Di tempatnya, Erza juga berurusan dengan kerumunan penjahat itu. Tapi tak seperti Natsu dan Wendy yang kejar-kejaran, Erza dan para penjahat itu sudah sama-sama berhenti. Erza berdiri di satu sisi dengan pedang di tangannya, sementara kerumunan penjahat itu berada di sisi yang berlawanan dengan Erza, bersiap dengan senjata masing-masing.
Erza dan para penjahat itu saling menatap.
"Berikan pemimpin kalian, Geese pada kami, maka aku tak akan menyakitimu!" ucap Erza.
"Mana ada bawahan yang menyerahkan bossnya hanya karena permintaan!?" bentak orang itu.
"Hmm, ternyata kalian lelaki sejati, aku kagum." ucap Erza.
"Kalau begitu ..." Erza tak menahan diri lagi, "Akan kubuat kalian merubah cara pikir kalian!!!" Erza mengeluarkan tenaga sihir, berubah ke mode armor dengan beberapa pedang mengitari tubuhnya, bersiap untuk menyerang sasaran.
"Kami tak peduli, cincang habis dia!!" mereka tetap berani melawan, beramai-ramai berlari ke arah Erza. Tapi hanya dengan satu serangan, Erza menembus barisan itu dan mengalahkan mengalahkan mereka semua.
"Jadi, apa sekarang kalian mau memberitahu Geese dimana?"
Sayangnya serangan Erza terlalu kuat hingga membuat mereka tak sadarkan diri. "Sial, sepertinya aku terlalu berlebihan." ucap Erza.
Kembali ke sisi Natsu, masih ada saja orang-orang yang mengejarnya. Setelah tadi beberapa orang berhasil dibuat hangus, penjahat-penjahat lain muncul dan kembali mengejarnya.
Natsu masih berlari di atas atap, meloncat dari satu rumah ke rumah lainnya sampai kemudian ia menemukan sebuah bangunan dengan atap terbuka, dan di sana terdapat tungku api.
"Ada, ada..." Natsu langsung mengambil apinya dan kemudian memakannya. Tenaga Natsu seolah terisi penuh setelah memakannya, dan kemudian dengan penuh semangat menyerang orang-orang yang masih mengejarnya, "Pukulan naga api!!!"
Terjadi ledakkan api yang hebat, cukup kuat untuk membuat orang-orang tadi tak mampu lagi mengejar Natsu.
Di tempatnya, Gray juga sedang berhadapan dengan kerumunan penjahat. Setelah melempar bajunya secara sembarangan, Gray bertanya pada mereka, "Jadi, dimana Geese berada?"
Tapi orang-orang itu malah berteriak, "Serang lelaki cabul itu!!!" dan mereka benar-benar menyerang Gray. Gray tentu saja tak diam, dengan sihir esnya ia balik menyerang mereka semua. "Lance!"
Beberapa penjahat berhasil dijatuhkan. Namun, jumlah mereka terlalu banyak. "Ya ampun, mereka terlalu banyak..." ucap Gray, kemudian dengan sihirnya ia membekukan tempat orang-orang itu berpijak hingga membuatnya licin.
"Jadi, dimana Geese berada?" tanya Gray lagi. Namun sebelum sempat menjawab, orang-orang itu malah tergelincir karena saking licinnya.
"Uwaaahhh!!!" salah seorang korban ledakkan api Natsu terjatuh menuju arah Gray. Tapi sebelum menimpanya, Gray membekukan orang itu dan sekaligus mendorongnya kembali ke atap, ke tempat Natsu.
"Hei, apa yang kau lakukan hah, Gray!?" Natsu menangkapnya, membakar kembali orang itu dan melemparnya ke arah Gray. "Kau sendiri apa yang kau lakukan, hah!?"
Orang itu kembali beku, dibakar, beku, "Panas!! Dingin!!" dan begitu seterusnya. Sampai akhirnya, Erza mendatangi mereka dan berteriak, "Bisa berhenti, tidak!?"
"Siapp!!!" Natsu dan Gray langsung berhenti dan wajah mereka pucat. Orang tadi terjatuh, begitu pula dengan Natsu. Natsu terpeleset dari atap dan jatuh di es yang Gray buat, kemudian meluncurr seperti orang-orang tadi.
"Itu balasan karena tadi sudah menyemburku." ucap Happy puas.
Selanjutnya di posisi Lucy, ia juga sedang bertarung dengan para penjahat. "Katakan dimana Geese maka aku tak akan menyakiti kalian!!" Luccy membuka gerbang Taurus. Monster sapi muncul dan menyerang orang-orang itu dengan kapaknya.
"Walau apapun yang terjadi, nona Lucy tetap memiliki Naissu Body!!!" teriak Taurus sambil menyerang.
"Hei hei, kenapa datang-datang malah berteriak seperti itu? Sebaiknya kau kembali saja." Lucy mengembalikan Taurus, dan kemudian membuka gerbang lainnya, "Membuka gerbang singa, Loki!!"
"Yaaa, kau bisa mengandalkanku, Lucy!!" Loki muncul, kemudian membantai habis orang-orang itu dengan pukulannya. "Aaah, kurasa ini buruk, Lucy." ucap Loki.
"Ya, kau terlalu berlebihan." ucap Lucy.
Happy terbang ke bawah menuju tempat Natsu tergelincir. Kemudian, ia menemukan Natsu tersangkut di perahu dekat pelabuhan. Natsu rebah di sana dalam keadaan yang memperihatinkan. "Selamatkan aku... Happy." Natsu mabok kendaraan.
"Apa kau lupa kalau kau punya penyakit mabok kendaraan, hah?"
Kembali ke bagian atas, Erza dan yang lainnya akhirnya menemukan penjahat dengan tattoo bertuliskan Geese di belakangnya. "Itu dia!! Tattoonya bodoh sekali..."
"Serahkan dia padaku!!" Lucy mengejarnya. Tapi tentu saja, Erza dan yang lainnya juga ikut menyusul.
Penjahat itu berlari melewati gang, berbelok menuju bagian yang lebih sempit, terus berlari, dan terus dikejar.
Pada akhirnya, mereka sampai di sebuah jalan buntu. "Yosh!!" Lucy senang karena akhirnya penjahat itu tak bisa kabur kemana-kemana lagi. Yah, setidaknya itulah yang Lucy pikirkan. Namun ternyata, Geese sengaja menggiring Lucy ke sana. Lalu dengan sihir, ia membuat dirinya menjadi setipis kertas, dan kemudian kabur lewat celah super kecil yang ada di pinggir tembok.
Lucy terjebak, dan pada akhirnya penjahat bernama Geese itu tak berhasil mereka tangkap.
Setelahnya mereka menghadap walikota, orang yang memberi misi, dan kemudian menjelaskan kejadiannya. Tapi setelah mendengar hal itu, walikota malah marah-marah. "Jawaban macam apa itu!? Bukankah kalian sudah mengoyak-ngoyak kota itu!?"
"Ya..." sahut Lucy, "Saya yang bertanggung jawab atas lolosnya dia." lanjutnya.
"Tolong maafkan kami, tuan." ucap Erza. "Tapi, para pengikutnya..."
"Sudahlah, sudah... Fairy Tail apanya?" ucap walikota, "Sebelum membanggakan nama, bekerjalah dengan lebih baik dan benar!! Tidak ada imbalan untuk kalian." walikota pergi menuju ruangannya dan menutup pintu rapat-rapat.
"Fiuhh..." Lucy dan yang lainnya hanya bisa menghela nafas.
"Maaf ya, teman-teman... ini semua salahku." ucap Lucy.
"Santai saja..." Natsu menepuk pundak Lucy dan kemudian tersenyum ke arahnya, "Meskipun kau memang salah, kami akan tetap bersamamu." ucap Natsu.
"Kata-kata yang bagus, Natsu." ucap Happy.
"Kita memang harus menghadap master bersama-sama, kan?" ucap Charla.
"Charla..." ucap Wendy.
"Ayo kita pulang." ajak Erza.
Merekapun kembali, pulang, tanpa mendapat hadiah seperti yang sebelumnya Lucy bayangkan.
Jauh dari mereka, di suatu gurun, tepatnya di bawah sebuah pohon yang ada di gurun, tampak penari dari scene sebelumnya. Ia baik-baik saja, duduk sambil melihat ke arah potongan setengah lingkaran yang dibawanya.
Selanjutnya : Fairy Tail Movie 1 bagian 3
0 komentar:
Posting Komentar