ucap Makiko. "Kalau boleh digambarkan dengan satu kalimat, dia itu.. kehadiran yang tak bisa diabaikan. Yah, begitu, kurasa.."

"Tepat sekali, meski aku benar-benar ingin melupakan dia.." pikir Tatsuhiko. "Stt, kalau kau memang ingin mendapatkannya, aku akan membantumu." bisik Makiko. "Dari pada Horii, Ta-kun jauh lebih baik.."

"Berhenti membicarakanku.." ucap Tatsuhiko. "Tapi oh iya, Makiko sendiri tidak punya pacar??"
"Aku sedang mencari.." tiba-tiba Makiko memeluk lengan Tatsuhiko. "Kalau bisa sih, yang seperti Ta-kun.." ucapnya.

"Eeh!?? A-aku!???" Tatsuhiko kaget.

"Hahaha!!" Makiko melepaskan pelukannya, "Bercanda!!" ucapnya. "Karena inilah Yuri sering menggodamu.." ucap Makiko lagi. "Ah.. aku penasaran seberapa banyak yang ia tahu mengenai hubunganku dengan Yuri-chan.." pikir Tatsuhiko.

Singkat cerita sekolah telah berakhir, dan hari sudah malam. Tatsuhiko kembali ke apartementnya. Namun secara mengejutkan, ia melihat Emiru bersama dengan Horii di depan pintu apartement Emiru. Emiru mengajak pemuda itu masuk.

"H-Horii?? Ngapain dia ke kamar Emiru jam segini??" Tatsuhiko bertanya-tanya. Emiru menyadari keberadaan Tatsuhiko yang mengintip sembunyi-sembunyi dari balik dinding. Emiru tersenyum ke arahnya, sebelum akhirnya benar-benar masuk dan menutup pintu.

"Pe-perempuan itu... dia mengundangku.." pikir Tatsuhiko. Ia sadar kalau Emiru berniat untuk mengundangnya, mengundangnya untuk mau mengintip apa yang akan ia dan lelaki bernama Horii itu lakukan. "Hari ini adalah Rabu, giliranku untuk mengintip.." pikir Tatsuhiko.

Bersambung ke Nozoki Ana Chapter 7
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Rekomik - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger