Jean terdiam, semakin ketakutan. Tapi kemudian, ia melihat kesempatan. "Sekarang!!" teriak Jean. Titan-Titan yang ada di depan sibuk melahap teman-temannya tadi. Jadi, sekarang ada celah yang bisa ditembus.
"Terus maju menuju markas sebelum para Titan itu kembali!! Ini kesempatan kita, gunakan sebaik-baiknya!!"
"Sekarang atau tidak selamanya, semuanya, maju!!!" merekapun melesat. Jean dan rekan-rekannya menggunakan maneuver tiga dimensi untuk menerobos beberapa Titan yang masih bebas. Namun sial, tanpa Jean sadari seorang Titan mendekat dan kemudian mengcengkram ujung kakinya.
Untung saja, Jean mampu terus melesat dan melepaskan cengkraman kaki si raksasa. Jean terus maju, terus melesat hingga akhirnya berhasil masuk ke dalam markas lewat jendela.
Di dalam, tampak juga beberapa rekan jean yang telah berhasil masuk. "Berapa... berapa banyak dari kita yang berhasil sampai kemari??"
"Aku... aku sudah memanfaatkan kematian rekan-rekanku...
Berapa banyak yang sudah mati..."
Di dalam, di bawah meja, tampak juga beberapa petugas di sana sedang bersembunyi. "Eh? Kalian? Kalian dari tim pemasok gas, bukan?"
"Y-ya..." sahut mereka.
"!!!" Jean benar-benar kesal. Ia langsung mencengkram leher baju salah seorang dari mereka dan kemudian memukul tepat di wajahnya.
"He-hentikan, Jean!!" rekan-rekan Jean berusaha untuk menghentikannya. "Sial!! Ini salah mereka!!" teriak Jean. "Gara-gara merekalah kita kehabisan gas!! Banyak orang mati karena ulah kalian, sialan!!"
"Be-berapa Titan masuk ke ruang suplai gas, kami tak bisa berbuat apa-apa..."
"Harusnya kalian bisa melakukan sesuatu!! Itu sudah menjadi tugas kalian, kan!!?" Jean masih kesal. "Merunduk!!!" teriak tiba-tiba lelaki yang berdiri di pinggri jendela. Bruuakkk!!!! sesosok Titan menghantamkan kepalanya untuk menerobos tembok ruangan itu.
"Si-sial... jumlah mereka terlalu banyak..."
"Lari!!! Ayo lari ke bagian dalam!!!"
"Dimana Mikasa berada!!!?"
"Mikasa kehabisan gas dan sudah terpisah dengan kita sejak tadi!!!"
"Sial..." Jean tak tahu harus berbuat apa-apa lagi. Kini, di depannya dua kepala raksasa tampak telah siap untuk memangsanya. "Seharusnya aku menyadarinya dari awal... kami... tak mungkin kami menang menghadapi mahluk sebesar itu..."
Bruakkkk!!!!! sesuatu tiba-tiba saja menghantam kepala Titan yang ada di depan Jeans. Dan ternyata, ia tak lain adalah si Titan yang sebelumnya Mikasa temui.
"Gaaaaaaarrrrrhhh!!!!" teriak sang Titan. "A-apa-apaan itu tadi..." Jeans dan rekan-rekannya yang baru saja melihat kejadian itu sama terkejutnya dengan Mikasa dan rekan-rekannya saat pertama kali melihat si Titan itu.
Prankk!!! Mikasa dan dua rekannya masuk menerobos jendela kaca ruangan itu. "Mikasa!!!??"
"Tadi itu hampir saja, sekarang gas kita benar-benar sudah habis. Tapi, kita berhasil..." ucap Connie.
"Ka-kalian masih hidup..." Jean berada pada posisi antara senang dan tak tahu harus berkata apa. "Kita berhasil, Armin!! Rencanamu sukses!!" ucap Connie. "Hei teman-teman, Titan yang itu senang membunuh bangsanya sendiri, dan dia tak tertarik pada manusia!!" jelas Connie sambil menunjuk si Titan misterius.
"Mikasa dan aku berhasil memancingnya sampai ke kerumunan para Titan ini!! Kalau kita bisa memanfaatkannya dengan baik, kita bisa lolos dari sini tanpa masalah!!!"
"Memanfaatkan bantuan Titan?
Itu terdengar seperti mimpi..."
"Ini bukan mimpi." ucap Mikasa. "Aku tak peduli dia itu gila atau apa, yang pasti kami berhasil melakukannya sampai di sini. Dan jujur saja... inilah rencana terbaik supaya kita bisa tetap bertahan hidup."
Bersambung ke Shingeki no Kyojin Chapter 9
0 komentar:
Posting Komentar