"!!" Kaiou Utara mampu merasakan hal tersebut. Wajahnya pucat, dan tampak begitu ketakutan. "Tidak, tidak! Mereka dihancurkan!" pikirnya panik. "Apa yang aku takutkan akhirnya terjadi juga. Kita harus melakukan sesuatu, Galaksi kita akan menjadi sasaran berikutnya."
Di Bumi, Goku dan Chichi sedang sibuk dengan hal yang jauh hubungannya dari peraturan. Mereka berdua berada di kota, di tengah antrian para orang tua yang ingin mendaftarkan anaknya ke sekolah. "Goku, tolong perhatikan! Nanti akan ada bagian wawancara ayah." ucap Chichi. "Ayo kita latihan."
"Ta-tapi, Gohan, Bulma, dan yang lainnya sedang bersenang-senang pergi piknik ke taman, aku juga ingin pergi bersama mereka." ucap Goku. "Apa setelah ini aku bisa pergi?"
"Aku ragu." ucap Chichi, "Ini membutuhkan waktu sekitar dua jam." jelasnya. "Apa!? Dua jam!?" Goku kaget. "Tapi setelan yang kukenakan ini begitu jelek dan tidak nyaman ..." Goku merasa gerah karena harus memakai kemeja dan jas yang cukup ketat.
"Sekolah swasta ini adalah salah satu yang terbaik di dunia!!" bentak Chichi. "Gohan akan diterima kalau kita berperilaku baik selama dua jam dan menjawab pertanyaannya!!" teriaknya, membuat Goku kaget dan juga orang-orang yang mengantri di belakang mereka.
"Ehm, baiklah, mari kita latihan. Apa hobimu?" tanya Chichi, pertanyaan yang sama dengan yang kemungkinan akan ditanyakan nanti pada sesi wawancara. "Uhm, hobi itu sesuatu yang kau sukai, kan? Kalau begitu tentu saja, hobiku bertarung melawan musuh yang kuat." ucap Goku.
"Tidak!! Kau tak boleh menjawab seperti itu!!" ucap Chichi, "Kau harus bilang, hobiku adalah membaca dan berolah raga." jelasnya. "Ta-tapi, aku bahkan tak punya satu bukupun." ucap Goku.
Di taman, seperti apa yang Goku jelaskan tadi, Gohan dan yang lainnya sedang piknik. Mereka bersenang-senang, makan, tertawa melihat aksi lucu kakek kura-kura.
"Hebat, kau harus mengajariku bagaimana cara melakukan itu." ucap Gohan.
Kembali ke Goku dan Chichi, mereka telah masuk ke dalam gedung. Antriannya begitu panjang, dan sampai di dalampun masih tampak begitu banyak orang tua yang mengantri. "Yah, Goku, hanya ada beberapa orang tua lagi sebelum giliran kita." ucap Chichi.
"Ukh, Chichi, aku kelaparan." ucap Goku. "Kau selalu lapar. Baik, mari kita coba latihan sekali lagi. Goku, apa saja hobimu?"
"Aku harus mengatakan kalau aku suka olah raga dan membaca, kan?" Goku sudah paham. "Ya, benar sekali." ucap Chichi. Kemudian, ia lanjut ke pertanyaan berikutnya, "Lalu, bisakah kau mengatakan beberapa kata favoritmu?"
"Kata-kata favorit?" Goku kebingungan. "Hmm, aku benar-benar tak bisa memikirkan kata-kata apa yang aku sukai. Tapi kalau makanan favorit, aku punya ribuan nama untuk disebutkan." ucap Goku.
"Berhentilah bermain-main, Goku!! Orang-orang akan mentertawakan kita!!" ucap Chichi. Kemudian, ia memberi contoh. "Persahabatan, Usaha, Kemenangan, kau harus menggunakan kata-kata itu, Goku. Ini sangat amat penting."
"Ooh, aku mengerti." ucap Goku, "Wawancara ini semacam kontes berbohong, kan?"
"Ukkh, kau membuatku pusing." ucap Chichi. "Nah, kalau begitu mari kita pulang saja." ucap Goku. "Tidak! Tidak bisa!!" bentak Chichi. Goku kaget, begitu juga orang-orang di belakang Goku. "H-hei, sebaiknya kau menuruti saja apa yang wanita itu katakan." saran salah seorang dari belakang Goku.
Di taman, Krilin menyumbangkan suaranya. Ia bernyanyi, dengan suara dan musik yang jujur sama sekali tidak bagus. Gohan dan yang lainnya mendengarkan dengan Seksama.
"Suaranya benar-benar mengagumkan." ucap ibu Bulma. Bersama dengan suaminya, mereka berdua juga ikut dalam piknik itu. "Kurasa dia memang berbakat dalam bernyanyi." ucap ayah Bulma. Berbeda dari mereka, Trunks kaget, "Dari segi mana ini bisa disebut bagus?"
"Aakh, aku tak tahan lagi mendengarnya!!" ucap kesal Vegeta dari balik sebuah pohon.
Dengan pendapat yang berbeda-beda itu, Krilin terus bernyanyi. Sampai tiba-tiba, sekilas langit berubah menjadi gelap. Ternyata, sebuah pesawat luar angkasa berukuran besar melintas dan mendarat tak jauh dari mereka.
Pesawat luar angkasa itu membuka pintu, dan ratusan pasukan bersenjata muncul dari sana. Orang-orang kaget, Trunks bersiaga. Namun kelihatannya, mereka tidak berniat jahat. Pasukan-pasukan yang dipimpin oleh seorang lelaki itu menghampiri Vegeta.
"Tuanku ..." Pasukan bertopeng itu memberi penghormatan pada Vegeta. "Apa maksud semua ini!?" ucap Vegeta tak mengerti.
"Akhirnya kami menemukan anda, pangeran Vegeta." ucap pemimpin mereka, seorang lelaki bertubuh kekar, dengan seragam khas Saiya yang diselimuti jubah putih. Lelaki itu mendekat, dan kemudian sama seperti yang lainnya, ia berlutut memberi hormat.
"Heh, kau orang Saiya, ya?" tanya Vegeta. "Ya, namaku Paragus." ucap lelaki itu, lelaki Saiya yang diketahui bernama Paragus.
Selanjutnya : Dragon Ball Z Movie 8 Bagian 2
0 komentar:
Posting Komentar