Erza berhasil mengalahkan Kagura. Ya, setidaknya itulah yang sesungguhnya terjadi. Namun karena Minerva yang menyelesaikannya, timnyalah yang mendapat lima poin. Dengan ini, Sabertooth kembali menuju puncak dengan 54 poin. Disusul Fairy Tail dengan 50 poin, dan Lamia dengan 49 poin.
Keadaan benar-benar menyudutkan Fairy Tail. Terlebih setelah pertarungannya tadi, Erza kehilangan banyak tenaga dan mendapat banyak luka. "Selanjutnya adalah giliranmu, Erza." ucap Minerva. "Dengan luka seperti itu, aku bisa memprediksi hasil pertarungannya."
"Mi-Milliana ..." Kagura masih mampu bicara. "Kumohon ... Kumohon selamatkan Milliana." pintanya pada Erza. "Ya." jawab Erza. "Milliana? Maksudmu si kucing itu?" Minerva mengeluarkannya. Dan sekarang, Milliana sudah tak mampu bergerak lagi. "Dia sudah tak bisa bertarung, jadi aku kmendapatkan poin lagi." ucap Minerva.
Poin untuk Sabertooth kembali bertambah. Dari 54, poin mereka kini adalah 55.
Dengan tubuh yang juga terluka, Erza menghampiri Milliana. "Milliana ..."
"Ah, Er ... chan?" Milliana masih mampu bicara, meski kekuatannya hampir terkuras habis. "Bertahanlah, Milliana!" ucap Erza. "I-ini ..."
Erza kaget. Ia merasakan sesuatu yang lengket saat memegang jubah gadis kucing itu. Dan saat Erza melihat puggungnya, ternyata penuh dengan darah. Milliana memiliki begitu banyak luka bekas cambukkan.
"Ah, aku bosan menunggu, jadi aku menyakitinya untuk menghabiskan waktu." ucap Minerva. "Dan kau tahu, aku begitu menikmati teriakan kesakitannya."
Erza marah. Jauh lebih marah dari sebelum-sebelumnya, emosinya sudah tak bisa ditahan-tahan lagi.
Di sisi lain, Gajeel dan Rogue masih bertarung. "Rasakan ini!!" Gajeel menyerang dengan pukulan besinya. "Ukhhh!!!" Rogue terlempar. Namun, ia masih terus berusaha untuk berdiri.
"Kau tak akan bisa melebihi kekuatanku dalam sehari, menyerah saja." ucap Gajeel, "Jika mengalahkan Salamander berdua saja kau tak bisa, mustahil kau bisa mengalahkanku."
"Kau tidak sekuat Natsu Dragneel." ucap Rogue.
"Kau ..."
Di tempat Laxus, pertarungannya dengan Orga juga masih berlanjut. Mereka saling beradu kekuatan. Laxus dengan petirnya, dan Orga dengan petir hitamnya. "Huh, kau begitu bernafsu, seperti dugaanku." ucap Orga. "Bicaramu begitu besar, apa ini semua yang kau milikki?" ucap Laxus. "Aku juga ingin tahu ..." ucap Orga.
"Hohoho ..." seseorang tiba-tiba saja menghampiri pertarungan mereka. "Kelihatannya beberapa lelaki kuat sedang berkumpul disini, bolehka aku bergabung? Darahku sudah benar-benar mendidih." ternyata ia tak lain adalah Jura.
"Jura, salah satu penyihir suci!?" Orga kaget.
"Jadi kita bertemu ya, monster." ucap Laxus.
Di sisi Juvia dan Chelia, mereka juga masih bertarung. Atau lebih tepatnya, mereka masih berkelahi. Saling pukul, daling jambak. "Kaulah yang sudah menggoda Lyon!!" ucap Chelia, "Juvia hanya mencintai Gray-sama!!" ucap Juvia, dan perkelahian terus berlanjut.
"Mengejutkan melihat Chelia berjuang sekeras itu." ucap Lyon yang tiba-tiba datang. "Juvia memang kuat." pikirnya.
"Ah, sial, sepertinya ini bukan tempat yang baik." ucap Gray, yang juga tiba-tiba datang.
"Lyon!!"
"Gray-sama!!!!"
Mereka berdua menghentikan perkelahian dan menoleh ke arah dua lelaki itu.
"Bagaimana bisa kau tampak begitu lusuh, Gray?"
"Tenang saja, kami akan menghabisi kalian sekaligus." ucap Gray.
"Kami akan menghabisi kalian sekaligus? Kita akan bersama selamanya, aku mencintaimu, Juvia." Juvia mengkhayal. "Gyaaa!!!" dan iapun langsung memeluk Gray, "Kemana kita akan pergi untuk bulan madu, sayang??"
"Apa yang sebenarnya ada dalam otakmu hah!?" bentak Gray.
"Ah, tidak!! Aku harus mebuat Juvia sadar!! ucap Lyon."
"Kamulah yang harus sadar, Lyon ..." ucap Chelia.
Sementara itu di dalam kastil, Natsu dkk tersesat. Ya, meski sudah keluar dari ruang neraka, mereka tetap tak tahu jalan keluar dari kastil. "Aku tak pernah menyangka kita akan tersesat seperti ini." ucap Loki. "Ini benar-benar masalah." ucap Mirajane.
"Aku tidak begitu tahu struktur dari tuan kastil." ucap Yukino.
"Tuan kastil??"
"Kita harus segera keluar dan memberitahu semuanya." ucap Lily.
"Aye!!" ucap Happy.
"Supaya lebih cepat, ayo kita hajar dan bertanya pada pasukan kerajaan." saran Natsu.
"Tak mungkin, kita punya orang yang sedang terluka di sini." ucap Charla.
"Tapi dengan jumlah kita yang banyak, kita pasti bisa." ucap Happy.
"Masalahnya bukan itu saja." ucap Mirajane, "Guild kita sedang ikut dalam Daimatou Enbu, turnamen yang disponsori oleh raja. Kalau kita membuat kesan yang buruk pada kerajaan ..."
"Kita sudah mengalahkan para eksekutor, kurasa sudah terlambat." ucap Yukino.
Sementara Lucy, ia hanya diam, melihat Lucy masa depan yang masih belum sadarkan diri. "Lucy, kau tak perlu khawatir." ucap Loki, "Meskipun ada dua Lucy, aku tetap akan mencintai kalian." lanjutnya. "Hei hei, tak bisakah kau membaca suasana?" ucap Charla.
"Uhk ..." TIba-tiba Lucy masa depan terbangun.
"Oh! Apa kau baik-baik saja, Lucy masa depan!?"
"Di-dimana aku?"
"Kami juga tidak tahu. Tapi kelihatannya ini ruang makan kerajaan."
"Jadi, kita masih di dalam kastil ya ..." ucap Lucy. Dan kemudian, ia mulai menjelaskan ingatannya. "Menurut ingatanku, setelah kita menyelamatkan diri dari ruang Neraka, kita semua akan ditangkap lagi oleh pasukan kerajaan. Itulah kenapa kita harus memberitahu mereka terlebih dahulu."
"Apa itu yang terjadi pada Lucy masa depan?"
"Apa yang kau katakan, hah? Tak mungkin mereka bisa menangkap kita." ucap Natsu.
"Tepat sekali, kurasa kita tak akan kalah." ucap Mirajane.
"Selama menyelamatkan diri, kita melewati ruang gerhana, jadi kita tak bisa menggunakan sihir dan tertangkap." jelas Lucy. "Bodoh sekali." ucap Natsu. "Kita hanya tidak beruntung."
"Ketidak beruntungan ..."
"Lalu kita dikurung di penjara."
"Waktu itu?"
"Uhm, lalu kenapa Lucy-san kembali dari masa lalu?"
"Untuk merubah masa depan terburuk ..." ucap mentri pertahanan. Bersama dengan tuan putri, tiba-tiba saja lelaki pendek itu muncul. "Masa depan terburuk?" Natsu bertanya-tanya. "Memangnya apa yang terjadi pada masa lalu?"
"Orang itu memberitahuku kalau ... keputus asaan itu menunggu kita." jelas tuan putri. "Kawanan naga berjumlah lebih dari sepuluh ribu akan menyerang negeri kita."
"Negeri ini akan hancur, kastil akan dihancurkan, dan banyak nyawa akan mati."
"Benar atau tidaknya hal itu ..."
"Orang itu memberiku jawaban. Hasil dari Daimatou Enbu, akan menuntun keputusanku." ucap tuan putri.
Bersambung ke Fairy Tail Chapter 317
0 komentar:
Posting Komentar